April 29, 2022

[Movie & Drama Review] C-Drama: Our Secret / Secrets in the Lattice / An Ge Li De Mi Mi / 暗格里的秘密 (2021)

Judul: Our Secret / Secrets in the Lattice / An Ge Li De Mi Mi / 暗格里的秘密 
 Sutradara: Zhang Xiao An
Penulis Naskah: Joker Sun
Genre: Youth, Romance, School
Pemeran: Chen Zheyuan (Zhou Shiyue), Rainbow Xu Mengjie (Ding Xian), Wang Zexuan (Song Siqi), Wang Yilan (Kong Shadi), Liu Xiwei (You Keke), Li Riyao (Jiang Chen), Fan Zhixin (Su Bocong)
Negara: China
Bahasa: Mandarin
Jumlah Episode: 24 episode + special episode + extra episode
Durasi: 45 menit per episode
Tayang: 10 Agustus - 26 Agustus 2021
Rating: 9.0/10


S i n o p s i s :

Bermula dari menjadi teman sebangku selama tiga tahun di SMA, Shiyue dan Ding Xian memiliki kisah masa muda yang berliku. Shiyue adalah siswa idola yang jelas tampan dan pintar, sementara Ding Xian adalah siswa yang biasa-biasa saja, bahkan cenderung memiliki nilai di bawah rata-rata. Kegigihan Ding Xian untuk belajar serta ketelatenan Shiyue dalam mengajari Ding Xian, membuat keduanya tidak hanya menjadi teman sebangku biasa. Walau tidak diungkapkan, mereka memiliki perasaan yang sama. Sayangnya, ketika mengikuti ujian masuk universitas, hanya Shiyue yang berhasil lolos. Sementara Ding Xian memilih untuk mengulang kelas tiga SMA.

Akhirnya perjuangan Ding Xian untuk bersama dengan Shiyue membuahkan hasil, dia diterima di universitas yang sama dengan Shiyue. Tapi ketika bertemu dengan Shiyue, cowok itu malah bersikap dingin dan mengatakan jika dirinya sedang tidak ingin berpacaran.

*

P l o t :

Cerita dibuka dengan kepindahan keluarga Ding Xian menjadi tetangga Shiyue. Sebetulnya keduanya sudah pernah bertemu, hubungan keluarga mereka pun dekat karena orangtua mereka bersahabat. Sewaktu kecil Shiyue dan Ding Xian ini pernah iseng-iseng dijodohkan juga lho!

Tak hanya bertetangga, namun Shiyue dan Ding Xian juga menjadi teman sebangku. Sebetulnya Ding Xian lebih dulu menduduki bangku tersebut, lalu berhubung tidak ada lagi bangku kosong selain di sebelah Ding Xian, Shiyue tidak memiliki pilihan lain.


Awalnya mereka asing. Shiyue yang juga berasal dari SMP yang sama tidak memiliki kesulitan sama sekali dalam pelajaran. Padahal selama pelajaran yang dilakukan Shiyue malah membaca majalah robotik. Orang genius memang beda, ya?
Nah, Ding Xian yang berasal dari SMP di kota kecil pontang-panting mengikuti ritme belajar di Shenhai yang merupakan SMA favorit. Sebagai teman sebangku, Shiyue memang cuek dan dingin, nggak jarang juga melempar kalimat sarkas. Tapi Shiyue ini baik lho, dia mau jadi tutor buat Ding Xian. Perlahan nilai Ding Xian membaik. Semua itu juga tak lepas dari usaha keras Ding Xian dalam belajar.



Ding Xian awalnya tidak memiliki teman. Satu-satunya orang yang dia kenal di Shenhai adalah Su Bocong, kakak kelas tiga jurusan IPS. Su Bocong ini adalah tetangga di kampung halaman Ding Xian. Su Bocong selalu memberikan semangat pada Ding Xian, mengatakan jika setiap orang yang datang ke tempat baru harus belajar beradaptasi. Su Bocong adalah tempat Ding Xian berkeluh-kesah dan meminta bantuan.

Shiyue mulanya cuek, tapi dia nggak bisa menahan diri buat nggak sewot sama si kakak kelas alias Su Bocong. Karena pernah suatu ketika, Ding Xian kesulitan dalam pelajaran Bahasa Inggris, bukannya meminta bantuan Shiyue, Ding Xian malah meminta bantuan Su Bocong. Hm, sebagai teman sebangku pasti kesel banget, ya? Secara Shiyue sudah sering membantu Ding Xian belajar.


Kisah Shiyue dan Ding Xian tidak hanya berfokus pada dunia sekolah mereka, namun juga pada kejadian-kejadian ala remaja SMA. Ding Xian memiliki ibu yang menurutku egois banget, nggak mau mencoba mengerti kemauan anaknya dan terlihat lebih sayang pada adiknya Ding Xian. Ding Xian dan ibunya kerap kali bertengkar. Entah karena ibunya menemukan buku harian Ding Xian atau karena hal lainnya. Ibunya Ding Xian ini terkesan 'mengatur' seluruh kehidupan Ding Xian. Bahkan ketika Ding Xian memilih jurusan IPA, ibunya marah besar. Ibu Ding Xian menganggap jika tidak ada gunanya anak perempuan mengambil jurusan IPA, selain itu jurusan IPA memiliki ritme belajar yang berat. 
Ah, aku sebel banget sama ibunya Ding Xian ini! Ngeselin banget sumpah!
Tahu sih, dia sayang sama anaknya, tapi ya nggak gitu-gitu juga kali! Pokoknya ngeselin abis deh ibunya Ding Xian! Egois banget!

Etapi ayahnya Ding Xian itu father material banget. Aku suka! Sosoknya tenang dan lebih bijaksana, meski di satu sisi terkesan STI.



Shiyue berasal dari keluarga yang 'lebih baik' ketimbang keluarga Ding Xian. Tapi siapa yang tahu jika ayah dan ibunya sering bertengkar? Ayah Shiyue jarang sekali di rumah karena dia merupakan dosen yang mengajar di kota lain. Terus ibunya Shiyue ini sering cemburu, curiga jika suaminya memiliki wanita lain.

Ding Xian memiliki keinginan untuk masuk ke Qinghua bersama dengan Shiyue, sayangnya dia gagal. Ketimbang masuk ke universitas lain, Ding Xian memilih untuk mengulang kelas tiga SMA selama setahun, dengan harapan nilai-nilainya akan membaik dan dia bisa masuk Qinghua.



Selama berjauhan, Shiyue dan Ding Xian sempat mengalami beberapa kesalahpahaman yang membuat mereka tidak lagi saling berhubungan. Shiyue sempat melihat Ding Xian yang menangis pada Su Bocong, mengatakan jika dirinya lelah. Ding Xian yang diam-diam pergi ke Qinghua untuk bertemu dengan Shiyue tanpa sengaja melihat Shiyue berjalan dengan cewek lain. Sejak saat itu, komunikasi mereka terputus.



Ketika Ding Xian berhasil masuk ke Qinghua, orang yang pertama kali dicarinya adalah Shiyue. Sayangnya, Shiyue sudah berubah. Tak hanya dingin, namun juga bersikap seolah-olah tidak ada masa lalu di antara mereka berdua. Ding Xian kecewa, tapi dia tidak akan menyerah. Ding Xian yakin jika Shiyue juga menyukainya.
Berbagai cara dilakukan oleh Ding Xian, sayangnya tak satu pun yang membuahkan hasil. Shiyue tetap saja tidak ingin berada di dekat Ding Xian.
Puncaknya adalah ketika Shiyue mengatakan jika dirinya tidak ingin Ding Xian ada dalam tim penelitiannya. Sebenarnya maksud Shiyue baik, dia tidak ingin Ding Xian yang memiliki bakat dalam menggambar malah menyia-nyiakan waktunya demi mengekorinya. Shiyue tidak ingin Ding Xian melakukan apa yang tidak disukai hanya demi dirinya.

Ding Xian pun menyerah.
Ding Xian sudah terlalu lelah.
:(

Tanpa Ding Xian tahu, sebenarnya Shiyue sedang mengalami masalah yang membuatnya tidak ingin berpacaran. Ayah Shiyue masuk rumah sakit dan membutuhkan banyak biaya. Shiyue yang sebelumnya adalah seorang 'tuan muda' kini harus bekerja sambilan di beberapa tempat demi menutup biaya rumah sakit ayahnya. Shiyue merasa dia tidak bisa melindungi keluarganya, jadi mana mungkin dia bisa melindungi Ding Xian. Shiyue tidak berani walau hatinya merengek.



Sumpah dada berasa nyut-nyutan di beberapa episode ini. Kelihatan banget Ding Xian dan Shiyue saling suka, tapi mereka juga sama-sama sakit. Ding Xian sakit oleh perlakuan Shiyue, sedangkan Shiyue sakit karena perlakuannya pada Ding Xian. Shiyue sering menangis diam-diam setelah dia mendorong Ding Xian atau mengucapkan kalimat yang menyakitkan.



Sampai suatu hari, ayah Shiyue berkata jika tidak ingin menghalangi jalannya. Urusan Shiyue tidak ada kaitannya dengan ayahnya, jangan menjadikan kondisi ayahnya saat ini sebagai alasan untuk tidak melakukan hal yang disukainya.
Detik itu juga Shiyue sadar, akan tetapi Ding Xian yang sudah terlanjur lelah sama sekali tidak tergerak dengan usaha Shiyue dalam memperbaiki hubungan mereka. Ditambah lagi Su Bocong juga terang-terangan menyukai Ding Xian. Pada saat itu Su Bocong sudah bekerja di sebuah perusahaan start up, sedangkan Shiyue masih bekerja di kafe. Kontras banget, kan? 
Keberadaan Su Bocong ini awalnya nggak mengganggu, tapi lama-lama bikin risi. Kegantengan sang kakak kelas pun luntur di hadapanku. Dia itu terlalu antusias dan menghalalkan segala cara demi mendapatkan Ding Xian. Sampai-sampai dia kayak kehilangan 'ketulusannya'. 

Akhirnya Shiyue berhasil mendapatkan hati Ding Xian dan berjanji untuk menebus semua kesalahannya pada Ding Xian. Kehidupan mereka berjalan begitu manis. Kerikil bahkan batu sandungan selalu ada, namun mereka ada satu sama lain untuk saling mendukung.





Ya ampun! Aku gemes banget sama drama ini. Plot-nya simpel, tapi beneran bikin gemes. Sweet abis pokoknya!
Terus setiap mereka berdua ketemu, bajunya itu loh match banget. Warnanya satu tone, jadi berasa serasi banget meski mereka lagi marahan, hihihi.

Aku juga suka banget sama karakter Ding Xian dan Shiyue. Cewek biasa vs cowok superior. Seringnya yang menderita abis yang cewek karena terlalu fokus ngejar-ngejar dan nggak peduli sama yang lain. Sedangkan yang cowok berasa risi dengan si cewek, tapi akhirnya merasa kehilangan setelah cewek yang mengejarnya benar-benar berhenti.
Dalam drama ini bucinnya Ding Xian masih masuk tahap toleransi dan masih waras. Selain itu aku juga suka sama usaha keras Ding Xian. Meski awalnya memiliki tujuan yang kurang tepat, tapi akhirnya Ding Xian menemukan apa yang sebenarnya dia inginkan.
Lalu Shiyue. Cowok genius memang selalu akrab dengan sikap cuek dan dingin. Tapi Shiyue ini beda. Dia perhatian banget sama Ding Xian. Bahkan bersedia mengorbankan banyak waktu demi mengajari Ding Xian. Shiyue ini cukup low profile menurutku.

*



Sebetulnya drama ini udah ada di
watchlist-ku sejak rilis tahun lalu. Berhubung banyak hal ini dan itu, jadinya belum sempat nonton. Nah, belakangan ini aku ngerasa kangen sama drama school life semacam A Love so Beautiful, ditambah lagi aku perlu refrensi buat kelarin tulisanku. Mood sama feel-ku akhir-akhir ini jebluk. Thanks to Ding Xian and Shiyue, setelah nonton mereka, mood sama feel-ku membaik. 

Oiya, selain kisah Ding Xian-Shiyue, ada juga kisah Kong Shadi-Song Siqi dan You Keke-Jiang Chen. Mereka semua adalah teman-teman Ding Xian-Shiyue. Nggak kalah manis juga kisah mereka. Wkwkwk. Kong Shadi-Song Siqi cenderung kayak Tom & Jerry, kalau You Keke-Jiang Chen gercep banget, bahkan mereka udah otw second baby waktu Ding Xian dan Shiyue menikah.

Ini juga kali pertama aku berkenalan dengan Chen Zheyuan dan Rainbow Xu Mengjie. Dan ternyata setelah aku googling, Chen Zheyuan pernah satu frame sama Cheng Xiao di Detective Chinatown. Mereka berdua cuma muncul di empat episode terakhir, tapi tetep aja bikin kepo. Menurutku mereka lumayan cocok loh, hehe. Terus setelah googling lagi, Chen Zheyuan juga pernah satu frame dengan Hu Yitian di Handsome Siblings, mereka meranin kakak-adik. Haduh, udah mupeng duluan bayanginnya, menggalau mau milih kakak atau adiknya😂
Fix, aku bakalan bucin sama Chen Zheyuan. My type banget loh dia itu❤

Kalau sama si kakak kelas alias Su Bocong a.k.a Fan Zhixin, aku udah kenal gegara perannya di Miss Crow with Mr. Lizard. Ituloh, cowok temen kursusnya Jiang Xiaoning, yang sempat sinis-sinisan sama Gu Chuan, yang kadang suka jemput Jiang Xiaoning ke tempat kerja terus berangkat kursus bareng, yang suka nyuruh Jiang Xiaoning nyetirin mobilnya, dan terakhir dia pindah ke luar kota. Wkwkwk.... Waktu Su Bocong masih SMA, aku suka. Perannya timbul tenggelam, nggak terlalu kelihatan kalau naksir Ding Xian, tapi udah berhasil bikin Shiyue cemburu. Setelah Ding Xian kuliah, Su Bocong mulai terang-terangan. Ini bikin aku ilfil, wkwkwk. Nggak suka aja sama cara dia deketin Ding Xian. Makanya di sini aku akhirnya ngelepeh sama si second lead male ini, padahal pertamanya suka.

Kisah Ding Xian dan Shiyue nggak bisa dibilang rumit, tapi penuh arti. Masa muda mereka dilewatkan dengan banyak hal positif. Sampai akhirnya mereka menikah, mereka tetap ngegemesin. 


Ayolah, cari cowok kayak Shiyue di mana sih selain di drama?????


*




April 06, 2022

[Movie & Drama Review] K-Drama: Twenty-five Twenty-One / Seumuldaseot Seumulhana / 스물다섯 스물하나 (2022)

 Judul: Twenty-five Twenty-One / Seumuldaseot Seumulhana / 스물다섯 스물하나
Sutradara: Jung Ji-hyun
Penulis Naskah: Kwon Do-eun
Genre: Youth, Romance, Sport
Pemeran: Kim Tae-ri (Na Hee-do), Nam Joo-hyuk (Back Yi-jin), Bona (Ko Yu-rim), Choi Hyun-wook (Moon Ji-woong), Lee Joo-myung (Ji Seung-wan)
Negara: Korea Selatan
Bahasa: Korea
Jumlah Episode: 16
Durasi: 60-90 menit per episode
Tayang: 12 Februari - 3 April 2022
Network: TvN, Netflix
Rating: 8/10


S i n o p s i s :


Twenty-five Twenty-one mengisahkan cerita cinta dan persahabatan antara Na Hee-do dan Back Yi-Jin.

Na Hee-do adalah anggota klub anggar di sekolahnya. Namun, karena krisis ekonomi, klub anggarnya terpaksa ditutup. Keinginan Na Hee-do untuk tetap beranggar membuatnya nekat pindah sekolah ke tempat Ko Yu-rim, atlet anggar peraih medali emas bersekolah.

Sementara Back Yi-jin keluarganya bangkrut akibat krisis ekonomi. Dia yang mulanya hidup enak sebagai tuan muda kini menjadi mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan kuliahnya. Kondisi itu mengharuskan seluruh keluarganya berpencar untuk menghindari (salah satunya) penagih utang. Back Yi-jin mencoba mencari pekerjaan, tetapi selalu gagal. Meski begitu pada akhirnya dia mendapatkan pekerjaan sebagai reporter.

*

P l o t :


Kim Min-chae, anak perempuan dari mantan atlet anggar Na Hee-do memutuskan untuk berhenti menari balet. Demi menghindari ibunya, Kim Min-chae minggat ke rumah neneknya—yang juga menjadi rumah masa kecil ibunya. Di sana, Kim Min-chae menemukan buku harian milik ibunya dan mulai membacanya. . . .

Kembali ke tahun 1998

"Bukan aku yang merenggut mimpimu, tapi masa kini." Itulah yang dikatakan pelatih anggar di sekolah ketika Na Hee-do protes atas dibubarkannya klub anggar.

Na Hee-do, anggota klub anggar di sekolahnya merasa kecewa karena pihak sekolah memutuskan untuk membubarkan klub anggar. Demi menghemat pengeluaran di tengah krisis ekonomi, pihak sekolah terpaksa mengambil keputusan tersebut (mengingat anggar merupakan olahraga mahal, tapi kurang populer). Di tengah rasa kecewanya, Na Hee-do bercerita pada teman di dunia mayanya yang bernama INJEOLMI. Na Hee-do ingin menjadi hebat seperti Ko Yu-rim, atlet anggar peraih emas. Pada saat itu INJEOLMI berkata, "Jika duniamu lenyap, maka pergilah ke dunianya."
Kata-kata INJEOLMI tersebut membuat Na Hee-do berpikir untuk pindah sekolah ke SMA Tae Yang, tempat Ko Yu-rim, atlet anggar idolanya bersekolah. 

Perjuangan Na Hee-do untuk pindah sekolah tidak semulus jalan tol. Ibu Na Hee-do tidak langsung setuju dengan gagasan putrinya tersebut. Terlebih alasan Na Hee-do pindah sekolah hanya demi tetap bisa beranggar.
Agar bisa pindah sekolah, Na Hee-do akhirnya melakukan hal-hal konyol agar dikeluarkan dari sekolahnya. Misalnya dengan menjadi anggota gangster, pergi ke kelab malam, berkelahi, dll. Bahkan Na Hee-do juga memohon-mohon pada Yang Chan-mi, pelatih anggar SMA Tae Yang agar bersedia menerimanya sebagai murid.


Pertemuan pertama Na Hee-do dan Back Yi-jin terjadi ketika Back Yi-jin mengantar koran ke rumah Na Hee-do. Koran yang dilemparkan oleh Back Yi-jin mengenai patung yang ada di kolam sehingga patung itu rusak. Tahu, kan? Patung cupid yang bisa pipis ituloh, hehe....
Pertemuan mereka seterusnya terjadi di rental komik. Selain menjadi pengantar koran, rupanya Back Yi-jin juga bekerja paruh waktu di rental komik langganan Na Hee-do. Pada saat itu, komik Full House sedang booming dan menjadi rebutan ketika volume terbarunya keluar.


Na Hee-do dan Back Yi-jin akhirnya sering bertemu. Mereka tidak langsung akrab, tapi sikap Na Hee-do yang supel dan banyak bicara selalu bisa mencairkan suasana serta menghibur Back Yi-jin. Hal-hal konyol yang selalu dilakukan oleh Na Hee-do juga tak jarang membuat Back Yi-jin tertawa. Bahkan sering kali Back Yi-jin yang patah harapan, kembali bersemangat berkat Na Hee-do. Hubungan mereka terlihat layaknya teman dekat yang saling memberikan support.


Akhirnya, Na Hee-do berhasil pindah sekolah dan bergabung dengan tim anggar SMA Tae Yang. Namun, apa yang ada dalam angan-angan Na Hee-do selama ini hancur berantakan. Ko Yu-rim yang selama ini digemari Na Hee-do, ternyata merupakan sosok angkuh yang sangat tidak menyukai kehadirannya. Mulanya Na Hee-do tetap berusaha mendekat, akan tetapi lama-lama Na Hee-do menerima jika Ko Yu-rim memang tidak menyukainya. Persaingan mereka semakin sengit, apalagi Na Hee-do akhirnya masuk tim nasional dan berakhir bertarung dengan Ko Yu-rim di pertandingan final. 

Eh, usut punya usut, ternyata Back Yi-jin cukup dekat dengan keluarga Ko Yu-rim. Dulu, sewaktu keluarga Back Yi-jin masih belum bangkrut, merekalah yang menjadi sponsor Ko Yu-rim agar tetap bisa beranggar. Sebab, Ko Yu-rim berasal dari keluarga miskin. Ibunya pemilik kedai tteokpokki di depan sekolah, sedangkan ayahnya sopir. 

Di SMA Tae Yang, Na Hee-do memiliki teman baru, yaitu Moon Ji-Woong dan Ji Seung-wan. Na Hee-do juga sekelas dengan Ko Yu-rim. Tapi tetap saja, mereka berdua tidak bisa akur. Moon Ji-Woong yang menjuluki dirinya sendiri cowok tampan, naksir berat sama Ko Yu-rim. Setiap hari dia menyuruh Na Hee-do menaruh minuman di loker Ko Yu-rim. Lalu Ji Seung-wan adalah murid paling pintar di sekolah—sekaligus ketua kelas mereka. Ibu Ji Seung-wan adalah pemilik kamar kontrakan yang ditinggali oleh Back Yi-jin.

Pertandingan final Na Hee-do, atlet pendatang baru melawan Ko Yu-rim, atlet peraih medali emas tentu saja menjadi pusat perhatian. Back Yi-jin yang saat itu menjadi reporter magang, memilih untuk meliput mereka. Setelah melalui pertandingan sengit, medali emas pun akhirnya jatuh ke tangan Na Hee-do. Ko Yu-rim yang merasa lebih cepat, melayangkan protes kepada wasit. Namun, keputusan wasit sudah tidak dapat diubah. Na Hee-do tetap keluar sebagai pemenang.
Para penggemar Ko Yu-rim tidak terima dan berspekulasi jika wasit menerima suap. Keadaan itu diperparah dengan berita-berita di media massa jika medali emas Ko Yu-rim direbut oleh Na Hee-do.
Pada saat itu, Na Hee-do benar-benar terpuruk. Medali emas pertama yang seharusnya menjadi kebanggaan seperti kehilangan harga dirinya.
Na Hee-do benar-benar merasa sendiri. Bahkan ibu Na Hee-do yang seorang pembaca berita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Alih-alih menghibur anaknya, ibu Na Hee-do malah memberitakan soal "Medali Emas yang Direbut", yang tentu saja menambah luka di hati Na Hee-do.
Satu-satunya yang selalu ada untuk Na Hee-do adalah Back Yi-jin. Back Yi-jin melakukan segala cara untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut. Sampai-sampai dia rela mengejar sang wasit ke bandara. Pada akhirnya, sang wasit memberikan konfirmasinya hingga berita-berita yang menyudutkan Na Hee-do pun mereda dengan sendirinya.

Suatu ketika, INJEOLMI mengajak untuk bertemu. Na Hee-do tentu saja girang. Keduanya janjian membawa mawar kuning agar bisa saling mengenali. Namun, alangkah terkejutnya Ko Yu-rim ketika mendapati Na Hee-do. Ko Yu-rim memilih kabur dan memberikan mawar kuning pada Back Yi-jin yang saat itu sedang menemaninya. Na Hee-do yang melihat Back Yi-jin memegang mawar kuning beranggapan jika INJEOLMI adalah Back Yi-jin. Paham akan situasi, Back Yi-jin buru-buru menjelaskan jika INJEOLMI bukanlah dirinya.

Sejak mengetahui sosok sebenarnya di balik username RYDER37 adalah Na Hee-do, sikap Ko Yu-rim melunak. Ko Yu-rim merasa bersalah. Selama ini RYDER37 selalu menghiburnya, tapi dia malah bersikap jahat pada sosoknya yang asli di dunia nyata. Ujung-ujungnya Ko Yu-rim mengaku sendiri kalau dirinya adalah INJEOLMI. Pada saat janjian Ko Yu-rim sengaja kabur bukan karena benci pada Na Hee-do, malahan sebaliknya. Ko Yu-rim takut Na Hee-do kecewa karena selama ini dia selalu bersikap buruk pada Na Hee-do.
Berita baiknya, mereka akhirnya akrab dan jadi teman baik. Huah, aku terharu banget ngelihatnya! 

Berikutnya, hubungan Na Hee-do, Back Yi-Jin, Ko Yu-rim, Moon Ji-woong, dan Ji Seung-wan menjadi akrab. Back Yi-jin yang lebih tua empat tahun, berperan sebagai 'pengasuh' bagi yang lainnya. 
Moon Ji-woong yang memang sudah lama naksir Ko Yu-rim akhirnya menyatakan perasaannya. Sementara hubungan Na Hee-do dan Back Yi-jin juga mulai terasa 'tidak biasa'. Bukan hanya sekadar teman, tapi juga bukan pacar. Na Hee-do menamai hubungannya dengan Back Yi-jin sebagai pelangi. Karena baginya tidak ada kata yang bisa mendefinisikan hubungan mereka. Sedangkan bagi Back Yi-jin, hubungan mereka adalah cinta. Namun, meski sudah mengatakan cinta pada Na Hee-do, hubungan mereka tidak ada yang berubah.




Saat malam pergantian tahun, Na Hee-do nekat mencium Back Yi-jin. Karena bagi Na Hee-do, cinta memang seperti itu. Sayangnya tidak bagi Back Yi-jin. Sebagai seorang reporter, dia sudah diingatkan oleh banyak orang, bahwa hubungan reporter dan narasumber tidak boleh terlalu dekat. Hal itu membuat Back Yi-jin memilih mundur, dia tidak mau menyakiti Na Hee-do di masa mendatang.


Na Hee-do yang merasa Back Yi-jin berubah, akhirnya protes, mengatakan kenapa cinta mereka tidak bisa seperti itu?
Back Yi-jin yang mencoba kuat pun akhirnya goyah.



"Mari kita jalani cinta yang seperti ini." —Back Yi-jin.

Ini adegan favoritku, di mana Back Yi-jin dengan sadar dan tanpa menahan diri lagi mencium Na Hee-do.

Finally, mereka go public!
Teman-teman mereka hanya bisa melongo melihat Na Hee-do dan Back Yi-jin bergandengan tangan. 

"Yah, kami berakhir seperti ini." —Naa Hee-do.


Ko Yu-rim yang belum lama berpacaran dengan Moon Ji-woong harus menghadapi ujian ketika ayahnya mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu menyebabkan orang yang ditabrak oleh ayah Ko Yu-rim terluka parah. Keluarga orang itu menuntut uang ganti rugi. Kejadian itu membuat Ko Yu-rim terpaksa berganti kewarganegaraan agar mendapatkan uang untuk menyelamatkan kondisi keluarganya. 
Tak dapat disangkal, Ko Yu-rim mendapat label sebagai pengkhianat negara. Para penggemarnya berbalik menyerangnya dengan serangkaian kata-kata yang menyakitkan. Lagi-lagi, Back Yi-jin dengan profesinya sebagai reporter, mau tak mau memberitakan Ko Yu-rim sebagai pengkhianat negara hanya demi uang.
Semua tentu marah dengan Back Yi-jin. Tapi siapa yang tahu bila Back Yi-jin juga sedang marah dengan dirinya sendiri karena harus menyakiti orang-orang terdekatnya. Itulah kenapa Back Yi-jin dulu tidak mau berpacaran dengan Na Hee-do. Dia takut akan menyakiti Na Hee-do.

Hubungan Back Yi-jin dan Na Hee-do yang mereka kira akan tahan oleh badai apa pun, rupanya mulai retak oleh jarak dan waktu. Na Hee-do sebagai atlet nasional harus tinggal di pusat pelatihan. Back Yi-jin, yang saat itu sudah diangkat menjadi reporter tetap divisi berita lokal (dulunya dia di divisi olahraga, tapi akhirnya pindah ke divisi berita lokal agar terhindar dari meliput berita tentang olahraga yang berkaitan dengan Na Hee-do), malah semakin sibuk dengan banyaknya peristiwa mendadak yang harus segera dilaporkan.

"Aku tadi melihatmu, tapi aku tidak bisa menyentuhmu." — Na Hee-do.

Puncaknya, hubungan mereka memburuk ketika Back Yi-jin mengajak Na Hee-do liburan berdua untuk memperingati hari jadi mereka yang ke-600. Wah, mereka bahkan udah beli koper buat pasangan segala. Tapi, di hari keberangkatan mereka, sesuatu terjadi yang mengharuskan Back Yi-jin berangkat ke New York saat itu juga.
Ingat peristiwa gedung WTC di NY, kan? Yup, Back Yi-jin diminta untuk meliput peristiwa itu.
Singkatnya, hubungan mereka menjadi begitu jauh. Cinta di antara Na Hee-do dan Back Yi-jin terasa semakin samar. Back Yi-jin selalu meminta maaf, sementara Na Hee-do selalu menunggu dan mencoba memaklumi. Back Yi-jin stres dengan keadaannya di NY yang melelahkan, Na Hee-do lelah dengan semua permintaan maaf Back Yi-jin. 

"Bahkan, semangatmu sudah tak lagi bisa menyentuhku." —Back Yi-jin.

Huweeee, udah bisa bayangin, kan, betapa jauhnya perasaan mereka?

"Kita hanya saling mencintai ketika kita senang, tapi saling membebani saat susah." —Na Hee-do.

Back Yi-jin semakin jarang menghubungi Na Hee-do. Na Hee-do juga kian enggan menerima telepon dari Back Yi-jin. Hubungan mereka benar-benar membingungkan pada saat itu. Tidak bisa dikatakan masih pacaran, tapi juga belum resmi putus.

Saat keduanya sama-sama pulang ke Korea, koper mereka tertukar di bandara. Maklum, koper mereka kan sama. Back Yi-jin yang menyadari itu langsung kembali ke bandara. Di pusat informasi dia menemukan kopernya. Kata petugas yang berjaga, ada seorang gadis yang meninggalkannya di situ. Nanti ketika pemiliknya yang asli menemukannya, dia hanya perlu meninggalkan kopernya di situ dan menyuruh petugas bandara menghubunginya.
Back Yi-jin mengantarkan koper Na Hee-do ke rumahnya, meninggalkannya di depan pagar, memencet bel, lantas pergi begitu saja.
Na Hee-do yang mendengar bel rumahnya berbunyi segera keluar, dia mendapati kopernya di depan pagar, tapi tidak ada siapa-siapa. Na Hee-do langsung berlari ke jalanan dan mendapati Back Yi-jin yang hendak pergi.


"Back Yi-jin, aku tidak mau menyalahkan atau membela satu pun di antara kita. Hanya saja, cinta ini sudah tidak lagi menjadi semangat bagiku. Aku tidak mau kita saling merasa bersalah dan membenci lagi. Aku ingin berhenti. Kita penting bagi satu sama lainnya." —Na Hee-do.

Putusnya Back Yi-jin dan Na Hee-do ini tentu mengejutkan bagi teman-teman mereka. Tapi, mungkin memang sudah begitu jalannya. Jadi seringnya mereka hanya berkumpul berempat, minus Back Yi-jin. Ko Yu-rim sudah kembali ke Korea, Back Yi-jin malah mau pindah ke NY. Well, kehidupan saat dewasa memang sama sekali berbeda dengan yang pernah dibayangkan.

"Jika dipikir lagi, waktu itu Kak Yi-jin seperti mengasuh kita." —Ko Yu-rim.
(Komen gue: Lah? Baru nyadar?)

Back Yi-jin dan Na Hee-do kembali bertemu saat ponsel Na Hee-do rusak. Na Hee-do membeli ponsel baru, akan tetapi dia juga ingin membatalkan paket telepon pasangan yang selama ini digunakan bersama Back Yi-jin. Sepulang dari gerai ponsel, mereka kembali bertengkar. Back Yi-jin masih tidak bisa menerima keputusan Na Hee-do.



"Aku stres. Aku amat merindukanmu, tetapi tidak bisa menemukanmu." —Back Yi-jin.

"Aku pertama kali menghadapi hal itu. Dan sejujurnya, dukunganmu tak membantuku. Aku tidak bisa semangat. Namun, karena kau mendukungku, aku ingin menunjukkan keberhasilanku padamu. Aku tidak mau mengeluh." —Back Yi-jin.

"Seharusnya hubungan kita hanya sebatas itu saja. Dahulu, kau menjadi semangatku, meski tiba-tiba menghilang dan meski terpisah hatiku tetap bisa menyentuhmu. Maka itu, aku ingin memilikimu. Namun, masalah muncul setelah kau jadi milikku. Seharusnya kita tak melakukan cinta yang seperti ini. Kita tak tahu cara mencintai, tetapi dengan berani melakukannya." —Na Hee-do.

Dan, gara-gara putus dengan Back Yi-jin, Na Hee-do menjadi kacau. Dia pingsan saat latihan dan harus opname di rumah sakit.

"Entah sejak kapan permintaan maafmu terdengar lebih tulus daripada pernyatan cintamu." —Na Hee-do.

Setelah sembuh dan bisa berlatih kembali, Na Hee-do menerima pesan singkat dari Ji Seung-wan jika Back Yi-jin sudah pindah dari rumahnya. Detik itu juga Na Hee-do mencari Back Yi-jin. Keduanya sempat tidak bertemu, sebab saat Na Hee-do mencari Back Yi-jin, Back Yi-jin juga tengah mencari Na Hee-do. Namun, akhirnya mereka bertemu.
Na Hee-do dan Back Yi-jin berusaha saling melepaskan, dengan pelukan dan air mata.


*


Mewek nggak nonton ini? 
Awalnya nggak, belakangan iya!

Nonton drama ini tuh sesuatu banget rasanya. Jujur di awal aku malah ngerasa bosan karena ribut-ributnya Na Hee-do dan Ko Yu-rim. Romance-nya nggak kerasa, karena aku ngelihat Back Yi-jin dan Na Hee-do ini kayak kakak dan adik. Baru semakin ke belakang, aku semakin suka sama drama ini. Dan setelah selesai, pertanyaan terbesarku cuma satu: BAPAKNYA KIM MIN-CHAE SIAPAAAAA????? 

Duh, sumpah pengin nelen sendal dah!

Aku tim completed, bukan ongoing. Jadi selalu nungguin tamat dulu, baru aku marathon. Aku nggak suka digantung. Sebelum nonton ini, aku udah tahu kalau ending-nya bakalan pisah. Tapi tetap aku tonton karena lumayan rame diomongin, dan yang pasti aku mau puas-puasin nonton Nam Joo-hyuk. Haha! Jadi sebenarnya aku bodo amat sama cerita maupun ending-nya.


Twenty-five Twenty-one ini bagus sih, memberikan kesan yang cukup mendalam buat aku. Persahabatan dan kisah cinta di masa muda yang mungkin akan jadi bahan candaan ketika dewasa nanti. Secara pribadi aku memang kecewa dengan keputusan Na Hee-do dan Back Yi-jin yang memilih untuk berpisah. Namun, sepertinya perpisahan itu memang sudah seharusnya agar masing-masing dari mereka tidak selalu merasa bersalah dan tersakiti. Berada di posisi mereka memang sulit, lagi pula usia saat itu adalah masa emas bagi mereka. Aku sempat bertanya-tanya, kenapa mereka nggak dibikin bersatu lagi sewaktu sama-sama sudah dewasa? Tapi, yah ... kan bukan aku penulis naskahnya. Intinya aku sangat-sangat mengerti dan menerima alur cerita drama ini dengan baik. Masa muda memang penuh dengan kesalahan, kebodohan, keegoisan, yang menjadi bekal dalam perjalanan beranjak dewasa. Aku yakin Na Hee-do dan Back Yi-jin sudah sama-sama mencoba untuk saling memahami, saling memaklumi, dan saling bertahan. Cuma bagi sebagian orang, kesabaran dan pertahanan bisa pudar seiring berjalannya waktu.

Terus terang aku kurang bisa merasakan 'cinta' antara Na Hee-do dan Back Yi-jin, seperti yang aku bilang tadi, mereka lebih cocok sebagai kakak-adik. Entahlah, aku juga ngerasa akting Nam Joo-hyuk kebanting sama Kim Tae-ri yang totalitas. Akting Nam Joo-hyuk berasa datar-datar aja, emosinya nggak keluar. 
Terus yang bikin aku iri, itu gimana caranya Kim Tae-ri bisa kayak bocah SMA beneran? Dia itu lebih tua daripada aku padahal, huhu.... So envy!

Oiya, aku klepek-klepek ngelihat Back Yi-jin main gitar pakai seragam. Wkwkwkwk.... Di mataku dia cakepppp banget elah! Terus ditambah senyumnya yang rada malu-malu 🤍🤍


I like this drama! Intinya, kesenangan maupun kesedihan di masa muda kita, akan menjadi sebuah pelajaran dan kenangan berharga ketika kita dewasa nanti.



*