Judul: Welcome Home, Rain
Penulis: Suarcani
Halaman: 304 halaman
Genre: Young Adult
Tahun: Oktober, 2017
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020375366
Rate: ★★★½
"Kamu tahu beda mimpi dan ambisi, Ghi?"
Ghi tidak menyahut, tidak pula menggerakkan kepala. Ia menunggu.
"Mimpi, kamu yang mengejar. Sementara ambisi, kamu yang dikejar." - h. 234
Sejak memergoki Kei keluar dari kamar hotel bersama Om-om, Ghi tidak mau lagi menyanyikan lagu Welcome Home, Rain ciptaan Kei, pacar sekaligus pencipta lagu tersebut. Namun suatu hari mereka diharuskan untuk kembali berduet. Apakah yang akan mereka lakukan? *Jeng Jeng....*
Banyak sebenarnya yang aku pengen bahas dari buku ini, aku bahas yang penting-penting aja ya ✌😁
Dari segi tema, terus terang aku sangat tertarik. Buku ini 'dark'. Kelam. Dan memang aura kelamnya begitu terasa. Di samping konflik inti, yaitu kisah cinta Kei dan Ghi, ada konflik keluarga yang disisipkan. Penderitaan seorang gadis bernama Kei yang mamanya nggak bisa hidup miskin, rela melakukan apa saja buat hidup enak. Lalu ada Ghi, pemuda yang bersitegang dengan ayahnya.... Yah, secara keseluruhan tema yang diangkat menarik. Ini yang bikin aku nggak bisa berhenti baca semalam suntuk—aku sampe lupa tidur😴
Buku ini terdiri dari 300-an halaman. Biar enak aku bagi jadi tiga bagian aja ya.
- 1/3 bagian pertama adalah bagian pembagunan konflik. Yang memang di sini adalah bagian paling menarik buatku. Nggak terlalu banyak teka-teki, ngalir gitu aja.
- 1/3 bagian kedua yang aku harap ada perkembangan konflik atau mungkin cerita, ternyata nggak ada. Malah bagiku berasa flat karena cenderung mengulang-ulang apa yang sudah dijabarkan di 1/3 bagian pertama tadi.
- 1/3 bagian terakhir ini adalah klimaksnya. Plus conclusion. Ending. Cuma karena menurutku (sekali lagi ya, menurutku) terlalu banyak ngulang di 1/3 bagian kedua tadi, di bagian ini malah terkesan tergesa-gesa. Alurnya berasa 'tiba-tiba'. Semua tumplek-blek di bagian ini. Jadi kurang ngalir.
Tokoh Kei di sini digambarkan sebagai gadis yang pendiam, terkesan cuek. Beberapa bilang kalau nggak suka sama tokoh Kei ini. Tapi percaya deh, orang model Kei ini memang ada! Pendiam, menutup diri, terkesan cuek. Yah, memang dari sononya begitu😁. Lalu Ghi, aku malah kurang suka sama sifatnya yang terkesan sok [ini menurutku]. Bolehlah dia benci banget sama Kei karena dia ngeliat Kei sama Om-om di hotel, meski akhirnya Ghi tahu kalau Kei cuma dijebak. Tapi cara dia ngomong ke manajernya, Soraya, bikin aku pengen sumpelin bangkiak😥 *sorry for Ghi's fans*
Oh ya, di sini ciri-ciri fisik tokohnya tidak digambarkan terlalu jelas. Cuma Kei aja yang digambarkan sebagai gadis oriental bermata sipit. Jadi silakan berandai-andai (bebas!) Ghi cakepnya kayak apaヽ(´▽`)/
Aku lelah lahir batin baca buku ini, menguras emosi banget. 1/3 bagian kedua memang nggak ada perkembangan konflik/cerita, tapi beneran nguras emosi waktu baca. Nyesek sana-sini. Dan bagian yang sempat bikin aku hampir mewek (masih hampir ya😂) adalah bagian Ghi ngunjungin Ajik-nya (bapaknya). Terenyuh banget bacanya😥😣.
Typo: ada. Aku ketemu sama beberapa typo. Tapi masih okelah, nggak banyak ( ゚▽゚)/
Hujan memang akan selalu pulang ke bumi. - h. 300
Secara pribadi aku suka buku ini. Dari segi tema yang diangkat, terus kalimat-kalimatnya. Well, buku ini cocok dibaca buat yang suka aura kelam. Setiap kalimatnya mainin perasaan banget [apa aku aja yang gampang baper?] 😮. Kei yang memutuskan untuk berhenti nyanyi dan main piano setelah skandalnya dengan Om-om. Ghi yang hatinya terlalu sakit sampai-sampai mustahil ngelupain Kei. Ghi, kamu tipe pengabdi mantan, ya?😝😜. Yah, penulisnya pinter banget ngaduk-ngaduk perasaan😫.