July 04, 2020

[Book Review] Wedding With Converse - Inggrid Sonya

Judul: Wedding With Converse
Penulis: Inggrid Sonya
Genre: Romance
Rilis: Maret, 2017 (Cetakan pertama); Juni, 2019 (Cetakan kedua)
Tebal: 413 halaman
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Elex Media Komputindo
ISBN: 9786230001239
Harga: IDR. 90.000
Rate: ★★★½


B l u r b :

Raskal dan Joana, dua orang siswa SMA yang kini sedang dijerat putus asa akan kenyataan hidup. Mereka bersahabat dari kecil, namun persahabatan itu harus putus karena terjadinya sebuah peristiwa; Joana hamil dan Raskal terjebak lingkup narkoba. Cita-cita, harapan, dan juga angan-angan musnah sudah untuk keduanya. Raskal, yang adalah laki-laki yang bertanggung jawab atas kehamilan Joana, terpaksa harus menikahi gadis itu. Namun, sekali lagi ditegaskan, walau Raskal adalah sahabat kecilnya, kini Joana menganggap Raskal hanya sebagai laki-laki brengsek yang harus mempertanggungjawabkan semuanya. Raskal pikir, pernikahan adalah ujian terberatnya. Tapi, saat waktu terus bergulir dan dia menyadari orang-orang yang dicintainya mulai pergi meninggalkannya, Raskal baru mengerti kalau dirinya memang tidak bisa tertolong lagi.

*

Pertama kali baca blurb-nya, jujur aku langsung tertarik. Memang ini bukanlah cerita mengenai kehamilan remaja di luar nikah yang pertama kali aku baca, tapi mungkin karena aku udah pernah dibuat termehek-mehek dengan Tujuh Hari untuk Keshia yang juga karya dari Inggrid Sonya, aku merasa tertarik.

Dari segi cerita, yang membuat aku tertarik adalah Joana yang hamil di luar nikah, secara yang menghamilinya adalah sahabat Joana sendiri, Raskal. Mereka bersahabat sejak kecil, pernah mandi seember gitu deh. Jadi bener-bener udah tahu tentang kebaikan dan keburukan masing-masing. Tapi yang namanya hati memang punya segudang rahasia, Joana dan Raskal sebetulnya saling menyukai walau keliahatannya mereka hanya sekadar sahabat. Waktu SMP, Joana adalah cewek yang tomboi, jadi memang nggak ada yang berpikir jika Joana sebetulnya memiliki perasaan pada Raskal. Bagi Joana, itu adalah hal yang terlalu sulit untuk digapai. Sementara Raskal, cowok itu menyukai Joana sudah sejak lama, namun dia memilih untuk bertahan sebagai sahabat Joana. Sejak masuk SMA, dunia mereka berubah. Joana menjelma menjadi seorang gadis yang cantik dan feminin, sedangkan Raskal mulai bergaul dengan teman-teman yang berpotensi menyeretnya ke hal-hal yang negatif. Joana suka clubbing, Raskal terjerumus dalam balapan liar dan narkoba. Hubungan mereka merenggang.

Sampai pada malam pergantian tahun. Di mana Joana tengah clubbing bersama teman-temannya, di situ juga ada Reon, cowok yang sedang gencar-gencarnya mengejar Joana. Raskal yang ketika itu tengah balapan liar, menyempatkan diri untuk menelepon Joana. Tak disangka yang menerima teleponnya adalah Reon. Hal itu membuat Raskal naik pitam dan langsung menyusul Joana ke kelab. Sempat terjadi pertengkaran kecil antara Joana dan Raskal, yang berujung pada mabuknya Raskal. Joana mengantar Raskal pulang. Kemudian, terjadilah hal itu....

Akhirnya Joana hamil.

Kehamilan Joana membuat kehidupan dua sahabat ini berubah. Raskal mau tak mau harus bertanggung jawab dan Joana mau tak mau harus berhenti sementara dari sekolahnya. Tak hanya persahabatan mereka yang rusak, namun juga masa depan mereka.

Menurutku, cara Raskal menghadapi masalahnya patut untuk diacungi jempol. Raskal berusaha melakukan apa yang dia bisa sebaik mungkin, mulai dari membersihkan rumah, menyiapkan makan, menabung untuk biaya persalinan Joana, bahkan bekerja sampingan. Semua itu membuatnya perlahan-lahan, tanpa sadar meninggalkan teman-teman segengnya. Sayangnya semua yang Raskal lakukan tidak juga mendapat sambutan hangat dari Joana yang sangat-sangat membencinya. Menjadi seorang Raskal, rasanya berat banget, ya? Tak sampai di situ, Raskal juga kehilangan orang yang berarti dalam hidupnya.

Di saat Raskal terpuruk, jatuh sejatuh-jatuhnya, Joana mulai kembali hangat. Cewek itu berusaha untuk membuka hati dan memaafkan Raskal. Tak hanya itu, sahabat-sahabat mereka, Gavin, Reza, Shinta, dan Naomi juga turut berada di samping Raskal.

Raskal, Gavin, dan Reza memiliki latar belakang yang kurang baik dengan keluarganya, membentuk mereka menjadi pribadi yang cenderung buruk. Namun perjuangan Raskal, Gavin, serta Reza adalah hal yang paling aku apresiasi. Mereka memiliki hidup yang berantakan, namun mereka berusaha untuk lepas dan terus berjuang untuk sebuah masa depan yang cerah. Perjuangan mereka nggak kaleng-kaleng. Bagiku, karakter mereka cukup memberi contoh yang baik untuk kita semua. Persahabatan mereka juga saling menguatkan. Di saat salah seorang terjatuh, yang lain akan berusaha sebisa mungkin untuk menopang.

Dari segi penulisan, semuanya disusun dengan sangat baik. Para karakternya juga mendapat porsi yang seimbang. Hanya saja aku kurang sreg di beberapa eksekusinya, seperti pada bagian Gavin yang dijadikan umpan. Entah kenapa buat aku rasanya terlalu 'mentah', I can't feel something strong here. Untuk lika-liku perjalanan Joana dan Raskal, aku cukup suka meski nggak suka-suka banget. Pastinya bikin penasaran apakah pernikahan mereka akan bertahan atau nggak. Awalnya berasa greget, lama-lama aku agak ngerasa datar meski tetap happy ending. Pergolakan emosi mereka kurang begitu ngena di aku pas akhir cerita.

Jika ditarik sebuah garis besar, buku ini mengisahkan tentang para remaja yang berusaha keras untuk menghadapi masalah mereka dengan berjuang ke arah yang positif. Semua itu dikemas dalam sebuah kisah yang cukup kompleks. Selalu ada masa depan yang cerah meski saat ini kita terjerumus dalam jurang yang kelam.

Oh ya, di sini juga ada side story tentang Gavin dan Shinta. Di mana kucing dan tikus saling menyukai satu sama lain.

*

Q u o t e s :

Sebuah pertemanan. Dari sanalah perasaan hangat itu tercipta. Sebuah persahabatan yang baru saja dimulai. - h. 44
Segala hal yang sering kali diabaikan pada akhirnya akan terasa begitu berharga ketika kita kehilangannya. - h. 56
"Kita sama-sama terus ya kayak sepatu." [Raskal] - h. 61
Untuk itu, selama Joana masih bersikap seperti layaknya batu karang, selama itu pula dia menjadi air laut. Yang selalu datang meski tidak diundang dan yang selalu hadir untuk perlahan-lahan melunakkan. - h. 76
"Suatu saat nanti, entah kapan itu, gue yakin ada masanya kita bakal bahagia. Yang bisa kita lakukan sekarang cuma berusaha buat buktiin bahwa bahagia itu bener-bener ada." [Raskal] - h. 198
Karena tidak melulu soal air mata atau segelintir luka yang kadang membuat dadanya sesak dan sakit kepala, kehilangan juga memberinya pelajaran akan waktu yang tidak bisa diulang. - h. 248
"Nenek gue bilang, mau sebobrok apa pun kondisi kita, jangan pernah lupa bersyukur dengan apa yang kita punya. Walaupun itu sedikit." [Reza] - h. 251
"Gue ini gila, Dim. Jadi, gue punya kecenderungan nggak peduliin masalah bisa atau nggak bisa. Yang penting gue coba." [Raskal] - h. 287
"Untuk menggapai sesuatu yang diinginkan, emang harus butuh pengorbanan, kan?" [Joana] - h. 291