June 30, 2019

[Book Review] Breaking Point - Pretty Angelia

Judul: Breaking Point
Penulis: Pretty Angelia
Genre: Young Adult (17+)
Bahasa: Indonesia
Tebal: 240 halaman
Rilis: 19 Februari 2019
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020381282
Harga: IDR. 59.000 (P. Jawa)
Rate: ★★★☆☆


B l u r b :

Geta, 17 tahun
Gue terpaksa ikutan program Paket C karena dikeluarin dari sekolah. Mungkin lo semua heran mantan ketua OSIS kayak gue bisa tersandung kasus berat. Tapi ini masalah prinsip dan gue yakin, gue nggak bersalah. Sebenarnya gue sempat malu karena gue pikir gue bakal ketemu sama orang-orang gagal, tapi setelah masuk kelas itu gue tahu… kata gagal nggak tepat diberikan untuk mereka.

Vierro, 18 tahun
Nggak ikut UN gara-gara nggak bisa ninggalin kompetisi catur di Roma. Tapi tetangga ada yang nyeletuk, sepenting itukah pertandingan gue sampai berani ikutan Paket C yang isinya orang-orang payah? Seenaknya aja dia bilang payah. Gue jelasin juga akan percuma karena mereka memang nggak suka sama gue yang punya banyak uang gara-gara catur doang. 

Daniar, 17 tahun
Penyakit ini nggak akan ngambil semuanya dari aku. Aku bakal sembuh dan kejar cita-citaku dengan sekolah setinggi-tingginya. Program Paket C membantuku mewujudkan hal itu.

Bogel, 20 tahun 
Gue emang dulu bandar narkoba, keluar-masuk penjara, terus lo pikir gue nggak boleh punya ijazah?! Enak aja lo ngomong!

*

Breaking point, adalah di mana kita tengah berada di titik terendah, benar-benar jatuh, dan nggak ada yang mau mengulurkan tangan pada kita. Tapi setelah kita melewati titik itu, biasanya kita akan menjadi manusia yang baru.

Sebetulnya novel ini keren. Mulai dari blurb, topik cerita mengenai paket C, serta premisnya pun menarik. Sayang eksekusinya kayak nggak ada feel-nya.

Awal-awal baca sih aku nggak begitu suka sama Geta yang memang terkesan sok pahlawan. Tapi lama-lama aku malah suka banget sama karakternya yang kokoh. Untuk tersangka utamanya sendiri di awal cerita aku udah nebak, dan kebetulan tebakanku bener. Pembahasan mengenai paket C serta orang-orang mengikutinya memberi pencerahan baru. Kita nggak boleh memandang mereka sebelah mata atau merasa kita yang lulus UN di sekolah reguler lebih tinggi derajatnya dibandingkan mereka. Paket C itu setara loh sama SMA!

Seperti normalnya novel teenlit atau YA, Breaking Point ini juga nggak lepas dari bumbu-bumbu persahabatan. Salut banget sama persabahatan Geta, Vierro, Daniar, dan Bogel. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, bahkan salah satunya memiliki cacat fisik. Tapi semua itu nggak berpengaruh, malahan membuat mereka saling menopang satu sama lain.

Selain persahabatan, novel ini juga mengusung permasalahan yang kerap terjadi di sekolah, yaitu korupsi. Percaya nggak percaya, aku pernah dapet wali kelas yang mata duitan banget—yang dikit-dikit suruh bayar iuran, nggak jelas tuh duit larinya ke mana. Kalau di sini kasusnya beasiswa yang nggak cair karena ditilep sama salah seorang oknum guru. Sikap Geta yang nggak bisa ngelihat orang lain kesusahan itulah yang bikin oknum guru itu membencinya, sampai merancang sesuatu yang busuk buat ngedepak Geta dari sekolah. Bangsat dah!

Twist-nya lumayan. Cuma aku terganggu sama 'tebak-tebakan' yang kadang nggak terjawab. Misalnya hubungan Alanda dengan anu dan si anu. Terus apa dia dipenjara juga ada kaitannya sama si anu itu?

Mengambil sudut orang ketiga, penulisan buku ini enak buat dibaca. Karakternya yang kuat bikin gampang diingat dan gampang disukai/dibenci. Btw aku suka banget deh sama Vierro, yaelah tuh anak bikin aku mesem-mesem sendiri pas baca🤣

Oh ya, aku dibikin kesal setengah mampus sama Rajen dan Pak Radi. Sungguhan bikin orang pengin bejek-bejek. Dua orang ini liciknya niat banget, ular pokoknya!

Q u o t e s :

"Jika percaya Tuhan, harusnya kita juga bisa percaya sama diri sendiri." [Pak Jihad] - h. 158
"Mereka yang berhasil keluar dari masa breaking point-nya, pasti akan lahir sebagai manusia yang baru." [Pak Jihad] - h. 159
"Kalian hidup untuk bahagia. Kebahagiaan itu akan muncul ketika kalian menemukan cahaya. Dan cahaya itu tidak akan kelihatan tanpa kalian berada di kegelapan terlebih dahulu." [Pak Jihad] - h. 162
Bukan hanya tak berbalas, cinta yang didiamkan juga meninggalkan luka yang mendalam. - h. 204

June 29, 2019

[Book Review] Falling Domino - Afy Zia

Judul: Falling Domino
Penulis: Afy Zia
Genre: Teenlit
Bahasa: Indonesia
Tebal: 256 halaman
Rilis: 29 April 2019
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020622248
Harga: IDR. 77.000 (P. Jawa)
Rate: ★★★★☆


B l u r b :

Dirga benci banyak hal. Dia benci Bram karena telah merenggut mantan pacarnya. Dia benci Rafi karena selalu membuatnya terngiang akan masa lalu. Dia bahkan benci Papa karena tak pernah ada untuknya.

Namun, kecerobohan Dirga menantang Bram membuatnya harus berhadapan pada rentetan peristiwa yang tak pernah dia duga: bertemu cewek bawel bernama Alana, sekelas dengan Rafi yang selalu membuatnya naik pitam, serta bergabung dengan ekstrakulikuler paling beken di SMA Mulia Bangsa.

Seperti kejatuhan domino, satu peristiwa mengantarkan Dirga pada peristiwa baru lainnya. Masalahnya, apakah setiap kejatuhan domino itu akan menuntun Dirga pada peristiwa yang lebih baik daripada sebelumnya? Atau justru malah sebaliknya?

*

Nggak tahu kenapa, hati rasanya hangat ketika selesai baca buku ini. Teenlit emang nggak jauh-jauh dari yang namanya pacaran, persahabatan, dan keluarga. Buku ini menceritakan Dirga dan sekelumit kehidupannya yang awur-awuran.

Emangnya Dirga cowok yang kayak gimana sih?
Hm, Dirga itu ngeselin banget, tapi juga bikin aku jatuh cinta sama karakternya. Dicap sebagai tukang tawuran, mantan narapidana, dan serenceng julukan negatif lain membuat cowok ini mati rasa. Terlebih lagi kedua orangtuanya sudah bercerai. Bisa bayangin gimana tertekannya dia, kan?

Dalam buku ini kita diajak untuk mendalami mengenai sudut pandang. Misalnya Dirga yang casingnya beneran buruk, rupanya menyimpan sakit hati yang amat sangat. Selain itu masih banyak lagi kok. Intinya kita nggak boleh nge-judge orang hanya melalui sudut pandang kita saja, karena sudut pandang orang lain belum tentu sama seperti kita. Sesekali, kita perlu memosisikan diri kita sebagai orang lain.

Lalu sekali lagi, di sini kita juga diajak untuk mengubah sebuah persepsi yang sudah berakar kuat di kepala kita, yaitu tentang prestasi dan impian. Nggak ada ceritanya prestasi akademik itu pasti akan lebih menjamin masa depan ketimbang non-akademik. Sumpah, kalau sampai sekarang ada yang masih berpikiran seperti itu, coba deh baca buku ini. Setiap orang punya mimpi, dan itu nggak melulu bisa dicapai dengan nilai-nilai akademik yang mumpuni.

Ditulis dengan sudut pandang orang ketiga, buku ini sangat mudah untuk dinikmati. Bahasanya yang nggak berat, serta percakapannya yang 'remaja' banget berasa gampang diserap. Plot serta twist-nya rapi, nggak bolong-bolong gitu. Premisnya sip pokoknya. Plus, kovernya itu Dirga banget.

Chemistry antar karakternya juga oke, terutama Alana dan Dirga. Mereka itu cute banget, aku sempat senyum-senyum sendiri. Haha *teringat masa muda* eaaaaa, kayak udah tuwir aja bleh!

Kalau ada yang nanya apa buku ini page turner, aku jawab ya. Apalagi waktu udah masuk ke dalam konflik dan twist-nya. You will know why its called Falling Domino.

Kesimpulannya buku ini punya sesuatu yang bikin hati hangat. Kelihatannya semua kayak kejadian sehari-hari, tapi berasa dalem banget.

Q u o t e s :

"Gue nggak suka disinggung tentang kebahagiaan. Bagi lo, kebahagiaan mungkin bisa jadi obat bagi segala kesedihan lo. Tapi bagi gue... kebahagiaan itu hal langka." [Dirga] - h. 61
"Jangan jadikan ketakutan lo sebagai alasan. Lo nggak bisa menyimpulkan semuanya pasti bakal terulang hanya karena luka masa lalu lo itu." [Faris] - h. 86
"Buat apa mempertahankan perasaan ya g lambat laun bakal membunuh diri lo sendiri?" [Dirga] - h. 112
"Sepahit apa pun masa lalu, itu akan tetep jadi bagian dari masa lalu." [Alana] - h. 175
Mereka memang tidak bisa memutar ulang masa lalu yang telah tertinggal jauh di belakang. Namun, selama mereka masih punya masa kini, semua hal yang mereka harapkan sudah lebih dari cukup. - h. 178

June 26, 2019

[Book Review] Kenya - Kincirmainan

 Judul: Kenya
Penulis: Kincirmainan
Genre: Novel Roman (18+)
Bahasa: Indonesia
Tebal: 356 halaman
Rilis: Mei 2019
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
ISBN: 9786232160644
Harga: IDR. 84.000
Rate: ★★★★☆

 
B l u r b :

Gue Kenya Barika Bayo, lahir di Kenya, punya adik cowok yang super mega ultra sensitif bernama Afrika.

Seeprti cewek lain di muka bumi jni, gue juga bikin resolusi tahun baru yang nggak berguna sebab isinya 85% gagal 10% pasti segera gagal dan 5% belum pasti gimana nasibnya.

Kacau.

Delta, cowok yang gue sayang dari kecil dan mau gue tembak tepat pada malam pergantian tahun, which is bagian dari rencana besar gue tahun ini, justru jadian sama sahabat gue! Parahnya, malam itu juga gue malah jatuh ke pelukan Data, adiknya Delta!

Oh my God, Kenya, what were you thinking?!


*

Buku ini asyik!
Kalimat itu yang seketika terlintas di benakku ketika baca. Dari segi cerita, jujur aku nggak terlalu impress, tapi dari segi lain-lainnya aku suka.

Buku ini memiliki karakter yang bagiku unik. Kenya, sosok cewek yang nggak ada cewek-ceweknya, gahar dan ceplas-ceplos. Nggak ada tuh kalimat jaga image dalam kamusnya. Fisik Kenya juga nggak seperti kebanyakan cewek di novel-novel lain yang memiliki kecantikan dan tubuh yang sempurna. Sebaliknya, Kenya ini terkesan B aja, rambutnya megar kribo pula. Tapi di sinilah keunikannya. Kenya itu, cantik dengan caranya sendiri. Nggak cuma Kenya, karakter dari tokoh yang lain pun kuat, jadi aku bisa dengan gampang memutuskan suka atau nggak suka.

Misalnya Afrika, adik cowok Kenya ini malah dianugerahi paras cantik dan hati yang super sensitif. Wkwk, kadang dunia memang kebolak-balik ya? Kenya yang cewek kesannya malah kayak preman, sedangkan Afrika yang cowok malah kalem.

Fyi, ini adalah buku pertama dari Kincirmainan yang aku baca. Gaya tulisannya yang ceplas-ceplos bikin aku langsung cocok dan bisa dengan mudah dinikmati. Oh ya, kovernya cuteee juga lho! Itu menggambarkan Kenya banget, sementara bagian belakangnya, ada si cowok cantik alias Afrika alias adiknya Kenya. Kovernya membantu banget buat membangun imajinasi sewaktu membaca.

Pekerjaan Kenya juga menarik lho. Cuma kalo ini relatif sih. Bagi aku sendiri pekerjaan yang berhubungan dengan hewan itu menarik. Apalagi waktu Kenya sama Bella mau ke Cina buat jadi relawan yang ngerawat panda. OMG!!! Panda gitu, aku suka banget sama pandaaaa🐼🐼🐼
Chemistry antar karakternya juga aku suka, terutama Kenya-Data dan Kenya-Afrika.

Wait, buku ini ada TAPI-nya lho....
Jadi gini, buku ini mengandung adegan, life style, juga kata-kata yang bagi sebagian orang tabu. Saranku, ketika baca buku ini tolong cerdas. Jangan pandang dari sisi negatifnya alias bad habit para tokohnya. Posisikan mereka juga manusia yang punya sisi baik dan brengsek. Aku juga muterin mata sama Kenya yang dengan gampangnya jatuh ke pelukan laki-laki lain. But I know it's Kenya and her imperfect.

Kesimpulannya buku ini punya karakter yang unik, pokoknya Kenya itu beda banget sama ciwik-ciwik dalam novel-novel yang seringnya perfectly beauty. Gaya penulisan yang ceplas-ceplos bikin minim jenuh. So kalo kalian suka buku yang page turner tapi juga bikin penasaran, Kenya ini adalah pilihan yang tepat.


Q u o t e s :

"Semua orang butuh sekali-kali jatuh. Makin keras jatuhnya, makin banyak pelajaran yang lo dapet. Nikmatin aja. Gue juga pernah kok di posisi lo." [Data] - h. 25
Kenapa dari sekian banyak wanita di muka bumi ini, bukan hati gue yang lo pilih? [Kenya] - h. 109
"Sebab masa muda itu cuma sesaat. Kiss slowly, fall in love, have lots of fun, and be brave while you were young." - h. 128
Every human being has an ability to recover themselves." - h. 188
If the love tied me so hard, if the love didn't make me happy with their happiness, then it's not love at all. - h. 208
Apa benar seseorang yang sejak lama kita inginkan menjadi tidak lagi menarik saat berhasil kita dapatkan? - h. 227
"Friends with benefit itu memang mustahil, ya? Itu hanya akan bikin dua orang bodoh saling jatuh cinta pada akhirnya." - h. 339 

June 25, 2019

[Book Review] Fallega - Dana Fazaira

Judul: Fallega
Penulis: Dana Fazaira
Genre: Novel Remaja (17+)
Bahasa: Indonesia
Tebal: 336 halaman
Rilis: 29 Oktober 2018
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020618326
Harga: IDR. 85.000 (P. Jawa)
Rate: ★★★★☆


B l u r b :

Fallega Dinata kembali ke Jakarta!

Setelah diasingkan karena dianggap mencoreng nama baik keluarga, cewek itu kembali sebagai mahasiswi tomboi yang disegani para mahasiswa. Semua orang yang mengenalnya tidak percaya dengan penampilan Fal yang berubah 180 derajat. Mereka tambah gempar karena Fal mengaku hilang ingatan.

Apa iya Fal hilang ingatan karena insiden beberapa tahun lalu? Sayangnya, itu hanya rumor yang cewek itu ciptakan sendiri. Mana mungkin dia amnesia setelah dihunjam dengan pengkhianatan dan rasa sakit hati yang begitu mendalam? Fal kembali untuk membuat perhitungan dengan mereka yang sudah membuat hidupnya hancur. Rumor itu Fal sebar agar dia bisa menjalankan rencana balas dendam yang sudah dia siapkan matang-matang.

Dalam menjalankan rencana itu, Fal bertemu dengan Rani dan Awi, dua sosok polos yang mengajarkannya berbagai kebaikan. Dia juga mesti berhadapan dengan Aji—cinta masa lalu—yang sudah mengkhianatinya.

Setelah rencana dijalankan dengan begitu rapi, haruskah dia mundur setelah tahu bahwa masih ada ketulusan dan rasa penyesalan dari orang-orang itu? Lantas, bagaimana jika sesungguhnya Fal masih mengharapkan cinta tulus dari Aji?



*

FAKK! BUKU MACAM APA INIII?
SUMPAH DARI AWAL SAMPAI AKHIR SERIUS MULU BAWAANNYA!!!!

*tarik napas*

Oke, mari kita bahas buku yang baru aja aku kelarin cuma dalam semalam ini. Tadinya aku cuma iseng baca buku ini. Pas scroll-scroll di GD aku ketemu buku yang kovernya pink, cakep deh, auto pencet download. Kalo ditanya apa sebelumnya aku tahu buku ini, aku jawab tahu. Karena beberapa teman bookstagram emang udah pernah bikin ulasan mengenai buku ini—dan jujur ketika itu aku berencana beli. Tapi ayolah, berhubung wishlist banyak, jadi yah ... u know lah.

Dari blurb-nya siapa pun mengira kalo isinya pasti seputaran balas dendam. Emang iya! Tapi tak sesederhana itu, Ferguso! Intinya memang balas dendam, tapi apa iya semua itu bisa berjalan lancar kalo hati nurani masih hidup?

Fal kembali ke Jakarta memang untuk membuat perhitungan dengan orang-orang yang dulu pernah menyakiti dan menghancurkannya. Orang-orang yang menyakitinya itu bukan orang asing loh, melainkan sahabat dan pacarnya sendiri. Dari halaman pertama, aku berusaha untuk memosisikan diri sebagai Fal, sosok lembut yang saking tersakitinya, berubah menjadi sekeras batu karang. Tak hanya itu, Fal yang dulunya feminin berputar haluan menjadi tomboi. Semua rencana balas dendam yang Fal susun berjalan dengan sebagaimana mestinya. Namun di akhir, perasaan lega tak kunjung datang. Malahan Fal merasa bersalah.

Alur cerita dan konfliknya padat, nggak santai banget sumpah.  Seperti novel YA pada umumnya, pacar, sahabat, dan keluarga sudah menjadi komposisi wajib. Namun rencana balas dendam yang Fal susun dengan sangat rapi bikin buku ini punya citarasa tersendiri. Plot twist-nya cukup oke karena aku sempat ber-oh-oh ria waktu baca. Cuma tokohnya yang lumayan banyak bikin aku agak kesulitan untuk mendalaminya, soalnya masing-masing tokohnya hampir serupa—terutama mengenai sifat, sementara fisiknya nggak dijelasin secara gamblang.

Kisah Fal, Aji, dan kawan-kawan di sini memberi kita pelajaran untuk nggak menyimpan dendam, lalu bagaimana caranya memaafkan. Terus, ada baiknya tenangin emosi dulu sebelum mengambil keputusan, biar nggak salah paham. Karena di sini kesalahpahaman antara Fal dan Aji menjadi salah satu pemicu yang bikin dendam di hati Fal membara. Percayalah, dendam nggak akan membuat kamu puas!

Penulisan serta diksinya cukup masuk di aku. Waktu baca jujur aku nggak terlalu merhatiin tulisan, dll gegara terlalu fokus sama ceritanya. Meski aku sempat nemu typo dan salah nama. Tapi oke kok, masih termaafkan.

Dan endingnya...?
Kampret gilak!
Di awal-awal aku terhanyut dengan dendamnya Fal, eh ujung-ujungnya aku dibikin mewek.

Kalo diibaratkan drakor, ini tuh kayak Moon Lovers yang di awal aja konfliknya udah terbangun. Terus selama jalan cerita sampai akhir, ada aja yang terjadi sampai berasa susah napas.

Weits, bukan berarti buku ini nggak ada kelemahannya. Adegan yang sepotong-potong alias perpindahan yang cepat membuat aku nggak nyaman. Itu juga yang bikin aku baru bisa memahami satu per satu karakter tokohnya waktu pas udah sampai pertengahan.

Kesimpulannya buku ini punya alur cerita dan konflik yang menarik. Padat alias nggak santai yang dengan mudah bikin kamu terhanyut. Aku rekomen buku ini buat kalian yang suka baca cerita-cerita nyesek dan keraddd.

Q u o t e s :

"Tapi manusia selalu punya kesempatan kedua. Nggak ada istilah terlambat untuk berubah." [Eyang Wibbi] - h. 22
"Lo yang main pedang dan lo yang luka karenanya." [Fal] - h. 221
"Manusia perlu waktu untuk berubah, termasuk gue.... [Aji] - h. 221
"Dan yang diperlukan manusia untuk berubah itu waktu." [Rani] -h. 223
Beginilah ego kalau sudah membakar habis hati—beginilah kalau membenci seseorang. Yang sakit bukan orang yang dibenci, melainkan diri kita sendiri. - h. 223