May 31, 2018

[Book Review] Take Me for Granted - Nureesh Vhalega

Judul: Take Me for Granted
Penulis: Nureesh Vhalega
Halaman: 216 halaman
Genre: City Lite
Tahun: April, 2018
Penerbit: Elex Media Komputindo
ISBN: 9786020457895
Rate: ★★★½


"Jangan sampai terlambat. Karena waktu nggak bisa diputar lagi dan hal paling menyakitkan selain lihat orang yang kita cintai mati adalah lihat dia bahagia sama orang lain." - h. 94

TMFG ini merupakan sebuah novel ringan dengan cerita yang manis, terutama tokoh utamanya, sweet banget nggak ketulungan. Cerita dibuka dengan Fathan yang melamar Ellya, kekasihnya selama tujuh tahun. Sayangnya Ellya memiliki luka yang membuatnya tidak bisa menerima lamaran Fathan meski dalam hatinya sangat mencintai Fathan.

"Pada dasarnya, aku suka apa pun yang jadi bagian dari kamu. Karena aku sayang kamu." - h. 119

Sepanjang aku baca ceritanya fine, cuma ada dua poin yang jadi koreksiku:
[spoiler]
Pertama: Karakter Ellya. Jujur menurutku El ini annoying banget. She is 25 years old but act like teenagers. Memang pada - h. 73 ada sebuah kalimat di narasi yang menegaskan kalau dia memang kekanakan. Tapi karena aku mikirnya buku ini ditujukan untuk pembaca usia 17+, serta jalan ceritanya yang udah menginjak dunia orang dewasa, karakter El yang kekanakan di sini berasa kurang pas.
Kedua: Alasan Ellya menggantungkan lamaran Fathan. Di sini disebutkan kalau El ini memiliki trauma terhadap pernikahan kedua orangtuanya. Apakah alasan ini bisa dipakai? Tentu saja bisa. Namun jika dibandingkan dengan konflik batin yang dialaminya, alasan ini berasa 'datar'. Trauma memang nggak bisa dianggap enteng, fyi: Me and El once on the same boat. Ingat, pertambahan usia dan kehidupan yang djalani itu mendewasakan seseorang. Nggak tau lagi kalau El misalnya dicekoki hal negatif selama hidupnya, tapi aku lihat di sini hidupnya baik-baik aja, bahkan dia berhasil mempertahankan hubungannya dengan Fathan selama TUJUH tahun. Tujuh tahun bukan waktu yang singkat lho, nggak gampang mempertahankan hubungan selama itu. Mungkin kalau alasan El menolak Fathan itu karena pernah diperkosa atau sering melihat KDRT yang dilakukan ayahnya terhadap ibunya, itu pasti akan lebih 'terasa' konfliknya. Karena intinya di sini El takut menikah karena nggak percaya sama laki-laki, kan?


"Tapi, kita hidup dan hal-hal menyakitkan semacam itu nggak bisa dihindari." - h. 126

Untuk penokohan, tokoh-tokoh utama di sini sudah kuat. Termasuk El. Tokoh El ini sebenarnya kuat, tapi berasa 'salah tempat'. Gitu....

Untuk penulisan?
Nggak usah diragukan lagi kalau soal ini. Aku rasa Nui lebih menguasai penulisan daripada aku. Hehe.... Dan diksinya itu lho, aku suka banget.


"Hidup bahagia selamanya itu nggak ada, tapi bukan berarti kita nggak bisa bahagia." - h. 137

So, kesimpulannya buku ini sudah bagus, aku suka. Sebetulnya dua poin yang jadi koreksiku itu tadi nggak mengganggu jalannya cerita, hanya bagiku poin-poin itu membuat bobot konfliknya menurun. Oh ya, dari buku ini juga banyak pelajaran yang bisa kita petik. Tentang keluarga, pernikahan, persahabatan, dlsb. Am I recomending this book to you? Yes. If you like such a sweet story, put TMFG on your reading list.

Hidup yang mengajarkan kami bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk cinta. Cinta memang penuh risiko. Cinta bisa menyakiti, bahkan menghancurkan. Namun, karena penuh risiko, cinta itu pantas untuk diperjuangkan. - h. 154

May 28, 2018

[Book Review] Man Candy - Indah Hanaco

Judul: Man Candy
Penulis: Indah Hanaco
Genre: Novel Dewasa
Halaman: 304 halaman
Penerbit: Roro Raya Sejahtera
Tahun: 2017
ISBN: 9786026113870
Rate: ★★★☆☆


"Setiap perempuan menawan, itu pasti. Tapi kadang butuh orang spesial untuk bisa melihatnya." - h. 191
Awalnya aku kepo banget sama buku ini, bela-belain beli padahal waktu itu lagi bokek, hehe.... Beneran ini! Tapi waktu baca, jujur aku agak kecewa karena nggak sesuai dengan ekspetasi. Oke, mari kita bahas satu-satu....

S t o r y l i n e :
Tory yang menghindari mantannya, Bram, memilih pindah ke apartemen milik kakak iparnya. Di hari pertama kepindahannya, tanpa sengaja dia bertemu dengan Gabe di lift. Gabe mengingatnya sebagai gadis yang ketiduran di lift dan itu sangat melekat dalam benaknya. Suatu hari Tory diajak Reyta, temannya yang juga asisten Gabe untuk liburan ke Bali. Fyi, Gabe ini bos yang sangat-sangat-sangat baik sama karyawannya, dia nggak segan untuk merogoh kocek yang nggak sedikit untuk menyenangkan para karyawannya. 

Tak ada yang menduga kalau bakal ada sebuah kisah di antara Tory dan Gabe, karena mereka ini bertolak belakang, sama-sama menganggap kalau mereka tidak mungkin tertarik satu sama lain. Di mata Tory, Gabe adalah seorang pria yang suka gonta-ganti pacar, tapi memang seperti itulah keadaannya, hubungan Gabe dan pacar-pacarnya nggak pernah bertahan lama. Sementara Gabe adalah pria yang sangat memuja keindahan, dia tidak menyukai seorang gadis dalam balutan busana kasual. Semua pacar-pacarnya adalah gadis ber-body bagus layaknya model, jelas Tory tidak masuk dalam kategorinya.

Suatu ketika, mereka terjebak dalam situasi. Tory yang berusaha keras menghindari Bram mengakui Gabe sebagai pacarnya, pun Gabe yang tengah menghindar dari sang mantan, Helen, mengakui Tory sebagai pacarnya. Jadilah mereka menyebut hubungan mereka itu simbiosis mutualisme. Sayangnya, perasaan mereka berkembang tanpa bisa dicegah.

Di samping menceritakan hubungan Tory dan Gabe, diceritakan juga mengenai kisah kelam Gabe. Tentang kehidupan masa lalunya yang pilu, betapa itu sangat membentuk karakter Gabe. 

Tbh, aku ngerasa boring banget di awal, baru sekitar h. 170-180 an aku bisa menikmati ceritanya. Aku ngerasa kalau proses dekatnya Tory dan Gabe di awal-awal berjalan terlalu lambat. Aku sempat bingung lho, mau dibawa ke mana sebetulnya hubungan Tory-Gabe, syukurnya semua itu terselamatkan oleh argumen-argumen mereka. Aku juga nggak nemu plot yang bolong, semuanya nyambung dan pas.

K a r a k t e r :
Aku nggak nemu something wrong dengan karakter di sini. Meski begitu jujur aku nggak punya karakter favorit dalam buku ini. Gabe memang gentle sih, but he failed to caught my heart.

P O V :
POV yang dipakai di sini adalah POV 3 bergantian dari sudut pandang Tory dan Gabe. Menurutku perpindahannya pas, enak banget dibacanya.

P e n u l i s a n :
No doubt. Rapi banget. Aku suka diksinya, juga percakapannya yang luwes meski menggunakan bahasa baku, nggak sekaku Cinta 4 Sisi yang baru aku kelarin beberapa hari lalu.

Kenapa aku kasih 3? Karena terus terang kisah yang disajikan kurang menggigit. Tapi jangan khawatir, buku ini cocok kok buat penggemar cerita ringan dengan ending yang manis. Penggemar om-om berdasi juga boleh merapat deh.

May 24, 2018

[Book Review] Arial vs Helvetica - Nisa Rahmah

Judul: Arial vs Helvetica
Penulis: Nisa Rahmah
Halaman: 243 halaman
Genre: Teenlit
Penerbit: GPU
Tahun: 2018
ISBN: 9786020382630; 9786020382647 (Digital)
Rate: ★★★☆☆


"Nggak ada tutorial minta maaf selain mengakui kesalahan dan mengucapkannya dengan tulus. Serta janji pada diri sendiri untuk nggak mengulanginya." - h. 47

Kalau kalian mengharapkan sebuah cerita cinta monyet yang manis ala-ala hate to love antara Arial dan Helvetica, kalian nggak bakalan nemu. Sebetulnya tema yang diangkat cukup unik, yaitu mengibaratkan karakter seseorang sesuai dengan jenis font. Namun ketika membacanya, aku kok ngerasa kalau cerita ini nanggung banget, kayak nggak bisa fokus ke satu titik gitu ceritanya.

Di sini diceritakan kalau Arial (Arial ya, bukan Ariel NOAH, wkwk) bertemu kembali dengan Helvy setelah tiga tahun. Mereka sebelumnya pernah bertemu di ajang cerdas cermat fisika tingkat SMP, mereka berdua ini rival ya. Lalu terjadi sebuah insiden yang menyebabkan Helvy terluka dan akhirnya kalah, sementara tim Arial keluar sebagai pemenang. Oh ya, insiden itu terjadi karena Arial, nggak sengaja sih dia sebetulnya, tapi Helvy menganggap kalau Arial sengaja membuatnya terluka agar tidak bisa konsen mengikuti cerdas cermat.

Helvy yang bertemu kembali dengan Arial masih saja menyimpan dendam, tapi Arial yang masih merasa bersalah tidak menyerah untuk mendapatkan maaf dari Helvy.

Cerita dalam buku ini beralur lambat dengan jumlah halaman yang sedikit, namun point yang perlu dijabarkan cukup banyak, ini yang aku maksud ceritanya nggak fokus. Beberapa poin yang aku tangkap antaranya sbb:
  1. Helvy yang memiliki cacat permanen pada kakinya akibat kecelakaan.
  2. Helvy yang memiliki trauma terhadap hujan dan naik mobil.
  3. Arial dan ayahnya yang memiliki hubungan buruk.
  4. Arial yang berusaha meminta maaf pada Helvy.
  5. Arial dan Helvy yang sama-sama berjuang untuk jadi yang terbaik demi sebuah pembuktian.
Itu poin yang dominan aja, sebetulnya masih ada beberapa poin lainnya, seperti impian Helvy yang nggak mungkin terwujud, lalu ada Arial yang pura-pura pacaran sama Fanny, dsb. Dan seperti yang aku bilang tadi, nggak ada kisah romantis ala anak SMA seperti yang biasa diumbar dalam novel teenlit. Interaksi langsung antara Arial dan Helvy terbilang sangat sedikit, lebih cenderung ke pergolakan batin masing-masing, jadi memang feel-nya nggak begitu terasa, flat menurutku. Padahal dengan poin-poin yang aku sebutin di atas tadi harusnya cerita ini bisa 'dibumbui' biar agak-agak terasa pedas-manis dikit gitu waktu dibacanya.

P O V :
POV yang digunakan di sini adalah POV orang ketiga, tapi campur. Jadi ada POV orang ketiga terbatas dan POV orang ketiga serbatahu. Hmmm.... Aku mudeng-mudeng aja bacanya, cuma ngganjal aja, berasa nggak rapi waktu dibaca.

K a r a k t e r :
Bolehlah aku ketuaan untuk baca novel teenlit, tapi aku ini tipe orang yang gampang jatuh cinta sama tokoh utamanya. Dan di sini...? Arial sama sekali nggak bisa bikin aku jatuh cinta sama dia. Sikapnya suka PHP-in orang menurutku, nggak tegas. Nggak gentle banget sih menurutku. Setahuku cowok seusia dia (kelas XI) biasanya lagi gencar-gencarnya nguber gebetan. Lucu aja gitu Arial berstatus pacarnya Fanny, tapi sukanya sama Helvy. Mana waktu Fanny ngomong ini itu, dia cuma bisa hooh-hooh aja. *mbleewwww*
Sementara Helvy, aku bisa memaklumi dia.

Arial dan Helvy digambarkan sebagai anak-anak yang cerdas, namun terus terang aku nggak tau mereka itu secerdas apa. Memang mereka punya prestasi di bidang akademik, tapi dalam kesehariannya, aku sama sekali nggak 'merasakan' kecerdasan mereka.

Banyak kalimat yang bikin aku bingung pas baca, kalimatnya belepotan. Ada juga kalimat yang nggak selesai, kata yang kurang imbuhan, dll [bakalan panjang nanti kalau dijabarin di sini], cek TKP aja langsung deh.

Lalu aku agak terganggu dengan kata 'renjana' yang digunakan penulis.
Renjana (KBBI): rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dll) namun bisa juga diartikan sebagai passion. Misal dalam kalimat 'renjana tinggallah renjana', bisa dipakai sih, tapi kok agak-agak gimana gitu. ~> ini pendapatku ya [subjektif].

Terus pada h. 93 ada kata yang menurutku tumpang-tindih, seperti 'mencolek comotan'. ~> ini juga pendapatku [subjektif]

Oh ya, aku juga mau nanya, memang cacat fisik seperti Helvy (pincang) nggak bakalan bisa masuk FK ya? ~> ini seriusan nanya. Yang tau bisa message aku ya. Aku beneran nanya ini.

Sebetulnya temanya bagus lho, unik. Sayangnya eksekusinya kurang maksimal. Saranku kalau mau bikin cerita dengan alur lambat dengan memasukkan unsur-unsur seperti yang udah aku sebutin tadi, paparkan dengan lebih mendetail. Tapi kalau mau bikin sebuah cerita yang lebih sederhana, pilih salah satu dari poin-poin itu untuk diangkat menjadi sebuah inti cerita, untuk poin-poin lainnya cukup dipaparkan secara sederhana saja. Jujur, kalau aku ditanya inti ceritanya, aku bingung.

Nilai plus-plus buat kovernya yang ngegambarin Arial dan Helvy banget. Plus lagi buat tema yang diangkat. Aku juga suka penulisnya menggambarkan sosok Arial dan Helvy. Mereka nggak sempurna. Helvy memiliki cacat fisik, Arial juga bukan cowok perfect macem Jefri Nichol, Arial hanyalah sosok cowok berkacamata yang memiliki passion di bidang desain grafis.

May 21, 2018

[Book Review] Cinta 4 Sisi - Indah Hanaco

Judul: Cinta 4 Sisi
Penulis: Indah Hanaco
Halaman: 272 halaman
Genre: Romance
Tahun: April, 2013
Penerbit: Grasindo
ISBN: 9786022510109
Rate: ★★★☆☆




Betapa cinta bisa menghasilkan wajah yang berbeda. Betapa cinta kadang juga menakutkan dan berbahaya. - h. 147-148 

Sebetulnya yang bikin aku tertarik buat baca buku ini adalah judulnya; Cinta 4 Sisi. Plus sekarang ini aku juga sedang baca tulisan Kak Indah Hanaco yang lain; Man Candy. Pemilihan judul yang [menurutku] unik inilah yang narik aku sejenak dari Man Candy.

S t o r y l i n e :

Dari segi cerita buku ini biasa-biasa saja. Mengisahkan tentang seorang gadis bernama Violet dan pacarnya, Jeffry, yang jelalatan. Yup! Jelalatan banget, orang waktu mereka jalan bareng aja Jeffry tanpa sungkan ngeliatin cewek-cewek lain. Suatu hari Violet diajak Jeffry menghadiri resepsi pernikahan temannya. Di sana Jeffry bertemu dengan Eirene, adik kelas Jeffry, dan gadis itu pun tidak luput dari mata Jeffry, padahal di sisi lain Eirene juga datang bersama sang pacar, Quinn.

P.S. Mulanya aku ngira kalau Quinn itu cewek, lho! Ternyata cowok. Habis namanya Quinn, sih. Hehe....

Sejak bertemu di resepsi itu, Jeffry dan Eirene diam-diam sering berkomunikasi. Violet dan Quinn terang aja gerah dengan kelakuan pacar mereka. Hal itu membuat Quinn mencetuskan sebuah ide pada Violet, agar mereka berdua pura-pura tertarik satu dengan yang lain. Tujuannya biar Jeffry dan Eirene merasakan apa yang mereka rasakan gitu, lho! Dannnnn ... di sinilah semua berawal. Hubungan yang mulanya pura-pura, menjadi sebuah kebiasaan yang terlanjur melekat. Violet dan Quinn terjebak dalam hubungan semu yang mereka jalani.

K a r a k t e r :

Penggambaran karakter di sini sangat kuat, terutama Jefrry yang [sumpah] jelalatan banget. Tapi tenang aja, semua itu ter-cover dengan manisnya Quinn. Si Quinn ini cowok idaman banget [meski bukan tipeku sih sebetulnya]. He's kind, gentle, and so, so, so sweet. Less talking, more acting. Bukan tipe-tipe cowok gombal, kata-katanya simpel, tapi bisa bikin hati hangat. Lalu Violet, dia ini ordinary girl banget, yang ter-goblok-i oleh perasaan yang dianggapnya cinta, sudah tau kalau Jeffry ini sableng, masih aja dipertahanin? Sementara Eirene, karakternya 11-12 sama cewek-cewek penggoda yang nggak punya udel, walau nggak sampai bitchy.

P e n u l i s a n :

Penulisan dalam buku ini menggunakan bahasa baku, termasuk dalam percakapannya. Nggak ada masalah, tetap bisa dinikmati meski berasa kurang luwes. Typo masih ada, penulisan kata yang kurang tepat, serta penulisan imbuhan yang harusnya digabung/dipisah masih perlu dikoreksi.
Diksi yang digunakan sederhana. Terus masih ada paragraf dan kalimat yang terkesan 'bolong' [unrelated], bikin aku bertanya-tanya, 'Ini pas scene mana, ya?'
POV yang digunakan POV 3 dari sudut pandang Violet, terkadang disisipi POV 3 dari Quinn, tapi sedikit banget.

Setelah menamatkan Cinta 4 Sisi ini, aku jadi tau ciri khas tulisan Kak Indah Hanaco [pembandingku adalah novel Man Candy]. Aku suka, walau terkesan terlalu resmi. Pokoknya tulisannya rapi banget.

May 16, 2018

[Book Review] Ratu Nyontek & Back Into You - Teresa Bertha



Judul: Ratu Nyontek
Penulis: Teresa Bertha
Halaman: 200 halaman
Genre: Teenlit
Tahun: November, 2015
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020322759
Rate: ★★★★★

Suka! Pokoknya suka banget!
Ini novel teenlit tapi bisa bikin aku diabetes gini, ya? ๐Ÿ˜… Bodo ah dibilang nggak tau diri karena udah bukan umurnya lagi baca yang beginian, tapi sumpah ini novelnya nggak receh.

Konfliknya biasa sih, tapi aku tertarik sama sisi yang diangkat, yaitu cewek yang tukang nyontek. Untuk ceritanya sendiri simpel, konflik ala-ala anak SMA yang ringan, dikemas singkat sehingga nggak bertele-tele. 'Naik-turun' ceritanya berasa pas, cukup bikin baper. Haha :D Walau masih ada bau-bau sinetron sih.

Gaya nulisnya ci Bertha juga oke [POV 1]. Diksinya simpel, match dengan genre dan bobot ceritanya. Konflik dan pergolakan batin ala-ala remaja bisa terdeakripsikan dengan baik. Sampe-sampe aku pengin balik SMA lagi, lho!

Aku suka karakter Niken, juga Nando.... Aw! Kakak author, pesen Nando-nya satu ya :D
Secara keseluruhan karakter-karakter dalam buku ini kuat, baik karakter utama, maupun karakter pendukung.

At last, gue pengen jadi lo, Ken. Biar deh dikerjain Nando kalo ujung2nya ditembak๐Ÿ˜˜

P. S. Aku pengin punya novelnya!!!!!! [soalnya aku cuma baca via GD] hehe....


Judul: Back Into You
Penulis: Teresa Bertha
Halaman: 272 halaman
Genre: Amore
Tahun: April, 2018
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020379340
Rate: ★★★☆☆

Rate subjektif: ★★★☆☆
Rate objektif: ★★★½

Kenapa ada dua rate?
Jadi gini, Back Into You adalah sekuel dari novel Ratu Nyontek [ini menceritakan kehidupan para tokohnya ketika mereka masih remaja, tepatnya sepuluh tahun lalu]. Bagi yang langsung baca Back Into You, mungkin nggak mencium sesuatu yang 'nggak wajar', tapi bagi aku yang baca Ratu Nyontek duluan, ngerasa kalau adanya pergeseran karakter tokoh utamanya, Nando.

Fyi, novel ini sah-sah aja kok dibaca tanpa harus membaca Ratu Nyontek terlebih dahulu, masih berhubungan sih, tapi sudah nggak sejalur. Adapun mengungkit masa lalu, di sini diselipkan dengan rapi kok.

Oke, mari kita mulai.... *jreng jreng*
Dalam Back Into You menceritakan kelanjutan kisah Niken dan Nando yang sudah berpacaran sejak SMA dulu. Sekarang Nando sudah menjadi seorang dokter, sementara Niken membuka sebuah toko kue bersama Levi, adik semata wayang Nando. Hingga suatu hari Niken bertemu dengan Adit, cowok yang nyaris memerkosanya sewaktu SMA dulu.

Kesibukan Nando sebagai seorang dokter membuatnya tidak memiliki banyak waktu untuk kekasihnya, Niken. Sebetulnya Niken sudah berusaha mengerti, tapi kesel juga dong pastinya kalau punya pacar yang suka ingkar janji terus? I feel you, Ken....

Lalu si Adit yang sekarang sudah tobat mulai mengejar-ngejar Niken, dia berusaha membuktikan ke Niken kalau dia sudah berubah. Bahkan mengakui kalau dia masih mencintai Niken.
Niken mulanya ogah, dia masih ketakutan setengah mati, traumanya sepuluh tahun lalu belum hilang. Tapi sayangnya takdir itu suka ngeselin, lho! Waktu Niken dikerjain dua preman sehabis pulang dari pesta pertunangannya Richard dan Sella, bukan Nando yang muncul, eh malah si kutu kupret Adit. Dan yang bikin kesel Niken, Nando yang harusnya nemenin dia ke pesta itu, malah lupa saking sibuknya menolong pasien tabrak lari yang ternyata teman SMP-nya dulu.

Singkatnya hubungan mereka renggang. Niken mulai bisa menerima Adit, sementara Nando merasa lebih nyaman dengan Sofie, si pasien tabrak lari itu.

Ujung-ujungnya?
Udah bisa ketebaklah kalau mereka break up!

Oke, next....
Tbh waktu tau ke mana arah ceritanya, aku langsung lemes, pengin geletakin buku ini. I'm disappointed! Kenapa karakter Nando dibikin berubah sampe segininya? Padahal waktu SMA dulu dia sayang banget sama Niken, dan sayangnya Nando ini tulus, mampu membawa Niken ke jalur yang lebih baik. But why??? Okelah kalau soal sibuknya Nando, aku masih bisa terima, dokter emang sibuk banget, kan? Tapi mudahnya dia berpaling ini lho yang bikin aku kesel pake banget. Dalam sekejap dia berpaling gitu aja sama Sofie, dia udah sepuluh tahun lho pacaran sama Niken. WTF!!! Cuma karena aku harus mikir objektif, aku mikir kalau mungkin Nando sama Sofie ada rasa-rasa gitu waktu mereka SMP dulu. Dulu!

Lalu Niken. Jujur aku gak bisa nyalahin dia di sini. Kesel banget loh, punya pacar yang angin-anginan gitu, jadi dia memberi kesempatan Adit untuk kembali masuk ke dalam kehidupannya, meski dia masih trauma. Cuma ... dia pernah mau diperkosa gitu lho sama Adit, harusnya nggak semudah itu trumanya ilang meski Adit udah 100% berubah. Di samping itu mereka dulunya nggak punya hubungan spesial. Mereka pernah pacaran sih, tapi itu karena Niken kalah taruhan, dan pas itu yang suka sama Niken ini si Adit, sementara Niken benci setengah mampus sama Adit. Lagi-lagi aku berpikir objektif, Niken lagi patah hati. Wajar.... Wajar.... Dia butuh pelarian, meski akhirnya jadi cinta beneran.

Adit, ini yang menurutku paling wajar. Dia berubah drastis, from villain to hero, tapi dia nggak nunggang kuda putih ya, dia naik mobil sport merah. LOL. Meski sudah berubah, sifat posesifnya masih tersisa kok, emang dasarnya gitu sih!

Jadi, yang bisa kupetik dari novel ini adalah cinta bisa pudar seiring berjalannya waktu, cinta itu bisa terasa sangat membosankan, dan rentan layu [jadi kudu sering-sering disiram ya, biar pas ada godaan, nggak langsung tergoda :D] Harusnya Niken dan Nando bisa memperbaiki hubungan mereka, tapi sayang mereka milih berpisah. Gosh, sepuluh tahun itu bukan waktu yang sebentar lho, kalau buat kredit rumah udah lunas tuh!
Satu lagi, ini yang paling aku suka dari novel ini, kata-katanya Adit, "Belajarlah untuk tidak menghakimi orang dari masa lalunya." - h. 109
Yep! Adit memang benar-benar berubah. Aku salut sama usaha Adit buat buktiin ke Niken kalau dia sudah berubah. Tapi, Dit, aku tetep susah nerima kamu, lho! Kadung benci sama kamu. Wkwkwkwkwkkk.... [abaikan!]

Kalau di buku pertama aku mati-matian jatuh cinta sama Nando, di buku ini aku mati-matian buat nggak benci sama Nando. That's fucking hard, u know?! Sampe-sampe aku kudu hapus semua memori indahku dengan Nando dari buku pertama supaya bisa lebih masuk ke ceritanya.

Cukup deh bahas soal ceritanya, sekarang mari kita bahas soal penulisannya....
Overall oke, aku masih tetap suka cara ci Teresa Bertha bercerita, diksi yang nggak muluk-muluk, 'naik-turun' ceritanya yang pas. Btw ini pake pov orang ketiga dari sudut pandangnya Niken, Nando, dan Adit. Perpindahan pov-nya enak, jadi ga bikin bingung. Aku suka pokoknya, just ... little disappointed with the points I've wrote above.

May 12, 2018

[Book Review] But, Darling? - Risalia Anugrah

Judul: But, Darling?
Penulis: Risalia Anugrah
Halaman: 240 halaman
Genre: Romance Comedy
Tahun: Maret, 2018
Penerbit: Grass Media
ISBN: 9786025125324
Harga: IDR 93.000 (P. Jawa)
Rate: ★★☆☆☆



"Soal rasa itu dinamis, jangan salahkan jika ia bisa terkikis, karena jarak antara ingkar dan janji hanyalah tipis." - h. 227

S t o r y l i n e :
Berawal dari insiden 'menimpuk' kaca mobil, Valerie dan Fahcry akhirnya sering bertemu. Fahcry adalah anak dari pemilik tempat Valerie magang. Intensitas kedekatan mereka meningkat saat Fahcry meminta Valerie menjadi asisten pribadinya, alasannya sih untuk ganti rugi kaca mobil Fahcry yang pecah karena ditimpuk Valerie. Dari sini hubungan mereka berkembang, perhatian Fahcry yang mulanya terpusat untuk Freya mulai tercuri, pun dengan Valerie yang mulai merasakan getaran-getaran aneh di dadanya.

Suatu hari Valerie diharuskan untuk pulang karena ayahnya sakit. Dan di sanalah Valerie kembali bertemu dengan seseorang dari masa lalunya, Arga. Setengah dari hati Valerie yang masih terhanyut oleh masa lalu tergoda saat Arga menginginkan hubungan mereka kembali seperti dulu. Namun ketika Valerie teringat pada Fahcry, niat itu pun goyah. Sementara itu Fahcry yang mengetahui hubungan Valerie dengan Arga merasa gusar. Fahcry tak pernah menyangka, bila sebenarnya dia jatuh cinta pada Valerie, bukan pada Freya seperti yang dia kira selama ini.

K a r a k t e r :
๐Ÿ‘ฆ Fahcry ↠ Seorang dokter. Jatuh cinta dengan sahabat semasa kecilnya, Freya. Tapi sudah lewat ratusan purnama pun, Fahcry tetap memendam perasaannya pada Freya. Sifatnya over pede [menurutku], soalnya dia ganteng, tajir, dokter pula. So, wajar dong kalau dia pede banget? *wink*

๐Ÿ‘ง Valerie ↠ Mahasiswi tingkat akhir yang sedang skripsi dan magang di kantor milik ayahnya Fahcry. Punya sakit mag akut. Untuk ukuran cewek, Valerie ini slengek banget kalau ngomong meski sebetulnya dia anak yang asyik.

๐Ÿ‘ฆ Arga ↠ Sepupu Fahcry yang juga sahabatnya [Arga, Fahcry, dan Freya adalah sahabat sejak kecil]. Profesi Arga juga seorang dokter, sifatnya lebih kalem ketimbang Fahcry.

๐Ÿ‘ง Freya ↠ Seorang dokter anestesi yang bekerja di rumah sakit yang sama dengan Fahcry. Tetap memperlakukan Fahcry sebagai sahabat tanpa dia tahu bila Fahcry menyimpan perasaan padanya. Laki-laki yang ditaksirnya adalah Arga.



Sebetulnya yang bikin aku tertarik untuk membaca buku ini adalah kovernya yang kelihatan cute, warnanya juga seger banget buat mata. Tapi sayangnya, setelah aku mulai baca, langsung ilfil. Hm, gimana ya? Jujur buku ini tidak diedit dengan baik. Typo, penggunaan kata yang tidak konsisten, kata yang harusnya ditulis miring, penggunaan huruf besar dan kecil, juga penggunaan istilahnya terkesan ala kadarnya.
Contohnya → ....terpaksa aku harus tergolek nggak berdaya di sini. Di atas ranjang pesakitan dengan selang infus menempel di tangan. [- h. 66]
Haloooo? Cek arti persakitan di KBBI plisssss....
Terus di halaman berapa ya [aku lupa] penulisan nama Fahcry beda. Cek sendiri deh untuk koreksi penulisannya, bakal capek kalau kudu nulis satu-satu.

Karakter Fahcry yang menurutku begitu narsis di sini juga sering bikin aku ilfil. Dia seorang dokter, tapi sifatnya itu nggak match banget. Selain narsis, dia juga kasar. Masa nyokapnya sendiri dikatain sarap [dalam hati sih ngatainnya], cuma ya masa sampai sebegitunya, padahal sama nyokapnya cuma dipanggil untuk segera makan. Aku rasa karakter seperti ini nggak cocok untuk seorang dokter yang notabene pendidikannya tinggi.

Lalu Valerie, waktu pertama baca, aku langsung bertanya-tanya: Ini anak diajarin sopan santun nggak sih? Cara ngomongnya sama sekali nggak ada santun-santunnya. Terkesan kasar dan liar. Ini penilaianku pribadi sih, entah orang lain yang baca gimana nilainya. 

Dari segi ceritanya okelah, ringan banget, nggak pakai mikir kok bacanya. Yah, yang mengganggu ya itu tadi, karakter tokoh utamanya dan penulisannya. Btw, boleh dong aku nanya: Editornya kerja? Menguasai KBBI dengan baik? Heran aja gitu, penulisan dasar masih awut-awutan tapi tetap naik cetak.

Fahcry yang memiliki panggilan Ayik. Hm.... Panggilan apa aja boleh sih, tapi kok nggak related sama nama aslinya, ya?

Mungkin buku ini dimaksudkan masuk genre romance-comedy, tapi jatuhnya malah [sorry] receh. Guyonannya serampangan [nggak cocok sama dunia para karakternya yang berpendidikan], romance-nya juga flat. Entahlah aku nggak bisa ngerasain chemistry antara Fahcry dan Valerie. 

Juulnya?
But, Darling? → Kaitannya sama cerita apa sih? Aku nggak paham.

Harganya?
W.O.W. Aku dapat buku ini dari giveaway, pas aku liat harganya, mataku langsung melek semelek-meleknya. Buku setebal 240 halaman ini dibanderol dengan harga IDR 93.000 [P. Jawa].  Harganya setara dengan buku-buku terjemahan yang tebel-tebel itu bok! Mungkin masih terbayar kalau isinya worth it, tapi menurutku ini nggak sepadan dengan isinya.

Ya sudahlah, review ini aku buat berdasarkan dasar penulisan serta pendapat pribadi. Kalau ada yang berbeda pendapat sah-sah aja. Diskusi boleh, asal jangan ngajak gelut aja. Wkwk....