May 31, 2019

[Book Review] Just the Person I Loved Before - Ollyjayzee

Judul: Just the Person I Loved Before
Penulis: Ollyjayzee
Genre: Romance (18+)
Tebal: 360 halaman
Rilis: Maret, 2019
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Elex Media Komputindo
ISBN: 9786020490229
Harga: IDR. 79.800
Rate: ★★★★☆


Blurb:

Aku Sissy. Jatuh cinta pertama kali kepada Bram, kakak sahabatku. Cinta pertama begitu berkesan. Cinta remaja, tak terbalas, dan sangat membekas. Mungkin karna semua serba pertama. Pertama jatuh cintam dan pertama patah hati. Cinta yang aku bawa hingga masa dewasa.

Sampai pada suatu ketika aku sadar bahwa aku harus berubah. Aku harus bisa melupakan Bram dan membuka hati untuk cinta yang lain. Aku bertemu Hanif. Dia pria yang baik dan kami saling cocok. Aku pun memutuskan untuk menjalani hubungan dengannya, dan berproses bersamanya.

Tetapi kenapa ketika aku telah bersama Hanif, Bram justru datang kembali untuk memberikan jawaban? Mengabulkan impian yang telah aku tunggu selama belasan tahun.
Kamu sangat terlambat, Bram.


Dari blurb udah ketahuan seperti apa garis besar ceritanya. Yep, hate to love relationship. Latar belakang serta alur cerita yang ditawarkan sudah terlalu mainstream, sering kali kita jumpai pada novel-novel roman pada umumnya. Tapi mungkin yang menjadikan buku ini berbeda adalah cara penulis mengeksekusinya. Penulis memasukkan unsur pekerjaan, persahabatan, serta hubungan kekeluargaan yang membuat ceritanya jadi berliku.

Buku ini mengusung Jakarta sebagai latar tempatnya. Kehidupan masyarakat yang selalu sibuk dengan pekerjaan, juga dipenuhi dengan orang-orang yang saling memanfaatkan, dlsb. Di titik ini aku ngerasa begitu nyata, di mana pekerjaan nggak bisa dipisahkan dengan kehidupan kita sebagai manusia. Keseharian tokohnya pun tampak wajar, well, bukan jenis-jenis CEO yang seringnya membuat kita termehek-mehek hanya dengan mendengar statusnya aja. Bukan juga anak pemilik perusahaan yang doyan menghambur-hamburkan recehan. Pekerjaan Sissy sebagai office manager dan Bram sebagai dokter spesialis kandungan itu gampang banget kita temukan dalam dunia nyata, kan?

Untuk karakternya sendiri, aku suka banget sama Sissy. Dia itu wanita yang kuat dan menginspirasi. Sissy ini mandiri dan baik banget. Sayang kebaikannya itu malah jadi titik kelemahannya, bikin dia gampang dimanfaatin. Cara Sissy menghadapi suatu masalah juga dewasa, nggak galau melulu kayak ABG, cuma memang di satu sisi dia suka berprasangka buruk. It's fine, bagiku itu manusiawi, apalagi kalo sedang cemburu, ya kan?
Sementara untuk Bram, dia ini tipe-tipe pria yang bisa dibilang kaku. Hm, ya kurang lebih seperti kebanyakan tokoh pria favorit dalam novel lah.
Lalu ada Hanif yang sebenernya baik, cuma dia itu minder sama Sissy karena secara karir Sissy itu lebih dari dia. Walau toh akhirnya Hanif memiliki usahanya sendiri, dia tetap aja minder, selalu merasa lebih rendah daripada Bram. Padahal Sissy nggak pernah mempermasalahkan itu lho.

Kesimpulannya buku ini punya alur cerita yang klise, namun cara penulis mengeksekusinya membuat buku ini jadi menarik. Karakter serta kehidupan sehari-harinya berasa dekat banget sama kita. Nggak muluk-muluk yang kadang bikin kita eneg, pokoknya pas lah dengan setting Indonesia.


Quotes:

Moving on is being able to look back without needing to reach out. - h. 85

"Nggak ada yang remeh kalau sudah menyangkut hati dan perasaan, Sy." [Bram] - h. 166


May 30, 2019

[Book Review] Hell a Spell - Daisy Ann

Judul: Hell a Spell
Penulis: Daisy Ann
Genre: Romance (13+)
Tebal: 286 halaman
Rilis: 2019
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
ISBN: 9786024832087
Harga: IDR. 65.000 (P. Jawa)
Rate: ★★½


B l u r b : 

Sandra. Perempuan biasa yang menyimpan kebencian pada seseorang di masa lalunya. Ia adalah perempuan kebanyakan. Sesederhana itu.

"Seandainya aku diberi kekuatan untuk mengutuk satu orang manusia di bumi ini, orang itu pasti adalah kamu."

William Trixie. Lelaki arogan, kasar, bukan orang yang mudah terkesan, tapi pada saat bersamaan ia peduli kepada orang lain. Ia bukan lelaki kebanyakan. Sesederhana itu.

"Kalau memang kutukanmu itu terjadi dan tidak ada satu pun yang bersedia mendampingiku seumur hidup, kamu yang harus bertanggung jawab."




Apa yang aku bahas dari novel ini nggak panjang-panjang kok. Dari blurb-nya udah jelas gimana karakter kedua tokoh utamanya. Sedangkan dari segi ceritanya, terus terang aku bilang kalo buku ini sangat jauh dari ekspetasiku. Waktu baca judulnya aku mikir kalo buku ini berbau-bau kutukan/magis, tapi ternyata setelah aku baca, ceritanya sekadar hate to love antara Sandra dan William.

Secara garis besar ceritanya sederhana sekali, nggak ada bumbu-bumbu yang bisa bikin pembaca jadi geretan atau termehek-mehek. Kisah Sandra dan William ini benar-benar flat. Gaya menulisnya mengacu pada novel-novel terjemahan, tapi di beberapa bagian aku ngerasa kalo dipaksakan. Biasanya aku baca novel romance yang nggak lebih dari 300 halaman aku cuma butuh waktu 1-2 hari, tapi pas baca ini butuh waktu 4 hari.  Secara plot sebetulnya bisa lebih dikembangkan lagi, konfliknya juga masih bisa digali. Terus cara Sandra dan William ini jatuh cinta kelihatan sekali sangat dipaksakan, terlebih di bagian endingnya. Aku kayak nggak menemukan konflik di buku ini, 'naik-turunnya' sama sekali nggak berasa. Semua berjalan lancar, apa adanya, dan sedikit dipaksakan, hehe....

Kesimpulannya buku ini kovernya bagus, waktu baca blurb-nya aku juga cukup tertarik. Tapi isinya sangat jauh dari harapan jika dibandingkan dengan judul, kover, maupun blurb-nya.




May 13, 2019

[Book Review] Claires - Valerie Patkar

Judul: Claires
Penulis: Valerie Patkar
Genre: Romance (13+)
Tebal: 380 halaman
Bahasa: Indonesia
Rilis: 19 Maret 2018
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
ISBN: 9786024553661
Harga: IDR. 81.000 (P. Jawa)
Rate: ★★★★☆


B l u r b :

Tentang ada, namun tidak ada.
Tentang di sini, namun pergi.
Tentang sembuh, namun tetap luka.
Tentang percaya, namun ditinggalkan.

Claire dan Deverra seperti deretan awan di atas langit.
Mereka sama dan itu membuat mereka sempurna.

Claire dan Ares seperti rangkaian baris warna pada pelangi.
Mereka berbeda dan itu membuat mereka indah.

"Untuk siapa pun yang mengingatku
di kepalanya, aku mengingatmu lebih jelas
dari semua ingatan di kepalamu itu."

K a r a k t e r :

Claire Paveitria: Seorang gadis berdarah Bali dan Inggris. Setelah kedua orangtuanya bercerai, dia memilih tinggal bersama ibunya di Manchester, namun belakangan memilih untuk tinggal sendiri di Bali. Suka menulis puisi.

Kai Deverra: Pacar Claire. Seorang pembalab F1 yang terpaksa meninggalkan Claire selama enam bulan demi Grand Prix.

Ares Nota: Cowok begajulan, anak bungsu dari deretan orang terkaya di Indonesia. Kerjaannya hanya hura-hura.

Apollo Kitara: Sahabat Ares dan teman baik Kai.

Katrina Lanticca: Sahabat Claire.

S t o r y l i n e :

Secara garis besar buku ini menceritakan Claire yang harus long distance dengan Kai. Berawal dari ponsel yang ketinggalan, dia akhirnya sering bertemu dengan Ares—cowok begajulan yang sangat bertolak belakang dengan Kai. Ares terus-terusan mengejar dan mengganggu Claire, sama sekali tidak peduli dengan status gadis itu yang sudah menjadi milik orang lain. Di satu sisi, Claire yang kesepian juga mulai terbiasa dengan gangguan Ares. Claire tahu ini salah, namun ketika dia diharuskan untuk memilih, dia merasa kesulitan.


Iya, aku tahu kok kalau buku ini hype-nya udah lewat, udah setahun lebih bahkan. Dulu sempat mau beli buku ini, tapi sold terus sampai akhirnya kelupaan sendiri dan baru kebeli bulan lalu.

Sebetulnya kisah yang ditawarkan sangatlah klise, namun ketika udah masuk ke dalam cerita, perasaan ini jadi ikut-ikutan campur aduk. Di awal-awal aku ketawa-ketawa aja dengan kelakuan Ares, lalu di bagian sepertiga akhir, rasanya dada nyut-nyutan pas baca. Entah ini efek aku yang lagi kebaperan atau gimana, yang pasti aku berasa masuk banget ke ceritanya, bisa rasain gimana patah hatinya Ares, gimana galaunya Claire, juga gimana usaha kerasnya Kai.

Aku memang bukan penganut long distance dan nggak bakal mau. Jadi aku bisa banget ngerasain apa yang Claire rasakan. Claire nggak meminta diprioritaskan, tapi setidaknya dia pengin Kai itu sekali aja lebih milih dia daripada balapan. Pas banget waktu Claire kesepian, Ares masuk dalam kehidupannya, bikin hari-harinya yang sepi jadi semarak. Claire juga ngerasa nyaman dengan Ares. Salah sih, tapi kalau aku ada di posisi Claire, mungkin aku juga bakalan ngerasain hal yang sama. Bukannya selingkuh, tapi kehadiran dari orang yang kita sayang itu penting dalam sebuah hubungan. Cuma, hal seperti ini bisa berbeda-beda pada setiap orang, jadi memang bukan patokan.

Dalam buku ini sebetulnya lebih menekankan jika cinta itu bukan terdiri dari dua pribadi yang sama sehingga terlihat sempurna. Namun lebih pada dua pribadi berbeda yang berjalan bersama-sama sehingga cinta itu memiliki warna dan tidak monoton.

Kalimat-kalimatnya dalem banget, bener-bener indah buat aku. Sayangnya terkesan kurang rapi waktu dibaca, coba dirapiin dikit, wuih, bakalan cakep banget buku ini. Beberapa scene aku ngerasa agak lebay, tapi terbayarlah kalau dibandingin dengan keseluruhan cerita.

Menjelang akhir cerita aku agak kecewa dengan sikapnya Claire yang bersikukuh nggak mau ngakuin perasaannya dan memilih untuk lari. Bukan karena aku kasihan sama Ares sih, tapi lebih karena aku ngerasa Claire sok jual mahal aja. Ares udah di depan mata, tinggal jujur aja apa susahnya sih?

Kesimpulannya, kalau kalian suka buku dengan cerita yang jleb atau feel-nya ngena banget, aku rekomen buku ini ke kalian.


Q u o t e s :

It feels great. To find that someone you are longing for, asking how you are doing. Eventhough they aren't longing for you like the way you do. - h. 8
Bahwa kadang menjadi baik-baik saja tidak berarti sama dengan menjadi bahagia. - h. 9 
"Finding your paradise is as simple as to remember the smallest thing that remained forever." - h. 9
Sedikit orang yang percaya, ketika kaki terkilir dan sukar berjalan, selalu ada tangan yang bersedia terulur untuk membantunya bangkit. - h. 11
"Buat aku, nggak ada hari esok. Aku mau lakuin semuanya sekarang. Karena aku nggak tahu besok gimana. Aku nggak mau gagal dan hidup berdasarkan kata seharusnya." - h. 28
Karena pada dasarnya, manusia terlalu sibuk memberi cinta pada orang lain, sehingga lupa kalau dirinya sendiri juga butuh itu. - h. 43
Nota memang bukan sebuah keluarga yang hangat. Tapi Nota merupakan keluarga yang saling peduli dan melindungi. - h. 53
"Because true feeling starts from hate." - h. 84
"Jangan selalu merasa nggak enak. Semua orang kan berhak jadi diri mereka sendiri." - h. 99
Hujan selalu datang untuk membawa kembali kenangan yang sudah kering dengan cara membasahinya. - h. 107
"Cinta seperti misteri terselubung pada suatu zaman, mengendap-endap di balik penampilan, dan menjadikan hati kita sebagai sarangnya." - h. 163
Cinta bukan hanya dari dua orang berbeda yang memiliki satu tujuan, melainkan dua orang yang memiliki dua tujuan berbeda dan menjalani keduanya bersama-sama tanpa ada satu pun yang meninggalkan. - h. 164
"Sesempurna apa pun sebuah hubungan, kesempurnaan itu selalu kalah dengan perasaan. Ketika dia punya perasaan lebih dengan yang nggak sempurna, ketidaksempurnaan itu justru yang membuat semuanya jadi indah." - h. 186
"Buat diri kamu bukan jadi yang pertama untuk dia, tapi jadi yang terakhir. Karena saat kamu jadi yang pertama, selalu ada orang kedua." - h. 187
"Love is short. Forgetting is so long." - h. 256
 Jatuh cinta bukan sebuah kesalahan. Hanya waktu dan orang yang tidak tepat yang membuatnya salah. - h. 259
"Walau lo merasa nggak pantas, selama dia butuh lo, kata nggak pantas itu bisa dihapus." - h. 304
"Kalau nggak sakit namanya bukan cinta." - h. 312
"Girls cut their hair to get a new life, to forget everything that is really hard to be forgotten." - h. 319
Setinggi-tingginya harapan, di saat kita tidak punya tangga untuk sampai ke sana, kita hanya perlu berdiri di tempat kita berada, diam dan menatap harapan itu dari jauh. Karena meskipun kita tidak mewujudkan harapan itu, setidaknya harapan itu masih di sana, menunggu kita. Kapan pun kita punya tangganya, kita akan sampai ke sana. - h. 335-336
"Cintai orang yang bisa buat kamu bahagia. Bukan yang bisa buat kamu sempurna. Karena yang sempurna belum tentu bisa buat kamu bahagia. Tapi bahagia selalu bisa buat hidup kamu sempurna." - h. 345
Kita selalu bisa mencintai seseorang sebanyak yang kita ingin. Tapi hanya akan ada satu orang yang bisa menyakiti kita sebanyak yang mereka mau.... - h. 366

May 06, 2019

[Book Review] Levent Princes Wants Me - Ervina Karim

Judul: Levent Princes Wants Me
Penulis: Ervina Karim
Genre: Roman Fantasi
Tebal: 230 halaman
Rilis: 2018
Penerbit: DM Publisher
Editor, Desain Kover, Layout, Latar Kover: Siti Nurannisa
ISBN: -
Harga: -
Rate: ★½



Buku ini menceritakan tentang apa sih?

Tentang cewek bernama Avril yang tiba-tiba diculik ke negeri dongeng dan menjadi ratu di sana. Dia dijadikan istri dari Levent, sang penguasa yang merupakan Vampir. Avril berkali-kali ingin kembali, tapi di saat yang sama dia juga termehek-mehek oleh pesona Levent. Labil ya? Okelah, maklum masih 18 tahun.
Singkat kata mereka menikah, kemudian berperang melawan seorang penyihir yang berniat menghancurkan mereka beserta dengan pasukannya.
Avril sempat kembali ke dunia nyata setelah koma selama dua tahun. Tapi toh akhirnya dia nggak bisa memungkiri kalau dia tetap istrinya Levent.

Karakternya?

Rata-rata galau. Nggak ada yang kuat.

Penulisannya?

Oke, mari kita bahas....

♥ Benernya aku ogah bahas soal kata pengantar karena nggak ada sangkut pautnya sama cerita. Cuma karena ada dan kebaca sama aku, otomatis mataku langsung gatel kena typo-typo yang bertebaran. Kalo ada yang tanya typo-nya apa aja, silakan cek sendiri, males jelasin satu-satu karena ini poin yang sangat sederhana sekali, tapi terkesan diabaikan. Mungkin ada yang beranggapan kata pengantar boleh ditulis suka-suka, ya tapi nggak gini-gini juga kaleee. Okelah, aku nggak mau nge-judge kalo buku ini dari banyaknya typo di kata pengantar, jadi mari kita baca dulu. . . .

♥ Judulnya Levent Princes Wants Me. Hm, dari aku awal belajar bahasa Inggris, nggak ada tuh kata Princes. Yang ada Prince untuk pangeran dan Princess untuk putri. Atau mungkin Princes di sini maksudnya jamak?

♥ Masih sampai halaman 5, tapi aku udah kesel banget sama penggunaan tanda baca yang ada. Ituloh, seenak jidat narohnya. Penggunaan kata depan dan awalan juga ngasal.



♥ ...mahkota gagah... [- h. 5] → Kok nggak enak dibaca ya? Kalo orang pakai baju zirah kelihatan gagah mah wajar, tapi kalo mahkota kok nganu ya.

Layout-nya boros. Aku nggak tahu versi cetaknya gimana ya, yang pasti versi pdf-nya boros banget, jaraknya lebar-lebar kayak jarak aku dan kamu.

"The pretties sunday afternoon drive in the world." [- h. 10] → Weleh, ini mengutip aja kok ya masih salah sih? Salahnya di mana? Coba ceki-ceki Wikipedia sana.

♥ Pfffftttt! Udah ah, aku nyerah sama typo, penggunaan tanda baca, kata depan, awalan, dan tetek bengeknya. Capek akutu! Btw aku masih sampai halaman 11. Next aku bakalan coba mengabaikan typo.

♥ Nah, mau pakai dual POV sah-sah aja kok, tapi nggak usah ditulis Avril POV, Author POV. Kalo emang POV-nya Avril ya tulis aja di atasnya, Avril. Eh tapi masalahnya ini mixed antara POV satu sama POV tiga. Gini deh, untuk POV yang gado-gado gini coba kamu baca novel Petjah karangan Oda Sekar Ayu. Coba pelajari gimana dia nge-mix POV tapi masih oke buat dibaca.

♥ Melipat dada. [- h. 17] → Bisa jelasin ini posisinya gimana? Aku masih gagal paham.

♥ Lha? Di akhir POV-nya Avril ada tulisannya Avril POV End. Yawlaaaa😅

♥ Terpelilit. [- h. 52] → Apaan neh?

♥ Menghisap. [- h. 53] → Oke, mungkin masih banyak yang belum tahu ya, kalo sebenarnya kata hisap itu nggak ada di KBBI. Yang ada isap. Untuk karya-karya selanjutnya, semoga bisa diterapkan.

♥ Meneguk saliva. [- h. 54] → Ini udah kedua kalinya aku ketemu sama kalimat meneguk saliva, yang tadi lupa di halaman berapa. Sebenernya ini nggak salah sih, karena saliva itu sendiri artinya ludah/air liur. Cuma saliva itu bukan bahasa Indonesia loh, kalaupun maksa dipakai, ya harus miring tulisannya. Tapi menurutku penggunaan kata saliva di sini kurang tepat aja, beda kalau dipakai dalam istilah medis/biologi.

♥ Judul bab: Blood's Drink? [- h. 57] → Tahu fungsi tambahan 's pada sebuah kata nggak?

♥ ...tubuhku terbengkalai tak berdaya. [- h. 61] → Terbengkalai memang bisa diartikan sebagai terlantar, tapi konteksnya apa dulu. Coba cek KBBI dan pahami artinya.

♥ Kurcaci, Tinkerbell, Beauty and the Beast, Mariposa... [- h. 62] → Kok ada Beauty and the Beast? Itu bukan jenis makhluk loh, tapi judul film. Hehe.

♥ Terlentang. [- h. 62] → Cek KBBI.

♥ Judul bab: Abnormal Married. [- h. 64] → #RIPEnglish.

♥ Mensejajarkan. [- h. 68] → Cek KBBI.

♥ "We got married to night, Avril." [- h. 69] → Belajar bahasa enggresss dulu ya, Nak.

♥ Judul bab: Panik Morgan! [- h. 74] → Auto rolling eyes!

♥ Kok aku terganggu dengan selipan kata-kata err, arght. Terlalu sering muncul. Kesal, sebal, marah, gugup, dlsb itu bisa diekspresikan macam-macam. Nggak melulu eer, arght.

♥ Si Avril hilang dan Morgan, kakaknya, kebingungan. Dia menanti sampai sore. Di situ juga dijelaskan kalau setiap pagi neneknya berbelanja untuk keperluan. Nah, terus si nenek pulang deh. [- h. 77-78] → Wait, ini neneknya belanja sampai sore gitu? Dan setiap hari?

♥ Pergejolakan. [- h. 80] → Cek KBBI.

♥ Morgan selama ini cuek sama Avril. Tapi giliran Avril hilang, Morgan langsung ngenes, sampai tidur di kasurnya Avril dan peluk selimut Hello Kitty. [- h. 82] → Walah, Morgan baperan amat ya. Banyak kok kakak cowok yang cuek tapi benernya sayang. Cuma yah, nggak gini-gini juga kali. Kecuali hilangnya udah berhari-hari, bolehlah baper gini karena menyesal. Ini kan masih sehari? Biasanya cowok cenderung optimis dan nggak mau disalahkan. Morgan, plis deh jangan kayak nastar yang garing di luar, tapi lembek di dalam.

♥ Kedua lenganku melingkupi rahang tegasnya. [- h. 113] → Posisi gimana lagi ini? Lengan melingkupi rahang, hm.

♥ Judul bab: Him Never Fall In Love. [- h. 132] → Tepok jidat. Him bisa sih diletakkan di depan, tapi struktur kalimatnya nggak gini.

♥ Banyak kata dan kalimat yang maksa. Nggak cocok, tapi di cocok-cocokin. Apakah ini efek ilmu cocoklogi yang lagi tren sekarang ini?

♥ Emak sama babenya Avril kelimpungan pas tahu kalo anak perempuannya hilang. Emaknya nangis, babenya mabuk-mabukan. [- h. 167] → WTF, anaknya ilang malah mabok-mabokan, maksudnya apaaah?

♥ Judul bab: De Ja Vu. [- h. 175] → Cek sendiri yang bener gimana tulisannya.

Avril mine's Levent. [- h. 225] → Ya Gusti, sudahlah, capek mau komen soal parahnya bahasa enggres yang dipakai.

♥ Sampai akhir cerita pangerannya cuma ada satu, yaitu Levent. Nah, berarti judulnya nggak pas. Kalo satu doang kan Prince, nggak pake tambahan s.


Seperti sebelumnya, aku bikin review dan nge-post ini atas permintaan author. Jadi jangan bilang kalo aku mau jelek-jelekin pihak tertentu ya.

Jujur aku sedikit berharap ada sedikit perubahan pada tulisan kedua milik author ini, ya nyatanya memang ada sih, sedikiiiiiit banget. Yaitu tema yang diangkat sedikit lebih menarik ketimbang My Possessive Junior dulu dan sepertinya memang melakukan riset karena beberapa aku sempat baca beberapa infonya di Wikipedia. Jalan ceritanya agak mbulet, juga nggak punya dasar yang jelas. Contohnya, Levent yang tiba-tiba aja jatuh cinta sama Avril dan ingin menikahinya. Ada dijelaskan di situ kasak-kusuk soal Avril 500 tahun lalu atau apa, aku kurang jelas, dan sampai akhir memang nggak dijelaskan. Boleh-boleh aja berteka-teki asalkan jelas di belakangnya. Digantungin juga boleh, tapi dikasih sekuel. Ya kali digantungin doang nggak enak tauk!

Dari segi penulisan dan tetek bengeknya belum ada perbaikan sama sekali, author terkesan masih menyepelekan typo, penggunaan tanda baca, bahkan kata depan dan awalan pun amburadul. Duh, sampai bingung aku mau komen gimana, karena kurang lebih komenku masih sama seperti dulu. Memang sih, dalam menulis kita menuangkan apa aja yang ada di kepala kita, tapi setelahnya dibaca lagi nggak? Diteliti lagi nggak? Ya kalo bener ini udah hasil editan, naskah aslinya separah apa? Atau, editornya bisa ngedit nggak sih? Hati-hati lho dalam milih editor, pilih yang beneran ahli di bidangnya, jangan yang abal-abal. Bayangin aja naskah amburadul ketemu editor dodol? Ya nggak bakal bener naskahnya. *Duh, emosi aku. Maap.*

Masukanku juga masih sama, terus belajar. Aku nggak tahu kamu usia berapa, tapi tolonglah, jangan menutup mata sama kaidah penulisan yang baik dan benar. Minimal bisalah bedakan kata depan dan awalan, serta peletakan dan penggunaan tanda baca yang tepat. Soal typo, namanya juga manusia, bisa salah, tapi kalo sebanyak ini yah.... Masak sih keluputan sampai satu buku?

Oh ya, perbanyak baca buku yang berkualitas. Pelajari buku itu. Habis nulis, baca ulang, ada yang saltik nggak, kalimatnya udah pas belum, enak dibaca nggak.... Ya gitu aja deh masukanku. Btw thanks udah kasih kesempatan aku buat baca. Next, aku ngarep ada kemajuan dari kamu.

May 01, 2019

[Book Review] Hold You Close - Melanie Harlow and Corrine Michaels

Judul: Hold You Close
Penulis: Melanie Harlow & Corrine Michaels
Genre: Adult Romance (21+)
Tebal: 270 halaman
Rilis: 20 Agustus 2018
Penerbit: Love & Olives Ink, LLC
Bahasa: Inggris
ISBN: 9781732371804
Harga: $14.99 (Paperback), Kindle Audiobook Free
Rate: ★★½


B l u r b :

Ian Chase broke my heart at seventeen, and I’ve spent the last eighteen years hating him for it.

He makes it easy, with his smart mouth and playboy lifestyle—which I unfortunately have to observe since he lives behind me. Every time I see him climbing out of his pool, practically naked and unreasonably sexy, my blood boils.

I’ve always loved to loathe him.

I never planned to need him.

*** 

London Parish is my little sister’s best friend, not that it stopped me from falling for her.

Our history is complicated. The only thing we have in common is being godparents to my sister’s three adorable kids—until our lives are changed in one tragic moment. 

Now we’re trying to raise the children we love, mourn an unthinkable loss, and fight an undeniable attraction.

My life is already upside-down, and the last thing I need is for old feelings to resurface. 

Because I’ll never be able to keep her, no matter how hard I try to hold her close.

P. S. Blurb copas dari Goodreads, sori nggak aku terjemahin.





Tbh, I'm disappointed. This book is not like was I expected.
Yeah, I went here after I read Imperfect Match. And because I love the colab, I search for another book. Viola, I found this, but. . . .

Awal aku baca blurb, terus awal cerita, aku suka. Aku kan bisa dibilang bad boy slave. Yang ngebuat aku ilfil itu malah dua tokoh utamanya. It's not because they don't have feelings, I just ... feel weird.

*ambil napas*

Buku ini menceritakan tentang London yang suka sama Ian, kakak sahabatnya (Sabrina) sejak mereka masih sekolah. Nah, waktu London umur 17 tahun, Ian took her virginity and act. like a bastard. Lately I know he has a reason.

Setelah dewasa, mereka ketemu lagi, tetanggaan malah. Ditambah lagi Sabrina dan David (suaminya) meninggal karena kecelakaan pesawat. Mereka punya tiga orang anak; Chris, Morgan, dan Ruby. Dalam wasiatnya, Sabrina minta anak-anaknya diasuh oleh sang kakak alias Ian dan sahabatnya alias London.

Mulanya sulit bagi Ian dan London buat bekerja sama. Ian egois. Okelah dia punya bar yang selalu ramai, tapi London kan juga kerja. Cuma lama-lama mereka saling melunak meski itu Ian duluan yang nyosor. Sementara London yang masih cinta sama Ian otomatis termehek-mehek.

Sampai di sini aku udah muterin mata aja sumpah. Bagiku Ian itu semaunya sendiri dan London itu bego. Entah gimana hubungan seperti ini di mata orang lain, yang pasti di mataku WTF aja.

Lucunya, Ian kan punya alasan kenapa dia bersikap brengsek setelah bobok bareng London. Jadi Ian itu nggak mau karena dia, London mengorbankan mimpi-mimpinya. Fyi London ini pintar dan diterima di universitas yang oke, tapi mau dibatalkan karena dia pengin sama-sama Ian. Ini yang bikin Ian bersikap brengsek, biar London mau pergi dan nggak kehilangan mimpinya.

Di mana lucunya?

Well, katanya Ian nunggu London lulus baru mau ungkapin alasan sebenarnya. Tapi berhubung London udah marah, dia nggak mau ngomong sama Ian. Nah, ini dia lucunya (menurutku), masak butuh waktu sampai tujuh belas tahun kemudian buat Ian sadar kalau dia masih cinta sama London. Bahkan si Ian udah sampai nikah dan cerai lho. Weird aja sih bagiku. Cewek nggak gitu-gitu amat kali. Benci luarnya doang. Dan ... karakter London memang seperti itu, benci tapi termehek-mehek.

Kesimpulannya, ceritanya okelah, cara mendekatkan dua karakter utamanya agak unik, yaitu lewat kerja sama mengasuh anak-anaknya Sabrina. Aku cuma nggak klik aja sama dua karakter mereka—bagiku mereka enggak banget. Terus, mungkin ini juga karena aku berekspetasi terlalu tinggi aja, jatuhnya aku malah kecewa. Haha.

Q u o t e s :

Because hate is easier than love. If I hate him and he lets me down, I’m not left disappointed.
The thing about love is that it’s irrational and stupid.
"No matter where we live, this is hard."
"You know, a princess doesn’t need a prince to be happy."
"In fact, some of the greatest women we know don’t have a prince."
"Problems don’t go away just because you refuse to think about them. I shouldn’t have to tell you that."
I don’t want to. Because I know that the moment I take my hand off her is the moment I lose her forever. I’ll be more alone than I’ve ever been. And more miserable, because now I know how good we can be together.

[Book Review] Imperfect Match - Corrine Michaels and Melanie Harlow

Judul: Imperfect Match
Penulis: Corrine Michaels & Melanie Harlow
Genre: Adult Romance (21+)
Tebal: 253 halaman
Rilis: 26 April 2019
Penerbit: Love & Olives Ink.
Bahasa: Inggris
ISBN: 9781095783627
Harga: $14.99 (Paperback), Kindle Free Unlimited
Rate: ★★★½


B l u r b :

Rule number one for a professional matchmaker?

Don't fall in love with your client.

I screwed that up when I fell for my best friend, Reid Fortino. He's gorgeous, successful, and sexy as hell. I figured it would be easy to find him a match—and save the family business at the same time.

But the more time I spend attempting to find the perfect girl, the more I realize how much I want him for my own. What's the harm if we give in for just one night?

I shoud have known that would never be enough.

Now I'm on the verge of losing my job and my heart.

We were an imperfect match from the start, but I don't know how to let him go.

P. S. Blurb aku copas dari Goodreads ya. Maap nggak aku terjemahin.

K a r a k t e r : 

Willow Hayes → Seorang wanita yang lahir dalam keluarga yang bahagia. Orangtuanya memiliki sebuah biro jodoh, My Heart's Desire. Impiannya adalah memiliki keluarga dan anak.

Reid Fortino → Pria yang lahir dari keluarga amburadul. Ayah tukang selingkuh, ibunya pecandu alkohol. Kebalikan dengan Willow, Reid ini nggak pengin punya keluarga, apalagi punya anak.

Aspen → Adik Willow. Punya kemampuan bisa melihat aura orang seperti sang ibu.

Leo → Adik Reid. Numpang di apartemen Reid dan cenderung malas.

Jadi buku ini tentang apa?

Cerita dibuka dengan Mrs. Hayes (ibunya Willow) yang ingin menikmati liburan panjang bersama Mr. Hayes, suaminya. Berhubung Willow nggak punya kemampuan buat masang-masangin orang, jadi Mrs. Hayes memutuskan untuk menutup biro jodohnya. Sebenernya Aspen punya kemampuan itu, tapi yah ... nggak bisa diandalkan anaknya. Nah, Willow nggak terima biro jodoh itu ditutup, dia tetap ingin meneruskannya. Akhirnya Mrs. Hayes ngasih Willow kesempatan sekali lagi untuk menjodohkan seseorang. Dan orang itu adalah Reid, sahabat Willow sendiri yang notabene nggak mau pusing cari jodoh. Bisa dipastikan Reid keberatan, tapi okelah demi menolong sahabat sendiri. Di sisi lain Willow juga ngerasa nggak rela melepas Reid dengan cewek lain.

Singkat kata mereka akhirnya menyadari perasaan masing-masing. Tapi nggak berhenti sampai di sini, hubungan mereka sejak awal memang nggak match alias bertolak belakang. Willow ingin punya keluarga dan anak, sementara Reid kebalikannya karena dia merasa kalau dia akan jadi seperti ayahnya yang super duper asshole.


Wah, udah berapa lama ya aku nggak baca cerita macam gini? Belakangan ini cenderung ke fantasi sama teenlit. Btw aku juga baru pertama kali baca karya dari author ini. Untuk ceritanya sebetulnya sudah umum sih, cewek yang pengin punya keluarga vs cowok yang takut berkeluarga, udah sangat umum banget temanya. Cuma karena ada unsur fall in love with best friend, aku jadi lebih tertarik. Terus kovernya juga ... ea, cwiiit banget. Tahu kan kalau aku kover slave? Haha!

Dari segi penulisan aku cukup suka, enak aja dibaca. Antara show dan tell-nya pas, nggak melulu narasi galau dan pedih yang menggambarkan perasaan tokohnya. Buku ini pakai dual POV, bergantian dari Willow dan Reid, yang  mana ini juga udah sangat umum dipakai di novel-novel luar. Masing-masing karakternya juga ordinary menurutku, novel romance banget lah pokoknya. 

Cuma aku agak-agak gimana gitu dengan karakter Reid ini di akhir cerita, like flip a hand. Aku agak kurang suka aja dengan perubahan yang tiba-tiba tanpa proses yang masuk akal. Haha—it's just my opinion, don't judge me.

Kesimpulannya, buku ini punya cerita yang simpel dan tema yang umum, tapi di beberapa part berasa deep banget. Bagiku cocoklah buat kangen-kangenan sama novel romance.

Q u o t e s :

There’s nothing in this world I treasure more than our friendship.
"We force people to open their horizons to ideas they don’t think they believe in. Most of my clients couldn’t find the right person not because they didn’t want love, but because they weren’t willing to truly open their eyes."
"He’s ready for love, he’s just afraid to take the risk."
"I have us. I know. You’re my best friend, and I love you. Always will. And I want you by my side through everything."
They say guys and girls can’t be just friends, but we were—until we weren’t.
We aren’t a couple. We aren’t in love. We’re just two best friends who got a little carried away and gave in to an itch that has needed to be scratched for a while now.
Sex can make you believe you feel things for another person, when really it’s just the chemicals in your body. The oxytocin and whatnot. It isn’t real.
"Fear does not stop death. It stops life."
"You said you wanted things to change. It was me who wanted them to stay the same."
"Relationships are scary. But lucky for us, we know each other really well. There won’t be too many surprises."
Because I don’t want to fall to a place where I can never get back up again.

Don’t rush things, let them happen.
You can’t love too hard, there’s no such thing.
Stop trying to control the heart, it doesn’t listen.
Fight for what you want because it won’t be yours if you don’t.
Don’t fall in love with the potential.
Just because a person is right or perfect for you, you may not be the right one for them.
Speak the truth and it shall become real.

Patience, I can do. It’s the time part that worries me.
I’m not asking for anything from him, other than to love me enough to understand this.
"You can’t give me what I want. I can’t give you what you want, and staying for a year or two, or even a few days, is going to lead to the same result."
"Don’t let your dreams die over a broken heart."
"There’s no such thing as perfect. We were imperfect from the start."
"I’m only perfect because I have you."