January 21, 2019

[Book Review] Write Me His Story - Ary Nilandari

Judul: Write Me His Story
Penulis: Ary Nilandari
Halaman: 448 halaman
Genre: Teenlit
Tahun: September, 2018
Penerbit: Pastel Books
ISBN: 9786026716408
Harga: IDR. 90.000 (P. Jawa)
Rate: ★★★★☆


B l u r b :

Wynter Mahardika tidak pernah menulis buku harian. Untuk apa? Enam belas tahun hidupnya berantakan. Mum, Dan, dan ibu tiri, hanya singgah sesaat lalu membiarkannya tumbuh seperti semak liar. Selain mata biru dan darah British-nya, tidak ada yang menarik untuk dicatat. Kejailannya pada cewek-cewek? Ah, itu cuma pelampiasan kebencian pada makhluk satu itu.

Kemudian muncul Wynn, cowok adik kelas yang serba kebalikan dari Wynter. Wynn meminta Wynter menjadi penggantinya sebagai sahabat untuk Hyacintha dan menulis buku harian bersama cewek itu.

Cewek? Menulis harian pula? Kurang kerjaan banget. Lagian, Wynn mau ke mana?

Setelah Wynn berjanji membantunya meraih kembali keluarga tercinta, Wynter pun menyanggupi. Ternyata tugas itu tidak mudah. Wynter lebih berfokus pada Wynn yang dia sayangi kayak adik sendiri, dan kebenciannya pada cewek susah hilang.

Demi Wynn, Wynter berusaha menjadi sahabat yang baik, tapi masalah baru datang: ia jatuh cinta dengan Hya. Bagaimana ia bisa menjaga amanat Wynn?


K a r a k t e r :

Wynter Mahardika: Cowok 16 tahun. Blasteran Indonesia-British. Ibunya orang British, ayahnya orang Indonesia. Nggak suka cewek karena merasa diabaikan oleh 'cewek-cewek' di sekitarnya.

Wynn Maharesi: Adik kelas Wynter yang memiliki sifat bertolak belakang dengan Wynter.

Hyacintha Sheridani: Sahabat Wynn sedari kecil. Spoiler akut, suka membaca dan menggambar.


S t o r y l i n e :

Buku ini mengisahkan tentang Wynter. Cowok berdarah British yang tinggal di Bandung. Super jail dan benci dengan makhluk bernama cewek. Masalah keluarga turut andil dalam perilaku Wynter. Kehidupannya hanya diisi dengan menjaili cewek serta bertingkah semaunya sendiri. Sampai suatu hari Wynn, adik kelasnya, menghampirinya.

Agak sulit mengajak Wynter berbicara serius, meski akhirnya bisa juga. Wynn tahu segalanya soal Wnyter, itulah yang membuat Wynter mau menanggapi Wynn.

Wynn meminta Wynter untuk menggantikannya menulis buku harian bersama sahabatnya, Hya. Ini konyol, tentu saja! Akan tetapi saat mengetahui keadaan Wynn yang sebenarnya, Wynter tidak kuasa menolak. Bahkan dia mulai merasa sayang pada Wynter. Sahabat yang akhirnya dianggap sebagai adik sendiri. Sahabat yang datang terlambat.

Masalah baru datang ketika Hya mulai masuk dalam hidup Wnyter. Berdekatan dengan cewek itu bukan hal gampang baginya. Tapi lagi-lagi dia melakukannya demi Wynn. Singkat kata mereka bertiga mulai dekat, bahkan Wynter mulai menulis buku harian bersama Wynn dan Hya.

Bukan hidup namanya kalau masalah berakhir. Binar mata dan senyum Hya yang mulanya biasa saja perlahan-lahan menjadi sesuatu yang membuat dada Wynter gelagapan. Perasaan ini tentu saja salah! Wynter dipersiapkan Wynn sebagai penggantinya—sebagai sahabat yang selalu ada untuk Hya ketika Wynn telah pergi kelak.




"Play the moments. Record the happiness. Pause the fear. Stop the pain. Rewind the memories." [Hya] - h. 255.

Aku beli buku ini karena dapat GA Pelik, jadi pengin incip tulisannya Kak Ary yang lain dulu. Lalu pas baca blurb-nya aku tertarik karena topik yang diangkat unik. Sepasang sahabat (Wynn dan Hya) yang sharing buku harian. Hm, meski di dunia nyata kayaknya nggak mungkin ya😅 Paling banter cuma surat-suratan di kelas.

Untuk ukuran novel teenlit, ini tergolong tebal (448 halaman). Alurnya pun cukup lambat. Aku sempat ngerasa agak bosan, tapi karena penasaran dengan apa yang terjadi pada Wynter-Hya-Wynn mau nggak mau aku lanjut. Cuma di sisi lain alur lambat ini terasa wajar karena konfliknya benar-benar butuh digali—terutama tentang Mum-nya Wynter serta rencana-rencana Wynn.

Plot dan twist-nya runut. Cara penulis mendekatkan para karakter utamanya pun terasa natural, nggak tergesa-gesa, sesuai dengan kepribadian karakternya—Wynter memang susah didekati.

Ditulis dari sudut pandang Wynter, aku ngerasa diajak secara langsung untuk memahami seorang anak 'semak liar'. Being a Wynter is not easy, he faced hard life at his sixteen.

Buku ini cukup emosional. Iya, aku baper di banyak part, nggak sampai mewek sih, masih berkaca-kaca😃 I feel the beautiful pain. Dan endingnya memuaskan. Semua masalah solved, semua yang telah direncanakan Wynn pun berjalan lancar.

Penggunaan kata 'enggak' agak bikin aku nggak nyaman. Beberapa percakapan (terutama pas Bang Tagor) aku ngerasa agak kaku. But that's okay! Ini pertama kalinya aku baca buku dari Kak Ary dan aku suka. Terutama dengan perbendaharaan katanya yang luas.

I can't wait to read Pelik. Hoping it will be arrived soon😍

[Book Review] Move Like Jagger - Christian Simamora

Judul: Move Like Jagger
Penulis: Christian Simamora
Halaman: 366 halaman
Genre: Adult Romance (21+)
Tahun: November, 2018
Penerbit: Penerbit Toro
ISBN: 978602534619
Harga: IDR. 97.000 (P. Jawa)
Rate: ★★★★☆


B l u r b :

NẾU BẠN ĐANG NGHĨ VỀ MỘT AI ĐÓ TRONG KHI ĐỌC ĐIỀU NÀY,
BẠN CHẮC CHẮN ĐANG YÊU. 

(Kalau kamu memikirkan seseorang saat membaca ini,
artinya kamu memang sedang jatuh cinta.)


YANG BELLA TAHU TENTANG JAGGER SUDARSO:
- Nggak bisa diajak ngobrol basa-basi.
- Nggak sudi diganggu karena lagi baca buku—euh, David Baldacci itu penulis novel apaan sih?
- Nggak ada angin, nggak ada hujan, malah disangka suami Bella!

Perjalanan kali ini benar-benar apes. Nggak hanya penerbangannya dialihkan dan membuat Bella harus menginap semalam di Hong Kong... eh, malah dituduh sudah menikah! Bisa-bisanya, hanya karena bernama belakang sama—dan kebetulan duduk bersebelahan di pesawat—dia dan cowok judes itu dikira pasangan suami-istri. Memang sih, dengan cepat mereka mengatasi kesalahpahaman itu, tapi tetap saja terpaksa harus berbagi kamar yang sama.

Awalnya, karena sama-sama butuh beristirahat di tempat tidur yang nyaman, Bella mencoba untuk sedikit lebih akrab dengan Jagger. Dia juga tak keberatan ditemani ngemil di minimarket sebelah hotel. Tapi, tak disangka-sangka, Bella bisa lebih dari sekadar bertoleransi dengan cowok itu. Malah, malam itu berakhir dengan lebih dari sekadar ciuman persahabatan di pipi.

Meski begitu, Bella tahu diri. Kedekatan ini nggak lebih dari sekadar pengalaman menarik dalam perjalanan, bukan bab pertama cerita cinta baru. Semuanya otomatis berakhir ketika mereka menginjakkan kaki di Indonesia.

Harusnya sih gitu ya....

Tapi kenapa kemudian Bella malah jadi plus one di pernikahan abang Jagger?

S t o r y l i n e : 

Cuaca buruk menyebabkan pesawat yang ditumpangi Bella dan Jagger harus singgah di Hong Kong. Para penumpangnya diberi fasilitas berupa sebuah kamar hotel untuk beristirahat semalam sebelum kembali melanjutkan penerbangan keesokan harinya. Bella dan Jagger yang memiliki nama belakang sama ditempatkan pada sebuah kamar yang sama karena dianggap sebagai pasangan suami-istri. Mereka sama-sama nggak mau dong, apesnya nggak ada kamar hotel yang tersisa malam itu. Semuanya penuh!

Yah, mau nggak mau mereka akhirnya berbagi kamar. They have no choice!

Karena Bella kelaparan, mereka akhirnya menuju sebuah minimarket yang ada di dekat hotel. Dari duduk bersama, mereka akhirnya terlibat obrolan. Bella yang mengetahui alasan Jagger hendak kembali ke Jakarta merasa geram. Yakaleeee abang nikung adik sendiri. Akan tetapi ketika Jagger balas menanyai Bella, cewek itu cenderung menutup diri, nggak mau cerita soal relationship-nya.

Dan kembali ke kamar hotel, malam mereka berakhir panas.

Setelah pesawat yang mereka tumpangi, finally, mendarat di Jakarta, Jagger dijemput oleh saudaranya dengan maksud langsung ke pernikahan abangnya, Michael. Bella yang saat itu kebetulan berdiri di dekat Jagger, diakui Jagger sebagai pacarnya.

Yuhu, permainan dimulai!

Jagger memang kelihatan oke-oke aja, tapi dalam hati meradang juga. Habisnya siapa yang nggak meradang lihat mantan bersanding dengan abang sendiri di pelaminan? Ugh! 
Dengan persiapan sekenanya, Bella berhasil berpura-pura sebagai pacar baru Jagger. Bahkan banyak yang bisik-bisik kalau Bella lebih cantik daripada Marissa,

Lalu, apa hubungan mereka selesai sampai di sini?
Oh, tidak semudah itu, Ferguso!

Jagger nggak bisa memungkiri ketertarikannya pada Bella lebih dari sekadar fisik. Sayangnya Bella malah mati-matian menepis perasaannya, padahal dia ada hati juga sama Jagger. Usut punya usut, ternyata Bella masih trauma karena dibohongi oleh mantan pacarnya. Bahkan gara-gara kejadian itu dia dipermalukan di lobby kantor. Hm, Bella sih mau hubungan yang meaningless, tapi Jagger-nya terlanjur jatuh cinta.

Tenang, meski ditolak ketika berada di Jakarta, Jagger nggak menyerah kok. Dia tetap ngejar Bella sewaktu mereka sudah kembali ke Hanoi.

K a r a k t e r : 

Jagger: Cowok 28 tahun ini good looking banget. Merasa dikhianati sang abang, serta dinomorduakan oleh ibunya membuat Jagger ogah kembali ke Indonesia dan memilih untuk tinggal di Hanoi. Playboy? Nggak kok. Jagger ini cowok paling 'lembut' yang pernah diciptakan Babang CS.

Bella: Hal paling memalukan yang pernah terjadi dalam hidupnya terjadi di lobby kantor. Tak hanya dipermalukan, namun juga dibohongi dan dipatahkan hatinya. Untung si bos berbak hati memberinya sebuah promisi di Hanoi.

Michael: Abang Jagger a.k.a si tukang tikung.

Marissa: Mantan Jagger yang sekarang jadi istri Michael.





"Gue cuman kelewat optimis bisa jadi pacar yang baik buat lo—dan ngira pengakuan gue bakal happy ending. Maafin ya." [Jagger] - h. 261.

Yang aku rasakan saat baca buku ini → fresh, fun, and happy!

Mungkin dari semua tulisan Babang, buku ini terasa paling 'simple'. Hampir setengah bagian pertama berkutat untuk mendekatkan Jagger dan Bella. Terlalu panjang sih menurutku, untungnya masih diimbangi dengan perbincangan yang menarik, dalam kasus ini kisah mellow-nya Jagger yang ditikung abang sendiri. So, suasananya excited. Cuma akibatnya berasa jomplang, karena semalam suntuk dihabiskan di setengah bagian depan, sisanya buat pengejaran Jagger, mengungkap masa lalu Bella, dst.

Hm, tapi di sisi lain buku ini fun. Dalam artian bisa memberikan sensasi menyenangkan saat dibaca. Gaya berceritanya kekinian banget, khas Babangse lah ya! Intinya buku ini cocok dibaca buat have fun, sama sekali nggak menguras otak dan guyonannya fresh.

Karakter Jagger sendiri menurutku agak berbeda dengan karakter-karakter di buku Babangse lainnya. Jagger did random sex, but he is not a jerk. Nggak ada bau-bau brengsek yang menguar dari Jagger. Malah menurutku dia sweet dan baperan. Wakakak!

Intinya buku ini → simple tapi nggak bosenin.

Kalau kalian lagi jenuh dengan bacaan yang menguras otak, mungkin bisa baca buku ini buat perenggangan😂 Eh, but it's adult romance ya. For underage, sorry, you cannot meet Jagger & Bella.

Oh ya, waktu scene Bella stalking IG-nya Jagger, aku iseng-iseng ikutan nyari nama Jagger Sudarso di IG, dan ternyata nggak ketemu gaes! Wakakak.... Sumpah ini paling gaje, sebelumnya nggak pernah sampai segininya.

January 02, 2019

[Book Review] My Possessive Junior - Ervina Karim

Judul: My Possessive Junior
Penulis: Ervina Karim
Halaman: iv+190 halaman
Genre: [Nggak ada labelnya, aku labelin YA aja deh]
Penerbit: Venom Publisher
Tahun: Mei, 2018
Penyunting & Layout: Julia Inna Bunga
Desain Kover: Evi Fhe
ISBN: -
Harga: -
Rate: ★☆☆☆☆


Apa gue mesti jadi luka supaya tetap ada dalam hidup lo? - h. 103

S t o r y l i n e :

Marvel adalah cowok SMA usia 17 tahun yang mendadak jatuh cinta pada Avie, cewek kuliahan yang lima tahun lebih tua daripada dia. Cara pendekatan Marvel yang frontal 'agak-agak' mengganggu Avie. Aku bilang 'agak' karena memang aku lihat Avie nggak sepenuhnya terganggu kok. Marvel bahkan nggak peduli sama Avie yang menyukai Noel. Bagi Marvel, Avie adalah cinta matinya.

[Aku nggak menuliskan storyline panjang-panjang karena memang intinya cuma begitu aja, si Marvel yang suka sama Avie.]


K a r a k t e r :

Avie → Cewek yang 'euuuuuh' banget. Nggak tegas dan cenderung gampang termehek-mehek. Ngakunya di hati cuma ada Noel, tapi dirayu Marvel tersipu-sipu. Zzz~

Marvel → Playboy cap botol kecap yang ngakunya jatuh cinta beneran sama Avie. Sok-sokan paling cakep, frontal, semaunya sendiri. Hzzz, bukannya terpesona, aku malah ilfil. Padahal aku ini penggemar bad boy loh, except this one. Karakternya enggak banget.

Dea → Teman sekaligus kakak Marvel.

Noel → Gebetan Avie.

Galang → Adik Avie sekaligus sahabat Marvel.


P e n u l i s a n   &   K o r e k s i :

1. Lihat kover pandangan langsung kabur. Lah iya soalnya kovernya pecah-pecah mirip tumit sama sikuku. Hzzzz~

2. Di kover depan nama penulisnya Ervina Karin, tapi di bagian dalam Ervina Karim. Niat banget typo-nya😪

[Ini aku sama sekali belum baca loh, tapi selera baca udah drop duluan. Oke, lanjut....]

3. "Mungkin gue baik, ramah, nggak jutek...." [Prolog - Avie]
→ Yang bisa nilai kamu kayak gimana itu orang lain, Sayang. Bukan kamu sendiri, oke?!

4. Dan ... aku disambut oleh typo lagi di bagian prolognya Marvel 😑 Terus kata shit yang harusnya miring juga tegak-tegak aja tuh.

5. POV-nya campur. Ada POV satu, ada POV tiga terbatas, ada POV tiga serba tahu. Mana tiap pergantian ditulis: Avie POV, Author POV. Duh, sumpah nggak rapi banget!

6. Bahasa yang dipakai nggak baku, baik itu dalam narasi ataupun percakapannya. Tapi sekali lagi plis, tetap ada aturannya. Nulis buku bukan suka-suka kayak nulis diary atau curhatan di sosmed ya.

7. Typo, tanda baca, kata depan, awalan, penggunaan huruf besar dan huruf kecil, kata dan kalimat yang harusnya ditulis miring kacau balau. Oke, mungkin ke belakangnya aku bakal abaikan ini dan fokus ke plot aja. Aku anggap buku ini ditulis suka-suka, yang bodo amat sama KBBI dan kawan-kawannya. Btw aku masih di bab satu awal banget.

8. Pertama kali ketemu sama Avie, Marvel langsung ngecup pipi Avie sampai basah. Refleks Avie bukannya nampar atau menjauh, eh malah termehek-mehek sama ketamvanan Marvel. [- h. 10]
→ Okelah, Marvel ganteng, tapi apa segitunya Avie nggak punya harga diri? Kalau aku jadi Avie sih bisa dipastikan bola kembar Marvel nggak bakal selamat.
→ Marvel juga, amit-amit dah. Ada temen kakaknya cantik langsung disosor aja. Part ini jujur bikin aku otomatis komen: wagelaseh!
Ngecup pipi sampai basah. Dicipok? Dijilat? Diemut? 😂
→ Sumpah aku langsung ilfil sama kedua mahkluk ini. Yang satu main sosor aja, yang disosor juga malah termehek-mehek. *asdfghjkl!

9. Marvel menyukai Avie secara instan.
→ Mau makan mi instan aja butuh proses, harus dimasak dulu. Nah ini? Tiba-tiba aja Marvel ngecup pipi Avie pas Avie lagi nungguin Dea (kakak Marvel). Terus seenak udel bilang suka, cinta, kamu milikku, kamu pacarku? Posesifnya si Marvel ini nggak beralasan.
Duh, fiksi sih fiksi. But where's the logic?

10. Kedua bola mataku terbelalak histeris. [- h. 10]
→ Bola mata terbelalak? Nggak bisa bayangin deh gimana bentuknya. Yang terbelalak itu kelopak mata, oke?!

11. Quote [- h. 11]
→ Penulisan aku dan kamu pakai A dan K besar, padahal aku dan kamu di situ bukan awal kalimat. Hell-to-the-O, penulisan seperti itu mengarah ke Tuhan. Berhubung gue dan lo bukan Tuhan, jadi pakai a dan k kecil aja.

12. Marvel yang langsung bilang kalau Avie adalah miliknya, pacarnya tanpa ada alasan. Padahal waktu itu dia baru aja ketemu sama Avie.
→ Marvel sehat? Mau nambah micin mungkin?

13. ...Queen of School di sekolah luar biasa ini?
→ Mungkin bisa pakai pilihan kata yang lain? Sekolah luar biasa aku bayanginnya kok SLB. Tahu kan SLB itu sekolah yang kayak gimana?

14. Bola mata terbelalak sempurna. [- h. 48]
→ Eh muncul lagi bola mata yang terbelalak. Next kalau muncul lagi nggak bakalan aku koreksi.

15. It's show time! [- h. 58]
→ Get ready? It's show time! Nah, mendadak ingat iKON.
*Abaikan yang ini ya. Bukan koreksi kok, cuma lucu-lucuan aja*

16. Bigbang! [- h. 59]
→ Woy! Kenapa bawa-bawa Big Bang sih, nggak tahu apa gue ini VIP sejak 2008.
*Abaikan yang ini ya. Bukan koreksi kok, cuma lucu-lucuan aja*

17. He's a player casanova. [- h. 62]
→ Um, kalimat ini maksudnya gimana, ya? Kalau memang mau bikin kalimat umpatan, He's a player aja cukup. Nggak usah ada embel-embel casanova, jadi tumpuk-tumpuk ah. Btw tahu nggak siapa itu Casanova? Kalau belum tahu tanya Eyang Gugel yak!

18. "He messes with girls and plays them like toys." [- h. 71]
→ Messes? *seketika ingat meses ceres*
#RIPEnglish 😭

19. "What do you do when I sleep?" [- h. 83]
→ Struktur kalimatnya bener-bener polosan nggak ada campur tangan tenses-nya. Padahal mengarah ke past tense. Tolong diperhatikan ya, sewaktu menulis kalimat atau apa pun dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, tolong pakai banget kuasai dulu. Kalau dibaca yang ngerti sih palingan cuma geleng-geleng kepala, tapi gimana kalau dibaca orang nggak ngerti dan mereka anggap kalimat itu benar? Wah, menyesatkan dong jadinya. Menulis buku itu bukan cuma sekadar hobi untuk mengisi waktu luang, tapi juga memberikan informasi kepada pembaca. So, jangan memberikan informasi yang menyesatkan ya. Kalau memang nggak menguasai bahasa asing, tanya dulu sama ahlinya. Atau, yang paling aman pakai bahasa Indonesia aja. Kuasai dulu bahasa Ibu, baru nambah bahasa lainnya.

20. Avie yang terkesan nurut aja sama Marvel. Katanya benci, tapi kesannya nggak bisa nolak.
→ Fix, authornya masih belum berhasil membangun karakter. Avie ini 22 tahun lho, harusnya sudah bisa ambil tindakan. Masak gara-gara Marvel tahu kalau Avie suka sama FF NC aja dia jadi susah nolak? Padahal semua tindakan Marvel ke Avie ini bisa dibilang 'sakit'. Macam fanboy freak yang terobsesi sama Jennie BlackPink.

21. "Silence. You are right. Aku akan...." [- h. 85]
→ Wait! Wait! Yang benar 'shut up!', bukan 'silence', pas ini si Marvel juga lagi marah lho! Sepintas maknanya memang sama, tapi beda. Sekali lagi, kuasai sedetail apa pun yang kamu tulis.

22. Deno yang penasaran secantik apa Avie. [- h. 92]
→ Lah? Bukannya mereka udah pernah ketemu? Waktu si Marvel nyamperin Avie di kampus, tiba-tiba datang 3 motor. Mereka Deno, Galang, dan Helmi, kan? [- h. 51]

23. "I don't care if you say's you never mine. 'Cause for me, you are mine. Now and forever. Remember that's!" [- h. 98]
#RIPEnglish

24. "Nothing reason for fall in love with you. 'Cause if you love someone, one again, nothing reason for that's." [- h. 127]
#RIPEnglish

25. 16.20 PM In Jakarta [- h. 163]
→ Kalau pake AM/PM formatnya 12 jam ya, bukan 24 jam gini. Siapa pun tahu kalau 16.20 itu udah lewat 12 siang, jadi nggak perlu ditambah PM lagi sebagai penunjuk. Beda kalau formatnya 12 jam, kudu dikasih keterangan AM/PM biar tahu itu sebelum/setelah jam 12 siang.
→ In di tengah I-nya pake huruf kecil ya. Kenapa? Ya emang gitu aturannya.


*Tarik napas dalam-dalam sebelum lanjut....*

Oke, jadi awalnya aku baca ebook ini karena dimintai tolong oleh author-nya untuk mereview. Dan posting review-an ini juga atas permintaan author.

Pertanyaanku yang paling mendasar: Ini editornya kerja? Seriusan menguasai KBBI dan kawan-kawannya?

Pertama kali ngelihat kovernya, aku pikir ini adalah buku dengan cerita 21+, ternyata aku kecele. Tokoh utama dalam buku ini anak SMA dan anak kuliahan. Storyline-nya benernya simple banget, cuma tentang Marvel yang mabok cinta sama Avie, sementara Avie susah mengakui karena Marvel lebih muda, um berondong jagung lah ya. Dari storyline yang sangat sederhana seperti itu harusnya diimbangi dengan bumbu-bumbu apa kek biar menarik. Sayangnya buku ini nggak, ditambah dengan penulisan dan premis yang euhhhh~ So, so, so sorry to say: this book has no interest!

Coba aja kalau plotnya dibikin gini:
Marvel naksir sama Avie, tapi Galang selaku adeknya Avie nggak setuju. Karena Galang yang juga sahabat Marvel tahu banget kebusukannya Marvel yang suka main cewek. Lalu Noel yang disukai oleh Avie bikin Avie patah hati (terserah gimana patah hatinya). Keadaan Avie yang patah hati dijadikan celah oleh Marvel untuk mendekat. Terus mereka dekat deh. Nah, Galang yang nggak setuju dengan berbagai cara mencoba untuk menghalagi hubungan Marvel dan Avie. Sampai pada puncaknya Marvel dilukai Galang yang bikin persahabatan Avie dan Dea retak. Dan seterusnya.... [Kan ini cuma misal aja, jadi ada twist-nya gitu lho!]

Oke, cerita ini tokohnya memang anak SMA dan anak kuliahan, tapi karakter Marvel diceritakan suka gonta-ganti cewek buat teman bobok dan have fun aja. Hm, nggak apa-apa sih, mengingat zaman sekarang gaya hidup seperti itu sudah umum, apalagi di kota-kota besar. Hanya saja, saranku bangunlah karakter utama yang lebih positif. Nakal dan brengsek itu wajar kok. Tapi buatlah ending yang menyenangkan buat si karakter utama. Marvel memang kelihatannya tobat sih, tapi prosesnya nggak terlalu kentara. Yang ditonjolkan dalam cerita ini cuma posesifnya Marvel ke Avie. Avie sebagai cewek juga nggak banget, haha.... Seganteng-gantengnya cowok yang main sosor aja, masak refleksnya cuma bengong karena terlalu terpesona? Minimal teriak kek, atau didorong. Lagian Avie baru pertama kali ketemu sama Marvel.

Selain posesif, mungkin yang ingin disampaikan oleh penulisnya adalah bahwa cinta tidak mengenal usia. Tema yang sudah sangat umum, hanya saja andaikata pengemasannya menarik pasti responku bakal beda. MPJ ini cenderung flat, nggak ada twist, dari segi penulisan dan diksi juga masih perlu lebih banyak belajar. Diksinya masih terlalu biasa untuk sebuah cerita yang diharapkan bisa membuat orang baper.

Saranku buat author:
Untuk penulisan yang baik dan benar, mungkin kamu bisa baca buku-buku terbitan Gramedia atau Elexmedia yang setahuku dari segi penulisan oke punya. Sedangkan untuk plot, karakter, dll kamu harus banyak membaca. Bacalah buku yang berkualitas ya. Sebelum memutuskan untuk menulis, riset dulu, juga kuasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Karena menulis ada aturannya, nggak seperti curhat di sosmed yang seenak jidat. Aku dulu juga gini kok, nulis aja apa yang ada di kepala. Tapi sekarang setelah banyak membaca dan belajar, aku baca naskah lamaku jijay sendiri. Berantakan parah! So, jangan malas untuk belajar kalau mau tulisan kamu berkualitas. Keep writing ya~ And thank you for giving me chance to read your book 😃💕