August 30, 2021

[Movie & Drama Review] C-Drama: Unforgettable Love / He Xian Sheng De Lian Lian Bu Wang / 賀先生的戀戀不忘 (2021)

 Judul: Unforgettable Love / He Xian Sheng De Lian Lian Bu Wang / 賀先生的戀戀不忘
Sutradara: Li Yulei
Penulis Naskah: Qin Ye
Genre: Family, Comedy, Romance, Marriage Contract
Pemeran: Miles Wei (He Qiaoyan), Hu Yixuan (Qin Yiyue). Lennon Sun (He Weifei/Xiao Bao), Jerry Yu (Wen Gu), Sheng Huizi (Yang Ruowei), Wu Chengxu (Ning Fang)
Negara: China
Bahasa: Mandarin 
Jumlah Episode: 24
Durasi: 41 menit per episode
Tayang: 10 Juli - 2 Agustus 2021
Rating: 7.0/10


S i n o p s i s :

Qin Yiyue, seorang dokter psikologi anak dipertemukan dengan Xiao Bao, seorang anak yang memiliki trauma sehingga tidak mau berbicara dan berinteraksi dengan siapa pun. Anehnya, Xiao Bao langsung bisa dekat dengan Qin Yiyue. Lalu, demi mengobati Xiao Bao, Qin Yiyue harus menikah kontrak dengan He Qiaoyan, sang CEO dari grup He yang gila kerja serta memiliki sikap dingin. 

Dari menjadi orangtua pura-pura Xiao Bao, Qin Yiyue dan He Qiaoyan yang mulanya selalu berselisih pendapat, lama-kelamaan menjadi dekat. Tumbuh benih-benih cinta di antara mereka. Akan tetapi masa lalu He Qiaoyan, serta bisnis grup He seolah tidak merestui mereka. Qin Yiyue dan He Qiaoyan dipaksa untuk berpisah.

Belakangan diketahui jika ternyata banyak hal yang tersembunyi, serta ada sebuah kejadian di masa lalu yang menghubungkan Qin Yiyue, He Qiaoyan, dan Xiao Bao.

*

P l o t :

Seperti yang udah aku tulis di sinopsis, awal mula plot dari drama ini adalah pertemuan Qin Yiyue dengan Xiao Bao, seorang anak yang memiliki trauma akibat kecelakaan ketika dirinya masih berada di usia balita. Xiao Bao merupakan anak yang sulit berinteraksi dengan orang, susah dikendalikan, dan tidak mau berbicara. Bukannya cacat, tapi memang tidak mau berbicara. Biasanya Xiao Bao akan menuliskan apa yang ingin dia katakan dengan tablet yang selalu dia bawa ke mana-mana. Pertama kali bertemu Qin Yiyue, Xiao Bao langsung menurut dan bisa dikendalikan. Padahal dokter spesialis psikologi anak mana pun sudah menyerah dengan sikap Xiao Bao. Berdasarkan hal ini, He Qiaoyan sebagai ayah Xiao Bao mengajak Qin Yiyue untuk bekerja sama menyembuhkan trauma Xiao Bao. Terlebih Xiao Bao selalu memanggil Qin Yiyue dengan sebutan mama. He Qiaoyan berpikir jika mereka berpura-pura untuk menjadi orangtua bagi Xiao Bao, trauma anak tersebut akan segera pulih.

Akhirnya setelah melalui perjuangan yang cukup sulit dan panjang, He Qiaoyan berhasil membuat Qin Yiyue menandatangani kontrak pernikahan. Selama masa kontrak, Qin Yiyue harus tinggal bersama He Qiaoyan dan Xiao Bao, berpura-pura menjadi istri He Qiaoyan serta ibu bagi Xiao Bao.


Sebetulnya alasan yang membuat Qin Yiyue setuju untuk menandatangani kontrak adalah karena Qin Yiyue telah menghilangkan cincin berlian 15 karat yang dipinjamkan oleh He Qiaoyan. Waktu itu He Qiaoyan berpura-pura melamar Qin Yiyue pada sebuah acara di rumah sakit untuk mempermalukan mantan Qin Yiyue, Zhou Ziyang. Padahal sebenarnya cincin itu nggak hilang, hehe. Cuma keselip.


Awalnya kebersamaan mereka selalu diisi dengan perbedaan pendapat. He Qiaoyan terlalu overprotected kepada Xiao Bao. Sementara Qin Yiyue bisa lebih fleksibel dalam menangani Xiao Bao. Xiao Bao sendiri yang sudah ingin Qin Yiyue menjadi mamanya berusaha untuk selalu menyatukan He Qiaoyan dan Qin Yiyue. *yah, namanya juga anak-anak, wkwkwkwkwk*

Suatu hari muncullah Bibi He yang merupakan bibi He Qiaoyan. Beliau marah karena He Qiaoyan menikah diam-diam dan wanita yang dipilihnya, Qin Yiyue, sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk menjadi Nyonya He. Namun He Qiaoyan tetap saja mempertahankan Qin Yiyue, selain demi Xiao Bao, sebenarnya dia sendiri juga sudah mulai memiliki perasaan pada Qin Yiyue. 
Bibi He yang saat itu bisa dibilang menjadi wali He Qiaoyan mengatur perjodohan dengan Lin Wei, putri dari grup Lin. Mereka sebenarnya sudah pernah dijodohkan saat kecil, tapi He Qiaoyan hanya menganggapnya sebagai basa-basi orangtua kala itu.

Lin Wei sebenarnya juga tidak mencintai He Qiaoyan, semua upayanya dalam memenangkan hati He Qiaoyan tak ubahnya hanya demi kepentingan bisnis keluarga, plus tekanan dari orangtuanya. Tapi sayangnya He Qiaoyan sama sekali tidak tergerak meski dengan iming-iming jika mereka menikah nanti, akan memberikan keuntungan pada bisnis keluarga mereka.

Qin Yiyue yang diserang dari dua arah oleh Bibi He dan Lin Wei, akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kontrak. Namun di saat itu He Qiaoyan malah menyodorkan kontrak baru, yaitu meminta Qin Yiyue menjadi kekasihnya. Qin Yiyue menerima He Qiaoyan dan mereka resmi berpacaran. Akan tetapi ancaman dari Bibi He maupun dari grup Lin tetap saja berdatangan. Bibi He meminta Qin Yiyue untuk meninggalkan He Qiaoyan, bukan karena apa, karena Bibi He takut He Qiaoyan teringat akan kecelakaan yang merenggut nyawa kakak kandung dan kakak iparnya, yang tak lain adalah kedua orangtua kandung Xiao Bao. Sementara dari grup Lin, ancamam bisnis mulai berdatangan. Banyak rekan-rekan mereka yang  memutuskan kontrak kerja sama dengan grup He.

Setelah melalui pemikiran yang panjang, Qin Yiyue akhirnya memutuskan untuk meninggalkan He Qiaoyan, semata-mata demi kebaikan laki-laki itu dan bisnis grup He. Qin Yiyue memutuskan untuk pergi ke Jerman, mengejar impiannya. Pada saat hari keberangkatan Qin Yiyue, He Qiaoyan menghilang. Hal itu membuat Qin Yiyue membatalkan kepergiannya ke Jerman. Rupa-rupanya He Qiaoyan sudah mengingat soal kecelakaan itu dan rasa bersalahnya kembali muncul. Qin Yiyue yang sebenarnya masih mencintai He Qiaoyan memutuskan untuk membantu He Qiaoyan memulihkan sebagian ingatannya yang hilang. Namun He Qiaoyan malah menolaknya, menyuruh Qin Yiyue untuk tidak lagi menemuinya.

Ning Fang, senior Qin Yiyue yang juga menyukai perempuan itu akhirnya mendatangi He Qiaoyan. Dia mengatakan jika akan menyatakan perasaannya pada Qin Yiyue. Pada saat Ning Fang hendak menyatakan perasaannya, He Qiaoyan datang dan merebut kembali Qin Yiyue. 

Singkatnya hubungan He Qiaoyan dan Qin Yiyue membaik. Mereka akhirnya menemukan penyebab kecelakaan beberapa tahun lalu. Trauma Xiao Bao juga semakin menghilang. Xiao Bao sudah bisa bersekolah di sekolah umum, serta berinteraksi dengan orang lain, meski masih belum dengan semua orang.


*

UL ini adalah sebuah drama yang heartwarming banget buat aku. Di mana seorang anak yang mengalami trauma karena kecelakaan yang menewaskan kedua orangtua kandungnya, sehingga anak tersebut enggan berbicara dan bersosialisasi dengan orang lain. Interaksi antara Qin Yiyue, He Qiaoyan, dan Xiao Bao bener-bener bikin hati adem. Suka aja gitu ngelihat sebuah keluarga yang utuh dan bahagia. 

Secara keseluruhan cerita, aku ngerasa 'baik-baik saja'. Aku bisa menerima dan menikmati, tapi aku nggak merasakan ada sesuatu yang spesial. Awalnya waktu drama ini tayang, aku excited banget, udah berimajinasi yang macam-macam. Sayangnya apa yang disuguhkan nggak seperti yang aku harapkan.
Pada awal hingga pertengahan menjelang akhir, cerita yang disuguhkan datar-datar aja. Cenderung lebih menonjolkan usaha He Qiaoyan yang mati-matian membujuk Qin Yiyue untuk menikah kontrak dengannya. Nggak apa-apa sih, tapi di sini kesannya Xiao Bao jadi agak samar. Baru sekitar episode 18-19 masalah-masalah lain bermunculan. Jadi jomplang gitu deh. Ini menurutku ya, kalian boleh beda pendapat kok, boleh banget! 


Aku nggak tahu drama ini maunya menonjolkan kisah Xiao Bao atau Qin Yiyue-He Qiaoyan. Alurnya berasa kurang fokus. Di awal-awal, lebih condong ke masalahnya Xiao Bao, lalu di pertengahan sampai akhir lebih condong ke kisah percintaan antara Qin Yiyue dan He Qiaoyan. 

Bagi aku, drama ini sebenarnya punya ide cerita yang menarik, tapi sayang eksekusinya kayak kurang matang, jadi belepotan di sana sini. Beberapa hal kecil kurang begitu diperhatikan. Misalnya kehidupan Qin Yiyue yang menurutku selebor banget, padahal dia dokter yang menangani psikis anak, emosi Qin Yiyue juga sering meledak ketika berhadapan dengan orang yang nggak dia suka/memusuhi dia. Karakter seperti ini menurutku kurang tepat untuk seorang dokter. Lalu He Qiaoyan yang sebagai seorang CEO dengan sikap dingin dan gila kerja, dari awal cerita sampai akhir yang diurus gelang terus. Okelah itu gelang canggih, tapi apa iya perusahaan segede itu cuma memproduksi satu jenis gelang aja? Nggak ada kalung atau apalah gitu sebagai variasinya? Atau mungkin produk lain?



Chemistry antara dua tokoh utama berasa kurang. Kurang banget. This is hate to love story, tapi waktu mereka jatuh cinta, aku nggak bisa ngerasain aura lope lope dari mereka. Just an acting. Kelihatan banget nggak ada feel-nya. Ributnya aja seru, tapi giliran jatuh cinta hambar. 

Di samping cerita Qin Yiyue dan He Qiaoyan, ada juga cerita yang menurutku lebih greget antara sahabat Qin Yiyue, Yang Ruowei, dan sahabat He Qiaoyan, Wen Gu. Mereka berdua ini feel-nya malah lebih terasa. Terus ada lagi sedikit kisah dari Lin Wei dan Ning Fang.

Kesimpulannya UL ini adalah sebuah drama yang heartwarming. Tapi untuk hal-hal pendukung lainnya aku bisa bilang kalau masih perlu diperbaiki. Sayang banget, ide ceritanya bagus, tapi eksekusinya kurang matang. Hm, tapi untuk sebuah tontonan, UL cukup ringan dan manis. Aku sama sekali nggak merasa gemes ataupun terharu, tapi masih bisa menikmatinya dengan baik.

Next time, apa yang bakal aku review
Aku usahakan PYHoMS dan MLH hehe....

*

August 21, 2021

[Movie & Drama Review] C-Drama: Falling Into Your Smile / Ni Wei Xiao Shi Hen Mei / 你微笑时很美 (2021)

 Judul: Falling Into Your Smile / Ni Wei Xiao Shi Hen Mei / 你微笑时很美
Sutradara: Qiu Zhong Wei
Penulis Naskah: Qing Mei
Genre: E-Sport, Comedy, Youth, Romance, Life
Pemeran: Cheng Xiao (Tong Yao/ZGDX_Smiling), Xu Kai (Lu Sicheng/ZGDX_Chessman), Rachel Wang (Chen Jinyang), Zhai Xiaowen (Jian Yang/CK_Sunflower), Zhou Yiran (Ai Jia/YQCB_Aico), Yao Chi (Lu Yue/ZGDX_Lv), Sun Kai (Xiao Pang/ZGDX_Pang), Gao Han (Lao K/ZGDX_K), Kevin Xiao (Lao Mao/ZGDX_Cat), Yalkun Merxat (Yu Ming/ZGDX_Ming), Cui Zhaoyang (Xiao Rui)
Negara: China
Bahasa: Mandarin
Jumlah Episode: 31
Durasi: 45 menit per episode
Tayang: 23 Juni - 15 Juli 2021
Rating: 9.8/10


S i n o p s i s :

Dalam dunia e-sport yang seluruh pemainnya adalah laki-laki dan perempuan hanyalah sebagai penggemarnya, tiba-tiba dikejutkan oleh kemunculan pemain perempuan pertama yang berposisi sebagai mid laner. Pemain perempuan itu bernama Tong Yao, seorang gadis pendek dan imut, yang setiap kali bertanding tidak pernah menyalakan kamera, sehingga tidak ada satu pun yang tahu jika dia sebenarnya adalah seorang perempuan.

Identitas Tong Yao yang ternyata perempuan terungkap ketika tim ZGDX mencari anggota baru karena mid laner lama mereka mengalami cidera pada tangannya dan memutuskan untuk pensiun. Mulanya Lu Sicheng meragukan kemampuan Tong Yao, namun pada akhirnya dia memutuskan untuk menerima Tong Yao dalam timnya.

Tong Yao yang juga memiliki mantan seorang pemain e-sport bersumpah dua hal. Pertama: Dia tidak akan menjalin hubungan dengan orang dari dunia e-sport. Kedua: Dia bertekad menjadi pemain e-sport profesional.

Namun pendirian Tong Yao mulai goyah karena kehadiran Lu Sicheng dalam hidupnya. Lu Sicheng, sang ketua tim yang tampan, namun begitu dingin. Lu Sicheng hanya akan berpacaran dengan perempuan yang lebih hebat darinya dalam bermain gim.

*

Halo! Apa kabar semua? Aku harap kalian sehat-sehat dan bahagia selalu, supaya bisa terus menghalu bersama cowok-cowok tamvan yang nggak mungkin digapai ya. Hehe....
Pada review sebelumnya aku bilang kalau akan mereview Put Your Head On My Shoulder dan My Little Happiness, tapi nyatanya aku malah ke-distrac sama drama ini. Oh ayolah, siapa yang bisa menolak pesonanya Xu Kai. Aku yakin kalian pasti akan ter-Xu Kai-Xu Kai setelah nonton drama ini.


P l o t :

Tong Yao, cewek mungil nan imut yang jago bermain gim tiba-tiba mendapat pesan jika dia direkrut oleh sebuah tim besar, yaitu ZGDX. Mulanya Tong Yao ragu, bagaimana bisa tim sebesar dan terkenal seperti ZGDX bisa merekrutnya? Jangan-jangan dia ditipu. Namun seseorang yang mengirimi pesan tersebut menyuruh Tong Yao untuk menonton pertandingan ZGDX di Beijing, agar mereka bisa bertemu. Setelah menimbang-nimbang serta berkonsultasi dengan sahabatnya, Jinyang, Tong Yao akhirnya berangkat ke Beijing untuk menonton pertandingan final antara ZGDX dan CK.


Pertandingan yang mempertemukan dua tim besar ini tentu saja seru, namun sayang ZGDX harus kalah karena mid laner mereka, Dewa Ming mengalami cidera pada tangannya. Pada kesempatan kali ini Tong Yao akhirnya bertemu dengan orang yang mengiriminya pesan untuk bergabung bersama ZGDX, yaitu Xiao Rui, manajer tim ZGDX. Xiao Rui menjelaskan alasan tim mereka mencari anggota baru, itu karena Dewa Ming mengalami cidera pada tangannya dan akan pensiun hari ini juga. Namun pensiunnya Dewa Ming bukan berarti meninggalkan dunia e-sport yang telah membesarkan namanya, Dewa Ming ke depannya akan menjadi pelatih di tim ZGDX. 

Sementara itu di tim CK, sang ketua tim, Jian Yang terkejut bukan main melihat Tong Yao berada di barisan pendukung tim ZGDX yang merupakan lawan mereka. Jian Yang yang merupakan mantan pacar Tong Yao terus berusaha mengajak Tong Yao berbicara untuk membahas hubungan mereka, namun selalu ditolak mentah-mentah oleh Tong Yao. Bagi Tong Yao hubungan mereka sudah selesai. 


Tong Yao akhirnya setuju menerima tawaran Xiao Rui untuk bergabung dengan tim ZGDX, walau ibunya tidak terlalu setuju dengan keputusan yang dibuat oleh Tong Yao. Sementara ayahnya lebih fleksibel. Ibu Tong Yao menganggap jika bermain gim tidak memiliki masa depan yang pasti, secara dalam waktu dekat Tong Yao yang baru saja lulus kuliah sudah berencana untuk magang di sebuah bank/perusahaan. Tapi akhirnya Tong Yao berhasil meyakinkan ibunya dan berjanji, jika dia menemui masalah dalam keputusannya, dia akan pulang.

Bergabungnya Tong Yao a.k.a Smiling dalam tim ZGDX menjadi sebuah berita besar, bukannya apa, Tong Yao adalah pemain perempuan pertama. Tentu saja banyak pemberitaan tentangnya, entah itu pro atau kontra, sementara sisanya adalah netizen yang penasaran akan wajah dan kemampuan Tong Yao. Tidak hanya itu, Lao K yang merupakan jungler ZGDX tidak bisa menerima kehadiran Tong Yao begitu saja. Sebab bagi Lao K, Dewa Ming tak tergantikan. Tak hanya itu, Lu Sicheng sebagai pemilik sekaligus ketua tim juga meragukan kemampuan Tong Yao. Untungnya ada Xiao Pang yang sikapnya sangat bersahabat dan menerima kehadiran Tong Yao dengan baik.

Awal-awal Tong Yao berada dalam tim memang mengalami beberapa masalah. Seperti harus beradaptasi dengan cara main tim, dikalahkan oleh TAT_Tei menggunakan shinigami yang paling Tong Yao kuasai, serta menghadapi komentar-komentar miring dari penggemar ZGDX. Belum lagi kedua orangtuanya yang tiba-tiba datang ke markas untuk melihat sendiri seperti apa kehidupannya.

Oh ya, posisi Tong Yao sebagai pemain utama sempat terancam karena kedatangan Lu Yue, adik Lu Sicheng yang tengilnya setengah mati. Lao K dan Xiao Pang begitu membenci Lu Yue. Sebab gara-gara Lu Yue, tangan Dewa Ming jadi terluka parah sampai akhirnya bisa dibilang cacat. Namun setelah mereka tahu cerita yang sebenarnya dari Ai Jia, yang saat itu berada di lokasi kejadian, hubungan antara Lao K, Xiao Pang, dan Lu Yue membaik. Bahkan Xiao Pang membuat masakan spesial dan hanya memberikan dagingnya pada Lu Yue sebagai permintaan maaf. Kadang cowok emang bisa cute juga ya, hehe. 


Tong Yao memang satu-satunya perempuan yang ada di markas, namun jangan salah, tidak ada yang memperlakukannya dengan istimewa. Tim memiliki aturan dan anggota tim bertugas untuk mematuhinya, jika tidak akan terancam potong gaji. Serem juga, ya? Wkwk.

Pemberitaan mengenai Tong Yao tidak berhenti sampai di situ, yang namanya penggemar pasti selalu kepo, kan? Hubungan asmara yang pernah terjalin antara Tong Yao dan Jian Yang pun tak luput dari pemberitaan, ditambah lagi Lu Sicheng yang selama ini terkenal begitu dingin mendadak menjadi lebih memperhatikan Tong Yao. 

Kedekatan Tong Yao dan Lu Sicheng awalnya hanya sekadar ketua dan anggotanya. Namun ada beberapa kejadian yang membuat hati Lu Sicheng perlahan-lahan luluh. Lu Sicheng mulai terganggu dengan laki-laki dari tim lain yang mencoba untuk mendekati Tong Yao. Setiap kali ada yang mengajak Tong Yao berkenalan dan bertukar kontak, Lu Sicheng langsung pasang badan dengan alasan tak ada yang boleh menyentuh anggotanya.



Hubungan Lu Sicheng dan Tong Yao akhirnya berlabuh juga. Tak ada yang mengetahuinya, kecuali Jinyang, sahabat Tong Yao, bahkan anggota tim pun sama sekali tidak tahu. Tong Yao juga meminta hubungan mereka tidak usah diumumkan demi kebaikan bersama. Bukannya apa, fans ZGDX sama keradnya dengan fans idol grup, hehe. Mereka nggak ingin idolanya pacaran dan hanya fokus bermain gim.

Namun sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya akan terjatuh juga. Setelah anggota tim tahu hubungan Tong Yao dan Lu Sicheng, pada saat tim ZGDX menonton pertandingan tim CK melawan tim Hong Jian, Lu Sicheng malah mencium Tong Yao di depan umum (dan tentunya di depan Jian Yang dong). Jian Yang yang emosinya tersulut langsung membanting mouse dengan wajah hopeless. *poor Jian Yang*



Setelah itu pemberitaan mengenai hubungan marksman dan mid laner ini semakin melambung, sampai-sampai pihak ZGDX kewalahan mengatasinya. Ada pro dan ada yang kontra. Hubungan Tong Yao dan Lu Sicheng yang manis tiba-tiba terganggu karena ada seorang penggemar Lu Sicheng yang mengirimi Tong Yao paket berisi silet sehingga melukai tangan Tong Yao dan membuat Tong Yao absen di pertandingan selanjutnya. Mau tidak mau, Lu Yue yang akhirnya maju untuk menggantikan Tong Yao.

Setelah kejadian itu, Lu Sicheng yang marah sekaligus merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Tong Yao mulai bersikap dingin. Bukan karena dia tidak lagi mencintai Tong Yao, akan tetapi rasa bersalahnya yang begitu besar membuat Lu Sicheng ciut, dia merasa tidak layak untuk Tong Yao. Sampai pada suatu malam Tong Yao yang menangis karena jarinya sakit (lebih tepatnya hati Tong Yao yang sakit) didengar oleh Lu Sicheng. Lu Sicheng segera masuk ke kamar Tong Yao dan membantu Tong Yao membalut luka di jarinya. Pada kesempatan itu mereka berbicara dari hati ke hati, meluruskan semua masalah yang ada. Ketika Tong Yao bertanya apakah mereka akan putus, Lu Sicheng berkata jika hal itu tidak akan pernah terjadi. 



Dengan bantuan koneksi yang dimiliki oleh Lu Sicheng, akhirnya pengirim paket berisi silet berhasil ditangkap. Rupa-rupanya dia adalah seorang gadis berusia delapan belas tahun. Pada saat mediasi pihak Tong Yao yang diwakili oleh Lu Sicheng menolak permintaan orangtua gadis tersebut untuk berdamai. Belakangan juga diketahui jika gadis tersebut sebelumnya juga pernah ditangkap atas tuduhan mengirimkan surat ancaman. Ew, serem banget, ya?! Masih delapan belas tahun loh!

Oh ya, pertandingan terakhir adalah tim ZGDX melawan YQCB. Di mana marksman YQCB alias Paus dulunya adalah rekan setim Lu Sicheng ketika masih bergabung di tim Korea. Btw YQCB ini ketua timnya adalah Ai Jia yang merupakan pacar Jinyang. Pada saat pertandingan penyisihan, ZGDX sempat kalah dari YQCB karena tangan Lu Sicheng mengalami cidera. Perubahan strategi mendadak membuat anggota tim kebingungan, terlebih perubahan strategi itu tidak diberitahukan sebelumnya. Lu Sicheng hanya tidak ingin anggotanya khawatir kalau-kalau mengetahui tangannya mengalami cidera.
Tidak dapat dihindari ZGDX akhirnya kalah. Lao Mao marah besar pada Lu Sicheng. Pada saat itu semua anggota tim kacau. Lu Sicheng mengurung diri di kamar, sementara Tong Yao menanti kekasihnya itu di depan pintu. Xiao Rui dan Dewa Ming minum-minum di bar. Lao Mao, Lao K, Lu Yue, dan Xiao Pang menghabiskan malam di game centre
Malam itu, Lu Sicheng mengutarakan semua isi hatinya pada Tong Yao. Jika selama ini dia merasa harus melakukan segala cara untuk melindungi timnya, padahal seharusnya tidak begitu. Tim adalah keluarga, jadi apa pun yang terjadi, mereka harus menghadapinya bersama-sama.
Keesokan harinya, setelah tenang, Tong Yao memanggil semua anggota ZGDX untuk berkumpul di markas. Pada kesempatan itu Lu Sicheng meminta maaf atas semua sikap egois serta kesombongannya. Lu Sicheng juga berjanji, ke depannya jika ada masalah, mereka akan menghadapinya bersama-sama.
*aku nangis bombay di episode ini*


Menjelang pertandingan final, Xiao Pang sakit perut karena kebanyakan makan dan harus dirawat di rumah sakit. Pada hari itu bertepatan dengan ulang tahun Tong Yao, tapi semua anggota ZGDX nggak ada yang tahu. Tong Yao memang sengaja memilih buat nggak merayakan hari ulang tahunnya, karena lebih fokus pada pertandingan final.
Tapi akhirnya ketahuan juga sewaktu Lu Sicheng meminjam membawa dompet Tong Yao untuk membelikan roti Xiao Pang yang kelaparan. Lu Sicheng yang melihat identitas Tong Yao akhirnya tahu jika hari ini adalah ulang tahun Tong Yao. 
Kejutan dari anggota tim untuk Tong Yao sweet banget, apalagi Lu Sicheng. Dia bawa satu buket besar bunga mawar dan menghadiahkan sebuah kalung untuk Tong Yao. 
*Sumpah, aku iri, huhu! Hiks.... Di mana bisa nemu cowok kayak Cheng ge???*


Tiba saatnya pertandingan final ZGDX melawan YQCB. Meski tidak mudah, namun akhirnya ZGDX keluar sebagai juara nasional OPL Onmyoji Arena. Setelahnya, adegan ditutup dengan pernikahan antara Ai Jia dan Jinyang. Saat Jinyang melemparkan bunga, bunga itu jatuh ke tangan Tong Yao. Tak lama setelah itu, muncul pemberitaan jika pasangan terkuat ZGDX bertunangan.



*

Wah, aku cuma mau bilang kalau FIYS ini adalah my best C-drama in 2021. Percaya nggak kalau aku udah 3x nonton? Serius! Selain dibuat ter-Xu Kai-Xu Kai, dramanya sendiri nggak bosenin, cerita dan adegannya bener-bener uwuuuuuu, gemes banget. Wkwk. 

Dari segi ceritanya aku sebenernya udah nggak asing. Apa yang diceritakan di sini sebagian besar adalah kenyataan. Karena yang namanya altlet, entah di bidang apa pun, mereka udah jadi public figure. Mau nggak mau, suka nggak suka mereka pasti akan berhadapan dengan yang namanya penggemar, entah itu penggemar waras atau nggak. Sebagai public figure mereka juga tentu memiliki haters. Kalau menurutku mereka-mereka ini nggak ada bedanya dengan idol, yang ke mana-mana dan apa pun yang mereka lakukan selalu disorot oleh media, kegiatan mereka selalu menjadi bahan pemberitaan. Belum lagi kalau mereka kalah bertanding, pasti juga banyak pihak yang menyalahkan dan mencari-cari kesalahan mereka. Duh, berat juga ya ternyata. Tapi emang seperti itu kenyataannya. 


Porsi antara e-sport dan romance-nya bisa dibilang seimbang. Kayak ngalir sama-sama gitu. Kita seperti diajak untuk melihat dari berbagai sudut pandang. Intinya meski sebagai public figure, mereka juga bukan manusia sempurna yang sama sekali nggak pernah melakukan kesalahan, mau disengaja ataupun nggak. Mereka juga punya kehidupan pribadi yang seharusnya tidak perlu dicampuri oleh penggemar.

Xu Kai & Cheng Xiao
Ini adalah kali pertama aku nonton drama mereka, baik Xu Kai maipun Cheng Xiao. Fyi, ini adalah modern drama pertamanya Xu Kai loh, sebelum-sebelumnya Xu Kai selalu terlibat dalam drama tradisional. Dari awal aku nonton, aku langsung jatuh cinta. *eaaaaa*
Siapa sih yang mampu menolak pesonanya Xu Kai? Wajahnya yang cakep, pembawaannya yang tenang, tapi jadi kiyowo banget kalau sedang cemburu/jatuh cinta.
Cheng Xiao juga nggak kalah imutnya. Ex-member WJSN ini benar-benar memerankan seorang cewek gamer dengan begitu baik. 

Chemistry yang terbangun antara Xu Kai dan Cheng Xiao bikin kita para penonton gemes abis. Ada rumor yang mengatakan kalau mereka secretly dating after FIYS, tapi nggak tahu, ah! Kan kehidupan pribadi mereka pada dasarnya bukan urusan kita. Kepo boleh, tapi nggak perlu nge-judge



"𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧-𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙪𝙠𝙖𝙞 𝙥𝙚𝙢𝙖𝙞𝙣 𝙥𝙧𝙤𝙛𝙚𝙨𝙞𝙤𝙣𝙖𝙡, 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙚𝙠𝙖𝙩𝙡𝙖𝙝 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙥𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪𝙣𝙜 𝙠𝙤𝙢𝙥𝙚𝙩𝙞𝙨𝙞𝙣𝙮𝙖, 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙪𝙝𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙠𝙚𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖." — 𝙇𝙪 𝙎𝙞𝙘𝙝𝙚𝙣𝙜.


Zhai Xiaowen
Siapa sih yang nggak kenal vokalis R1SE ini?
Yup, Zhai Xiaowen berperan sebagai Jian Yang yang merupakan mantan Tong Yao yang gagal move on. Aktingnya bener-bener bikin orang ngerasa simpati beneran. Wajah hopeless-nya beneran deh, wkwkwkwk. Biasanya kalau aku udah kepincut sama lead male-nya, bakalan rada susah buat ngelirik second lead male. 


ZGDX


Nama timnya lumayan keren menurutku, tapi soal seragamnya aku malah kurang suka sama yang baru (yang merah), lebih suka seragam lama mereka yang hitam. Entahlah, seragam mereka yang baru terkesan kayak jaket H***a, wkwkwk. It's just my opinion ya, buat orang lain bisa jadi cakep banget.
Kalau ngomongin soal anggotanya, ZGDX ini unik. Ada Lao K, si jungler imut yang peduli banget sama perawatan wajah; Lao Mao sebagai top laner yang kecanduan work out; Xiao Pang si support yang doyan banget makan; Lu Sicheng sang marksman; serta Tong Yao sebagai mid laner
Lalu nggak ketinggalan juga ada Dewa Ming sebagai pelatih, Xiao Rui sebagai manajer, dan Lu Yue sebagai pemain cadangan. 
Hubungan mereka semua begitu kompak, layaknya keluarga. Interaksi mereka juga uwu, wkwkwk. Apalagi Lao Mao yang sama sekali nggak peka dengan hal-hal berbau cinta.
Oh ya, latar belakang Lao K bener-bener bikin aku terenyuh. Orangtua Lao K hanya menjadikan Lao K mesin penghasil uang. Geregetan banget pokoknya ngelihat kelakuan orangtua Lao K.
Dari mereka semua, yang sifatnya paling dewasa ya Dewa Ming, terus yang paling sering ribut adalah Tong Yao dan Lu Yue. 
Pokoknya suka banget ngelihat tim ZGDX ini. 


Kesimpulannya, drama ini menyuguhkan sesuatu yang nyata dalam dunia e-sport. Apa yang mereka hadapi dalam meniti karir bukanlah hal yang mudah, belum lagi mindset para orangtua yang menganggap gim hanyalah kegiatan yang buang-buang waktu dan nggak punya masa depan. 
Secara keseluruhan aku suka dan sangat menikmati drama ini, bahkan udah nonton 3x. Hehe!
Terlepas dari kebucinanku sama Xu Kai, cerita FIYS ini memang menarik kok, sangat layak tonton.
Well, like I said: so far, this is the best C-Drama in 2021. 
Gimana, tertarik buat nonton? :)

*

July 17, 2021

I've got infected by COVID-19

 I've got infected by COVID-19



Judulnya bikin jiper, ya?
Tenang, nggak usah buru-buru jiper dulu, apalagi langsung kabur. Kali ini aku cuma mau share pengalaman selama terpapar covid.
Mungkin masih banyak yang nggak percaya tentang keberadaan virus yang lahir di penghujung tahun 2019 lalu. It's okay, itu hak masing-masing kok.

Jadi tanggal 3 Juli 2021, paginya aku masih ngerasa fine. Nggak ada tanda-tanda flu atau semacamnya, sampai siang pun aku masih bisa beraktivitas seperti biasanya. Fyi, karena alasan tertentu aku tinggal serumah dengan mama dan papaku. Mama dan papaku kerja di kantor sebuah pabrik, pada saat itu kondisinya udah flu kurang lebih satu minggu. Aku nggak berpikir macam-macam karena belum ada gejala demam. Sedangkan untuk batuk, mamaku udah lama banget batuk tapi nggak sembuh-sembuh, sejak akhir April lalu mamaku memang kondisinya kurang sehat dan nggak stabil.
Nah, malamnya badan mulai terasa nggak enak. Aku yang nggak mau sakit langsung minum Decolgen 2 butir, harusnya satu aja cukup, tapi karena aku beneran nggak mau sakit, jadinya aku minum langsung 2 butir. Sebelum tidur aku juga masih minum Redoxon. Beberapa hari sebelumnya aku udah rutin minum Redoxon untuk jaga kondisi, karena memang baby-ku baru aja kena gabak, jadi rewelnya minta ampun, ditambah lagi gigi atasnya tumbuh. Berasa mau gila sumpah! Hari itu, ternyata yang mulai nggak enak badan bukan cuma aku aja, suami dan adikku juga ngerasa nggak enak badan. Oke, aku langsung cerewetin mereka buat minum obat.

Minggu, 4 Juli 2021, kita serumah teler! Untung baby-ku udah nggak terlalu rewel, efek gabak udah berlalu, tinggal menghadapi drama klasik tumbuh gigi. Hari itu aku dan suami gantian jaga baby, meski sama-sama teler juga. Untungnya lagi, baby-ku mau-mau aja aku ajakin bobo terus. Demi dewa, badan rasanya nggak keruan, hidung mampet sebelah (kiri), kepala nyut-nyutan. Nggak banget deh pokoknya! Tapi setelah tidur siang, badan rasanya agak mendingan kok. Oh iya, hari itu aku minum obat standar aja yang dosisnya aku gandakan sendiri, Decolgen 2 butir x 3. Jangan ditiru ya, guys, ini beneran inisiatifku sendiri yang nggak mau sakit. Malamnya aku minum Redoxon lagi. 

Senin, 5 Juli 2021. Nggak ada perubahan signifikan. Hidung masih mampet dan badan loyo. Nafsu makan berkurang. Hari ini nih aku mulai berpikir, apa aku kena covid ya? Tapi masih belum yakin. Aku berusaha keras menolak pikiranku sendiri, siapa sih yang mau disentil covid? Amit-amit! Sampai tiba saatnya mama dan papaku pulang kerja. Mereka teler berat! Papaku yang jarang banget sakit ngeluh demam, mamaku auto masuk kamar dan tidur—batuk dan demam juga. Dari sini aku, suami, dan adikku langsung mikir; kita kena covid!!!!
Malamnya, penciumanku mulai samar. Aku bahkan nggak bisa cium aroma martabak telur yang aku makan. Fix, ini covid. Aku tahu kalau terpapar, tapi beneran berusaha menolak karena aku nggak mau kena mental. Jadi aku anggap ini flu biasa. Aku berusaha tenang, berdoa, kuatin mental sendiri sembari kuatin mental orang-orang di sekitarku. Btw hidungku cuma mampet sebelah dan sama sekali nggak ada ingus. Karena badan nggak enak, aku mandi air hangat. Berharap bakal enakan gitu badannya.
Hari itu aku ganti obat, yang biasanya minum Decolgen jadi minum Mixagrip flu & batuk. Dosisnya lagi-lagi aku dobelin.

Selasa, 6 Juli 2021. Penciumanku hilang total! Badan masih gitu-gitu aja, nggak bertambah sehat, tapi juga nggak ngedrop. Aku masih beraktivitas seperti biasa. Belanja, masak, ngerjain pekerjaan rumah, momong baby-ku, dll. Hari itu aku berasa kayak di neraka, karena cuma aku sebiji yang kerjain semuanya. Thanks to my lil bro yang mau bantu jagain baby-ku pas aku tinggal masak, dll. Karena suami mulai teler berat, selain karena flu, juga efek samping minum obat-obatan yang bikin GERD-nya kumat. 
Nah, ini aku mulai gila-gilaan minum obat. Dalam sehari aku konsumsi 6 butir Mixagrip flu & batuk, 3 botol You C1000, malamnya masih minum Lohankuo dan Redoxon! *poor my kidney*

Rabu, 7 Juli 2021, kondisiku mulai membaik. Entah karena aku yang makan obat kayak makan permen, atau karena apa, yang pasti kondisiku mengalami peningkatan. Pengar di hidung udah berkurang meski masih mampet sebelah. Badan juga terasa lebih segar dan bertenaga. Tapi lagi-lagi aku kepayahan karena rawat orang sakit serumah, belum lagi momong baby-ku. Puji Tuhan aku nggak apa-apa walau badan capek luar biasa. Makan tetap terasa enak, meski nggak bisa cium bau apa pun. Tidur juga pulas, kadang-kadang bangun karena si baby rewel. Untuk obat aku kembali ke dosis awal, alias nggak dobel. Yang aku konsumsi: Mixagrip flu & batuk, susu, dan Redoxon. Sedangkan anggota keluarga lainnya mengonsumsi Lian Hua, obat Cina yang digadang-gadang bisa sembuhkan covid. Tapi setelah aku konsultasi dengan salah seorang teman yang juga terpapar, katanya obat itu cuma ampuh di awal doang, kalau covid-nya udah parah ya nggak bakal ngefek. Lagian obat itu keras, kalau dikonsumsi berlebihan berisiko di ginjal. 

Kamis, 8 Juli 2021. Badanku udah kayak orang sehat, tapi hidung yang kanan malah ikut-ikutan mampet. Kampret lah! Penciuman masih belum kembali, bener-bener nggak bisa cium aroma apa pun, termasuk pup baby-ku. Obat yang aku minum cuma Mixagrip dan Redoxon.

Jumat, 9 Juli 2021. Sore hari penciumanku mulai kembali. Cuma tipis-tipis, aku udah bisa cium aroma minyak telon. Puji Tuhan.... Nah, aku teledor nih, mulai nggak minum obat, cuma vitamin doang. Full vitamin. Yang aku minum: Propoelix, You C1000, Selkom Gold. Oh ya, aku lupa, di hari keberapa gitu indra pengecapku eror. Rasa manis di lidahku hilang entah ke mana, rasa asin dan gurih tajam banget.

Sabtu, 10 Juli 2021-hari ini, puji Tuhan kondisku baik-baik aja. Pengar di hidung udah hilang, mampet masih sisa dikit banget. Badan puji Tuhan terasa sehat. Mama dan papaku udah swab pcr dan hasilnya negatif. Selama terpapar aku sama sekali nggak ada demam, batuk, dan sesak napas. Padahal aku basic-nya punya asma. 

Guys, nggak ada yang mau dan nggak ada yang minta kita dihampiri covid. Jangan sombong sekalipun kalian udah vaksin. Mama dan papaku udah full vaksin (Sinovac) sejak bulan Mei lalu. Aku, suami, dan adikku masih vaksin sekali (AstraZeneca). 
Kalau ditanya, siapa sih yang bawa virus ke rumah? Who knows. Karena siapa pun bisa. Tapi kalau dilihat dari urutannya, kemungkinan besar yang membawa adalah mama dan papaku. 
Jangan takut kalau kalian terkena covid. Jika gejalanya ringan, langsung isolasi mandiri dan lapor. Dalam kasusku, aku nggak lapor karena mama dan papaku kayak ketakutan banget gitu. Jadi aku mutusin buat nggak lapor, dengan syarat kalau kondisi nggak membaik, mau nggak mau ya harus lapor biar dapat penanganan yang lebih mumpuni. 

Oh iya, obat-obatan yang harus diminum sebetulnya banyak, ada abtibiotik, obat batuk, obat sesak napas, dll. Tapi aku nggak konsumsi itu karena ngerasa badanku oke alias aku nggak butuh obat yang macam-macam. Sampai sekarang aku masih full vitamin aja. Vitamin yang aku minum setelah membaik: Selkom Gold, Stimuno, You C1000, susu (apa aja nggak harus Bear Brand), Vitacimin, madu. Propoelix aku stop karena bikin gerah di badan, rasanya panas, dan bikin aku nggak nyaman. Malah karena gerah dan keringatan, aku ngos-ngosan. Selain itu efeknya di aku bikin sembelit. Ini aku ya, orang lain bisa jadi berbeda. Perbanyak minum air putih juga. Ingat, air putih ya, bukan es buah!

Puji Tuhan, sampai hari ini semua kondisi anggota keluarga membaik dan semakin baik. Aku aja yang batuk gegara semalam abis makan Chiki lupa nggak minum air. Hehe....
Covid-19 emang ada dan nyata. Jangan sepelekan protokol kesehatan sekalipun kalian udah vaksin lengkap. Selama isoman aku berusaha untuk tetap berpikiran positif supaya nggak kena mental. Tetap optimis dan percaya kalau aku mampu melawan virus ini. Aku nggak terlalu banyak mikir yang macem-macem, perbanyak doa, minum vitamin, dan makan.
Di hari keberapa gitu, waktu kondisiku udah agak enak, bawaannya laper mulu euy! Jadi keinget pas hamil dulu, bawaannya laper dan mau nggak mau kudu makan. Mungkin ini adalah efek antibodi kita kali, ya? 

Vaksin


Nah, banyak dari kita yang masih ragu atau bahkan menolak untuk menerima vaksin, entah apa pun itu alasannya. Sebenarnya sih, menerima atau menolak vaksin adalah hak setiap individu. Bener nggak? Banyak yang bilang malah terpapar covid karena vaksin, ada juga yang bilang kalau vaksin nggak ada gunanya karena kita masih bisa terinfeksi. Ayolah, vaksin nggak membuat kita kebal! Contohnya nih ya, kita waktu kecil divaksin campak, gedenya juga tetep aja dicampakin, kan? Eh, maksudnya tetap bisa kena campak. Tapi setidaknya kalau udah menerima vaksin, tubuh kalian akan mengenali virus dan dengan cepat membuat antibodi.
Kalau kalian buka sosmed atau nonton berita, pasti jiper karena banyak berita duka. Sama! Aku juga. Dalam sepuluh hari, aku udah beberapa kali menerima berita duka. Teman yang aku tahu sehat dan nggak ada penyakit penyerta, tahu-tahu meninggal. Dan itu nggak cuma satu-dua orang aja, tapi beberapa. Setelah ngobrol-ngobrol, ternyata mereka yang gugur itu sama sekali belum menerima vaksin. Percaya nggak percaya, kalau tubuh udah tervaksin, itu lebih kuat menghadapi virus ketimbang yang belum tervaksin. 
Lalu, sekalipun udah tervaksin ya jangan sombong. Tetap patuhi protokol kesehatan, makan bergizi, olahraga teratur, minum vitamin jika diperlukan, istirahat yang cukup dan jangan lupa tetap berpikir positif.
Baru banget nih, aku zoom meeting sama temen-temen, mereka share pengalaman, dll. Ngeri banget masih banyak yang nggak percaya kalau covid itu ada. Mereka-mereka itu sama sekali nggak menerapkan protokol kesehatan. Giliran dikasih tahu, bilangnya kalau penyakit ini sebetulnya udah lama ada, pemerintah cuma membesar-besarkan. *wth*

Soal varian covid yang semakin beragam, aku nggak bisa beri informasi apa-apa, takutnya salah dan malah bikin salah paham. Silakan googling sendiri yak! Karena di sini intinya aku cuma share pengalamanku sendiri yang bisa jadi berbeda dengan orang lain.

Tolong, buka pikiran kalian dan jangan egois!
Bagi yang nggak percaya dan nggak mau menerima vaksin ya silakan aja. Tapi pernahkah kalian memikirkan orang-orang di sekitar kalian? Bisa jadi kalian terkena, tapi karena antibodi bagus jadi virusnya nggak berdampak besar. Lha, orang-orang yang berinteraksi dengan kalian kan bisa kena. Sukur-sukur kalau punya antibodi bagus, kalau nggak?

Yah, aku di sini nggak bisa memaksa seseorang untuk percaya akan covid ataupun vaksin. Aku cuma bisa berharap kalian masih sayang sama orang-orang di sekeliling kalian. 
Kita semua berharap, serta saling mendoakan agar semuanya sehat selalu, agar badai covid ini segera berlalu. Salam sehat semuanya. Kalau ada pertanyaan atau apa pun, bisa hubungi via email ya.

Stay safe and healthy, guys!


July 14, 2021

[Movie & Drama Review] C-Drama: A Love so Beautiful / Zhi Wo Men Dan Chun De Xiao Mei Hao / 致我们单纯的小美好 (2017)

Judul: A Love so Beautiful /  Zhi Wo Men Dan Chun De Xiao Mei Hao / 致我们单纯的小美好
Sutradara: Yang Long
Penulis Naskah: Wu Tong, Zhao Qianqian, Wang Yanbei, Wu Xueying, Hu Xiaoyu, Zhou Chucen, Duan Yule, Yu Ku
Genre: Comedy, School, Romance, Youth
Pemeran: Shen Yue (Chen Xiaoxi), Hu Yitian (Jiang Chen), Gao Zhiting (Wu Bosong), Wang Ziwei (Lin Jingxiao), Su Ning (Lu Yang), Monica Lu (Li Wei)
Negara: China
Bahasa: Mandarin
Jumlah Episode: 23 (+1 spesial)
Durasi: 45 menit per episode
Tayang: 9 November - 7 Desember 2017
Rating: 9.5/10


S i n o p s i s :

Chen Xiaoxi dan Jiang Chen adalah tetangga sedari kecil. Mereka selalu berada di sekolah yang sama sejak TK sampai SMA, tak dipungkiri Chen Xiaoxi memiliki perasaan pada Jiang Chen. Namun Jiang Chen yang cuek dan dingin begitu terganggu dengan Chen Xiaoxi yang aktif dan 'tidak tahu malu'. Bagaimana tidak, sudah menjadi rahasia umum jika Chen Xiaoxi menyukai Jiang Chen, bahkan Chen Xiaoxi sudah pernah menyatakan perasaannya berkali-kali, walau ujungnya tidak diacuhkan sama sekali oleh Jiang Chen.

Meski begitu Chen Xiaoxi pantang menyerah. Baginya hanya ada Jiang Chen atau tidak ada sama sekali.


Sebelumnya aku mau bilang kalau aku suka banget sama drama yang satu ini. Ceritanya bagus, meski dunia anak sekolahan tapi nggak bikin eneg. Chemistry antar pemainnya juga oke. Pokoknya dari awal sampai selesai, aku sangat menikmati drama ini. Bahkan sampai sekarang aku kadang-kadang suka skimming kalau lagi kangen sama mereka. Hehe.

P l o t :

Chen Xiaoxi dan Jiang Chen adalah tetangga sedari kecil, juga selalu berada di sekolah yang sama sejak TK. Namun keduanya memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Chen Xiaoxi adalah cewek selebor yang nggak suka belajar, hari-harinya dihabiskan untuk bersenang-senang dan ngebucin Jiang Chen. Sementara Jiang Chen adalah cowok populer yang serba bisa, hidupnya begitu serius. Nggak cuma ganteng, dia juga pintar. Namun sayangnya Jiang Chen ini memiliki sifat yang sangat tidak bersahabat, cuek dan dingin. Lebih suka menyendiri karena mengganggap kegiatan yang dilakukan teman-temannya itu nggak berguna. Weh?!
Chen Xiaoxi sudah mencoba berbagai cara untuk menarik perhatian Jiang Chen, entah dengan menulis surat cinta, mencalonkan diri menjadi ketua kelas, dan masih banyak lagi. Prioritas hidup Chen Xiaoxi hanyalah Jiang Chen. Namun apa daya semua itu tidak mendapatkan perhatian khusus dari Jiang Chen, malahan Jiang Chen merasa terganggu. 


Sebenarnya Jiang Chen bukannya sama sekali tidak tertarik. Dia tertarik kok, tapi sama sekali tidak ditunjukkan. Jiang Chen diam-diam juga memperhatikan Chen Xiaoxi, meski di saat yang bersamaan dia risi juga dengan sikap Chen Xiaoxi yang terlalu terang-terangan. Ada kalanya Jiang Chen juga merasa cemburu dengan kehadiran Wu Bosong. Cowok pindahan yang di hari pertama langsung suka dan akrab dengan Chen Xiaoxi. Fyi, Wu Bosong ini adalah atlet renang. Sejak pindah, dia selalu mengekori Chen Xiaoxi, padahal dia juga tahu kalau Chen Xiaoxi ini menyukai Jiang Chen.



Chen Xiaoxi memiliki sahabat bernama Lin Jingxiao, serta teman dekat cowok bernama Lu Yang. Lin Jingxiao masuk ke dalam jajaran murid terpintar, selain itu dia juga cantik. Lin Jingxiao yang memiliki sifat lebih dewasa ketimbang Chen Xiaoxi selalu mendukung apa pun yang Chen Xiaoxi lakukan untuk mendapatkan perhatian Jiang Chen. Mulanya Lin Jingxiao naksir pada dokter Li yang bertugas di UKS sekolah, secara entah disadari atau tidak, Lu Yang juga naksir pada Lin Jingxiao.

Pada saat pemeriksaan kesehatan, para murid diperbolehkan untuk bermain alias jam bebas. Chen Xiaoxi yang pada saat itu sudah mempersiapkan sesuatu untuk Jiang Chen harus menelan pil pahit karena melihat Jiang Chen berduaan dengan Li Wei. Namun Wu Bosong datang di saat yang tepat, Wu Bosong segera membawa Chen Xiaoxi menjauh dan menenangkannya.





Setelah kejadian itu hubungan Jiang Chen dan Chen Xiaoxi menjadi jauh. Chen Xiaoxi yang biasanya mengejar-ngejar Jiang Chen kini berbalik menghindar. Lu Yang dan Lin Jingxiao yang masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka mencoba untuk mendamaikan Chen Xiaoxi dan Jiang Chen. Namun lagi-lagi tak berhasil. Chen Xiaoxi tampak sudah sangat putus asa. Hubungan mereka membaik karena sebuah kejadian yang sama sekali tak pernah disangka oleh mereka. Lu Yang yang mengetahui jika sebenarnya yang disukai Lin Jingxiao bukanlah dirinya, melainkan dokter Li, langsung lari keluar kelas. Berhubung kondisi jantungnya yang memiliki kelainan, Lu Yang pingsan. Otomatis Chen Xiaoxi, Jiang Chen, Wu Bosong, dan Lin Jingxiao panik.

Lu Yang yang harus berada di rumah sakit untuk sementara waktu memilih untuk menghindari Lin Jingxiao. Hatinya masih kecewa karena selama ini dia terlalu percaya diri, mengira Lin Jingxiao juga menyukainya. Lin Jingxiao yang merasa dihindari terus-menerus oleh Lu Yang, pelan-pelan menyadari jika selama ini Lu Yang telah melakukan banyak hal untuknya. Lagi pula, semenjak Lu Yang berada di rumah sakit, hari-harinya tak lagi sama seperti dulu.

Suasana kelas menjelang kelulusan mendadak berubah. Li Wei, sang ketua kelas yang juga masuk dalam jajaran murid terpandai malah ketahuan menyontek. Wu Bosong sibuk dengan karirnya sebagai atlet renang. Lu Yang juga memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah untuk memulihkan kesehatannya. Dalam suasana yang 'aneh' ini, hubungan Chen Xiaoxi dan Jiang Chen malah semakin baik. Jiang Chen mulai menunjukkan perasaannya pada Chen Xiaoxi meski belum terang-terangan. Setidaknya perasaan Chen Xiaoxi tidak bertepuk sebelah tangan.



Setelah kelulusan, Jiang Chen memutuskan untuk belajar ilmu kedokteran. Chen Xiaoxi yang tahun ini tidak lulus ujian masuk universitas yang sama dengan Jiang Chen memilih untuk kursus seni. Mau tak mau mereka berpisah untuk sementara. Sedangkan Lin Jingxiao dan Lu Yang resmi berpacaran.

Tahun berikutnya, Chen Xiaoxi akhirnya diterima oleh universitas tempat Jiang Chen belajar. Jiang Chen yang dulunya tidak terlalu berani, kini menjadi lebih terang-terangan. Semuanya berjalan begitu indah, cinta yang diidam-idamkan Chen Xiaoxi menjadi kenyataan. 




Tiba saatnya Jiang Chen harus mengikuti pelatihan kedokteran di Beijing selama empat tahun. Jiang Chen yang saat itu masih belum memutuskan apa-apa tidak memberitahukan mengenai hal ini pada Chen Xiaoxi. 
Berhubung akan lulus, Chen Xiaoxi memutuskan untuk mencari tempat tinggal sendiri, karena mau tak mau harus meninggalkan asrama. Malangnya pria yang merupakan agen perumahan malah memiliki niat jahat pada Chen Xiaoxi. Chen Xiaoxi berhasil lari dan langsung mencari Jiang Chen di rumah sakit. Sampai di rumah sakit, Chen Xiaoxi menerima kabar dari seorang perawat yang mengatakan jika Jiang Chen akan menjalani pelatihan di Beijing selama empat tahun. Antara terkejut dan marah, Chen Xiaoxi meminta pada Jiang Chen untuk mengakhiri hubungan mereka. Sebenarnya Jiang Chen ingin menjelaskan, namun karena ada panggilan darurat, akhirnya dia harus pergi. 
Malamnya Jiang Chen berusaha menemui Chen Xiaoxi untuk membicarakan masalah mereka, namun Chen Xiaoxi tidak mau dan tetap bersikeras untuk mengakhiri hubungan mereka. Tanpa diketahui Chen Xiaoxi, jika saat itu Jiang Chen tengah bersedih karena pasien pertamanya meninggal di meja operasi.


Ketika hari keberangkatan Jiang Chen ke Beijing, Jiang Chen tetap berusaha untuk menghubungi Chen Xiaoxi, berharap Chen Xiaoxi mau mengantarnya. Chen Xiaoxi menolak, namun kenyataannya dia tetap menyusul Jiang Chen ke bandara. Sayangnya mereka tidak bertemu, Chen Xiaoxi malah bertemu dengan Wu Bosong yang baru kembali dari luar negeri.

Tiga tahun berlalu. Wu Bosong menjadi seorang atlet renang, Lin Jingxiao menjadi master astronomi dan memutuskan untuk meraih gelar masternya, Chen Xiaoxi menjadi seorang kartunis, dan Lu Yang menjadi professional e-sport gamer
Chen Xiaoxi dan Jiang Chen kembali bertemu ketika ayah Chen Xiaoxi mengalami patah tulang. Chen Xiaoxi yang diantar oleh Wu Bosong membuat Jiang Chen berpikir jika mereka berpacaran. Akan tetapi Jiang Chen yang bertekad untuk mendapatkan Chen Xiaoxi kembali melakukan segala cara, termasuk meminta seorang pasien berpura-pura untuk menjadi pacarnya pada malam bujang Lin Jingxiao dan Lu Yang. Walau akhirnya ketahuan juga oleh Chen Xiaoxi.


Wu Bosong yang frustrasi karena lamarannya ditolak oleh Chen Xiaoxi menghubungi Lu Yang untuk minum bersama. Lu Yang yang tahu akan hal itu menelepon Jiang Chen, mengajaknya serta untuk minum bersama. Mulanya Jiang Chen menolak, tapi akhirnya dia turut bergabung. Ketika minum bersama inilah Wu Bosong mengutarakan kemarahannya pada Jiang Chen dan meminta Jiang Chen untuk melepaskan Chen Xiaoxi. Akan tetapi yang didapat oleh Wu Bosong adalah curahan isi hati Jiang Chen yang sebenarnya.


Setelah malam itu, Wu Bosong memutuskan untuk pergi ke luar negeri untuk sementara waktu. Sedangkan hubungan Jiang Chen dan Chen Xiaoxi akhirnya membaik. Perjuangan Jiang Chen untuk meyakinkan Chen Xiaoxi cukup sulit. Namun setelah mereka berdua berbicara dari hati ke hati, semuanya membaik.

Di akhir, diceritakan Chen Xiaoxi berhasil menerbitkan komik pertamanya. Pada saat acara tanda tangan berlangsung, Jiang Chen, Lin Jingxiao, Lu Yang, dan Wu Bosong datang untuk memberikan kejutan. Adegan ditutup dengan Jiang Chen dan Chen Xiaoxi yang berjalan, bergandeng tangan seperti masa-masa sekolah mereka dulu.


*

Suka! Aku suka banget sama drama ini!
Dulu aku kira ini cuma drama sekolahan biasa, tapi kenyataannya melebihi ekspetasiku. Manisnya romansa anak sekolahan, permasalahan ketika mereka di bangku kuliah, serta penyelesaian masalah ketika mereka dewasa terasa begitu smooth. Bener-bener mengalir dan pas.
Pengembangan karakternya bagus banget. Di mana Chen Xiaoxi yang di masa remajanya begitu bucin dan konyol, ketika dewasa sikapnya begitu realistis. Lalu Jiang Chen yang dulunya cuek dan dingin, ketika dewasa dia begitu hangat dan perhatian, bahkan Jiang Chen nggak sungkan-sungkan melakukan apa saja untuk memperbaiki hubungannya dengan Chen Xiaoxi.

Chemistry Hu Yitian dan Shen Yue juga dapet banget.
Ini adalah pertama kalinya aku nonton Hu Yitian. Dari awal udah langsung suka sama dia. Cakep, tinggi, cool. Tipe gue banget nih, wkwkwkwk. Kalau Shen Yue, aku udah pernah nonton dia sebagai San Cai di Meteor Garden remake (2018). Terus aku juga suka dengan perbedaan tinggi badan mereka yang signifikan. Tapi beneran deh, semua karakter di sini bikin aku jatuh cinta, pengembangannya bener-bener kelihatan (dan nggak konyol).

Rasanya ketika nonton drama ini tuh berasa nostalgia. Apalagi ketika sampai episode akhir, kita langsung dibuat kangen oleh mereka ketika masih sekolah. Perjalanan dari remaja menuju dewasa, pencarian jati diri dan tujuan hidup. Happy banget ngelihat perjalanan mereka dari remaja sampai akhirnya dewasa. Dan yang paling bikin aku senang adalah persahabatan mereka. Meski sudah dewasa dan memiliki hidup masing-masing, mereka tetap bersahabat.


Karakter yang bikin aku kesel banget adalah sohibnya Li Wei. Mulut sama tingkahnya bikin pengin bejek-bejek! Kalau sama Li Wei sih aku nggak klik aja dari pertama, tipe-tipe cewek muna. Lol. 
Kalau karakter yang ngenes banget ya Wu Bosong. Tapi mau gimana lagi, perasaan nggak bisa dipaksa kan, kak? 

Oh iya, aku suka banget sama seragam sekolahnya. Huhu, kayak seragam olahraga kalau di sini. Ngebayangin kalau aja dulu seragam sekolahku kayak gitu, betapa senangnya. Haha. Nggak takut diintipin cowok-cowok. Eh tapi di sini kan panas, kalau pakai seragam kayak gitu auto sauna. Wkwkwkwk.


Terlepas dari pendapat pribadiku, drama ini sangat layak ditonton. Nggak hanya menyuguhkan tentang Chen Xiaoxi yang ngebucin sama Jiang Chen aja, tapi juga banyak hal-hal lainnya. Masing-masing mereka memiliki mimpi, dan cara mereka meraih mimpi tersebut tidaklah gampang. Mereka harus berjuang melawan ego, juga menyesuaikan diri dengan keadaan. 
A Love so Beautiful ini adalah sebuah drama yang penuh makna. Vibe masa muda yang bikin blushing, serta vibe dunia dewasa yang menuntut pemikiran panjang. Dari awal sampai akhir, aku begitu menikmati drama ini.

"𝗦𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗺𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗖𝗵𝗲𝗻 𝗫𝗶𝗮𝗼𝘅𝗶 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗺𝗲𝗻𝘆𝘂𝗸𝗮𝗶𝗸𝘂. 𝗔𝗸𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗲𝗱𝗮 𝗱𝗮𝗿𝗶𝗺𝘂. 𝗗𝗮𝗿𝗶 𝗸𝗲𝗰𝗶𝗹 𝗮𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶𝗮𝗻 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗯𝗶𝘀𝗮. 𝗣𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗮𝗸𝘂 𝗺𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗸𝗲𝗰𝗶𝗹, 𝗮𝘆𝗮𝗵𝗸𝘂 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗻𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹. 𝗜𝗯𝘂𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗵 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶 𝗯𝗲𝗸𝗲𝗿𝗷𝗮 𝗱𝗶 𝗹𝘂𝗮𝗿 𝗻𝗲𝗴𝗲𝗿𝗶. 𝗠𝗲𝗺𝗯𝗮𝘄𝗮 𝗮𝗱𝗶𝗸𝗸𝘂. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝘄𝗮𝗸𝘂. 𝗝𝗮𝗱𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗽𝗲𝗱𝘂𝗹𝗶. 𝗕𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮𝗽𝘂𝗻 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗖𝗵𝗲𝗻 𝗫𝗶𝗮𝗼𝘅𝗶 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗲𝗱𝗮. 𝗗𝗶𝗮 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗮𝗱𝗮. 𝗣𝗲𝗿𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻-𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗮𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 ... 𝗮𝗸𝘂 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗮𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶𝗸𝘂 𝗸𝗲 𝘀𝗲𝗸𝗼𝗹𝗮𝗵. 𝗔𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗸𝗮 𝗷𝗲𝗻𝗱𝗲𝗹𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝗲𝗱𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗽𝗮. 𝗦𝗮𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝗷𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗼𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗼𝗮𝗹𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝘀𝘂𝘀𝗮𝗵, 𝗮𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴𝗶𝘀. 𝗦𝗮𝗮𝘁 𝗮𝗸𝘂 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶, 𝗮𝗸𝘂 𝗽𝗶𝗸𝗶𝗿 𝗱𝗶𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗮𝗿𝗶𝗸𝘂. 𝗞𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗯𝗲𝗴𝗶𝘁𝘂. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸. 𝗧𝗶𝗯𝗮-𝘁𝗶𝗯𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗯𝗲𝗿𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗮𝗽𝗮. 𝗦𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮, 𝗮𝗸𝘂 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗮𝗿𝗶𝗻𝘆𝗮. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗺𝗲𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁𝗺𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝘀𝗶𝘀𝗶𝗻𝘆𝗮, 𝗮𝗸𝘂 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗮𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗮 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗮𝗱𝗮𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗶𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗮 𝗯𝗮𝘆𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻. 𝗔𝗸𝘂 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗰𝗼𝗰𝗼𝗸 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸𝗻𝘆𝗮. 𝗝𝗮𝗱𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗶𝗯𝘂𝗿 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶. 𝗗𝗶𝗮 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗯𝗼𝗱𝗼𝗵. 𝗦𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗰𝗲𝗿𝗲𝘄𝗲𝘁. 𝗠𝗮𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗯𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸. 𝗔𝗸𝘂 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗯𝗮𝗶𝗸 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗱𝗶𝗮. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗮𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗲𝘆𝗮𝗸𝗶𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶. 𝗔𝗸𝘂 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿 𝗱𝗶𝗮 𝗯𝗶𝗰𝗮𝗿𝗮. 𝗔𝗸𝘂 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻 𝗺𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗮𝗻𝘆𝗮. 𝗔𝗸𝘂 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻.... 𝗔𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗱𝗶𝗮. 𝗦𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗽𝗮 𝗽𝘂𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝘂𝗸𝗮𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶𝗸𝘂 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝘂𝗯𝗮𝗵. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝗯𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝘂𝗸𝗮𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶𝗸𝘂." - 𝗝𝗶𝗮𝗻𝗴 𝗖𝗵𝗲𝗻



Untuk selanjutnya, dalam waktu dekat, ada dua C-Drama yang mau aku ulas. Put Your Head on My Shoulder dan My Little Happiness. Iya, lagi-lagi dramanya Fair Xingfei. Lol. Soal mana yang mau aku ulas terlebih dulu ... entar deh, nunggu mood. Hehe.

*