July 17, 2021

I've got infected by COVID-19

 I've got infected by COVID-19



Judulnya bikin jiper, ya?
Tenang, nggak usah buru-buru jiper dulu, apalagi langsung kabur. Kali ini aku cuma mau share pengalaman selama terpapar covid.
Mungkin masih banyak yang nggak percaya tentang keberadaan virus yang lahir di penghujung tahun 2019 lalu. It's okay, itu hak masing-masing kok.

Jadi tanggal 3 Juli 2021, paginya aku masih ngerasa fine. Nggak ada tanda-tanda flu atau semacamnya, sampai siang pun aku masih bisa beraktivitas seperti biasanya. Fyi, karena alasan tertentu aku tinggal serumah dengan mama dan papaku. Mama dan papaku kerja di kantor sebuah pabrik, pada saat itu kondisinya udah flu kurang lebih satu minggu. Aku nggak berpikir macam-macam karena belum ada gejala demam. Sedangkan untuk batuk, mamaku udah lama banget batuk tapi nggak sembuh-sembuh, sejak akhir April lalu mamaku memang kondisinya kurang sehat dan nggak stabil.
Nah, malamnya badan mulai terasa nggak enak. Aku yang nggak mau sakit langsung minum Decolgen 2 butir, harusnya satu aja cukup, tapi karena aku beneran nggak mau sakit, jadinya aku minum langsung 2 butir. Sebelum tidur aku juga masih minum Redoxon. Beberapa hari sebelumnya aku udah rutin minum Redoxon untuk jaga kondisi, karena memang baby-ku baru aja kena gabak, jadi rewelnya minta ampun, ditambah lagi gigi atasnya tumbuh. Berasa mau gila sumpah! Hari itu, ternyata yang mulai nggak enak badan bukan cuma aku aja, suami dan adikku juga ngerasa nggak enak badan. Oke, aku langsung cerewetin mereka buat minum obat.

Minggu, 4 Juli 2021, kita serumah teler! Untung baby-ku udah nggak terlalu rewel, efek gabak udah berlalu, tinggal menghadapi drama klasik tumbuh gigi. Hari itu aku dan suami gantian jaga baby, meski sama-sama teler juga. Untungnya lagi, baby-ku mau-mau aja aku ajakin bobo terus. Demi dewa, badan rasanya nggak keruan, hidung mampet sebelah (kiri), kepala nyut-nyutan. Nggak banget deh pokoknya! Tapi setelah tidur siang, badan rasanya agak mendingan kok. Oh iya, hari itu aku minum obat standar aja yang dosisnya aku gandakan sendiri, Decolgen 2 butir x 3. Jangan ditiru ya, guys, ini beneran inisiatifku sendiri yang nggak mau sakit. Malamnya aku minum Redoxon lagi. 

Senin, 5 Juli 2021. Nggak ada perubahan signifikan. Hidung masih mampet dan badan loyo. Nafsu makan berkurang. Hari ini nih aku mulai berpikir, apa aku kena covid ya? Tapi masih belum yakin. Aku berusaha keras menolak pikiranku sendiri, siapa sih yang mau disentil covid? Amit-amit! Sampai tiba saatnya mama dan papaku pulang kerja. Mereka teler berat! Papaku yang jarang banget sakit ngeluh demam, mamaku auto masuk kamar dan tidur—batuk dan demam juga. Dari sini aku, suami, dan adikku langsung mikir; kita kena covid!!!!
Malamnya, penciumanku mulai samar. Aku bahkan nggak bisa cium aroma martabak telur yang aku makan. Fix, ini covid. Aku tahu kalau terpapar, tapi beneran berusaha menolak karena aku nggak mau kena mental. Jadi aku anggap ini flu biasa. Aku berusaha tenang, berdoa, kuatin mental sendiri sembari kuatin mental orang-orang di sekitarku. Btw hidungku cuma mampet sebelah dan sama sekali nggak ada ingus. Karena badan nggak enak, aku mandi air hangat. Berharap bakal enakan gitu badannya.
Hari itu aku ganti obat, yang biasanya minum Decolgen jadi minum Mixagrip flu & batuk. Dosisnya lagi-lagi aku dobelin.

Selasa, 6 Juli 2021. Penciumanku hilang total! Badan masih gitu-gitu aja, nggak bertambah sehat, tapi juga nggak ngedrop. Aku masih beraktivitas seperti biasa. Belanja, masak, ngerjain pekerjaan rumah, momong baby-ku, dll. Hari itu aku berasa kayak di neraka, karena cuma aku sebiji yang kerjain semuanya. Thanks to my lil bro yang mau bantu jagain baby-ku pas aku tinggal masak, dll. Karena suami mulai teler berat, selain karena flu, juga efek samping minum obat-obatan yang bikin GERD-nya kumat. 
Nah, ini aku mulai gila-gilaan minum obat. Dalam sehari aku konsumsi 6 butir Mixagrip flu & batuk, 3 botol You C1000, malamnya masih minum Lohankuo dan Redoxon! *poor my kidney*

Rabu, 7 Juli 2021, kondisiku mulai membaik. Entah karena aku yang makan obat kayak makan permen, atau karena apa, yang pasti kondisiku mengalami peningkatan. Pengar di hidung udah berkurang meski masih mampet sebelah. Badan juga terasa lebih segar dan bertenaga. Tapi lagi-lagi aku kepayahan karena rawat orang sakit serumah, belum lagi momong baby-ku. Puji Tuhan aku nggak apa-apa walau badan capek luar biasa. Makan tetap terasa enak, meski nggak bisa cium bau apa pun. Tidur juga pulas, kadang-kadang bangun karena si baby rewel. Untuk obat aku kembali ke dosis awal, alias nggak dobel. Yang aku konsumsi: Mixagrip flu & batuk, susu, dan Redoxon. Sedangkan anggota keluarga lainnya mengonsumsi Lian Hua, obat Cina yang digadang-gadang bisa sembuhkan covid. Tapi setelah aku konsultasi dengan salah seorang teman yang juga terpapar, katanya obat itu cuma ampuh di awal doang, kalau covid-nya udah parah ya nggak bakal ngefek. Lagian obat itu keras, kalau dikonsumsi berlebihan berisiko di ginjal. 

Kamis, 8 Juli 2021. Badanku udah kayak orang sehat, tapi hidung yang kanan malah ikut-ikutan mampet. Kampret lah! Penciuman masih belum kembali, bener-bener nggak bisa cium aroma apa pun, termasuk pup baby-ku. Obat yang aku minum cuma Mixagrip dan Redoxon.

Jumat, 9 Juli 2021. Sore hari penciumanku mulai kembali. Cuma tipis-tipis, aku udah bisa cium aroma minyak telon. Puji Tuhan.... Nah, aku teledor nih, mulai nggak minum obat, cuma vitamin doang. Full vitamin. Yang aku minum: Propoelix, You C1000, Selkom Gold. Oh ya, aku lupa, di hari keberapa gitu indra pengecapku eror. Rasa manis di lidahku hilang entah ke mana, rasa asin dan gurih tajam banget.

Sabtu, 10 Juli 2021-hari ini, puji Tuhan kondisku baik-baik aja. Pengar di hidung udah hilang, mampet masih sisa dikit banget. Badan puji Tuhan terasa sehat. Mama dan papaku udah swab pcr dan hasilnya negatif. Selama terpapar aku sama sekali nggak ada demam, batuk, dan sesak napas. Padahal aku basic-nya punya asma. 

Guys, nggak ada yang mau dan nggak ada yang minta kita dihampiri covid. Jangan sombong sekalipun kalian udah vaksin. Mama dan papaku udah full vaksin (Sinovac) sejak bulan Mei lalu. Aku, suami, dan adikku masih vaksin sekali (AstraZeneca). 
Kalau ditanya, siapa sih yang bawa virus ke rumah? Who knows. Karena siapa pun bisa. Tapi kalau dilihat dari urutannya, kemungkinan besar yang membawa adalah mama dan papaku. 
Jangan takut kalau kalian terkena covid. Jika gejalanya ringan, langsung isolasi mandiri dan lapor. Dalam kasusku, aku nggak lapor karena mama dan papaku kayak ketakutan banget gitu. Jadi aku mutusin buat nggak lapor, dengan syarat kalau kondisi nggak membaik, mau nggak mau ya harus lapor biar dapat penanganan yang lebih mumpuni. 

Oh iya, obat-obatan yang harus diminum sebetulnya banyak, ada abtibiotik, obat batuk, obat sesak napas, dll. Tapi aku nggak konsumsi itu karena ngerasa badanku oke alias aku nggak butuh obat yang macam-macam. Sampai sekarang aku masih full vitamin aja. Vitamin yang aku minum setelah membaik: Selkom Gold, Stimuno, You C1000, susu (apa aja nggak harus Bear Brand), Vitacimin, madu. Propoelix aku stop karena bikin gerah di badan, rasanya panas, dan bikin aku nggak nyaman. Malah karena gerah dan keringatan, aku ngos-ngosan. Selain itu efeknya di aku bikin sembelit. Ini aku ya, orang lain bisa jadi berbeda. Perbanyak minum air putih juga. Ingat, air putih ya, bukan es buah!

Puji Tuhan, sampai hari ini semua kondisi anggota keluarga membaik dan semakin baik. Aku aja yang batuk gegara semalam abis makan Chiki lupa nggak minum air. Hehe....
Covid-19 emang ada dan nyata. Jangan sepelekan protokol kesehatan sekalipun kalian udah vaksin lengkap. Selama isoman aku berusaha untuk tetap berpikiran positif supaya nggak kena mental. Tetap optimis dan percaya kalau aku mampu melawan virus ini. Aku nggak terlalu banyak mikir yang macem-macem, perbanyak doa, minum vitamin, dan makan.
Di hari keberapa gitu, waktu kondisiku udah agak enak, bawaannya laper mulu euy! Jadi keinget pas hamil dulu, bawaannya laper dan mau nggak mau kudu makan. Mungkin ini adalah efek antibodi kita kali, ya? 

Vaksin


Nah, banyak dari kita yang masih ragu atau bahkan menolak untuk menerima vaksin, entah apa pun itu alasannya. Sebenarnya sih, menerima atau menolak vaksin adalah hak setiap individu. Bener nggak? Banyak yang bilang malah terpapar covid karena vaksin, ada juga yang bilang kalau vaksin nggak ada gunanya karena kita masih bisa terinfeksi. Ayolah, vaksin nggak membuat kita kebal! Contohnya nih ya, kita waktu kecil divaksin campak, gedenya juga tetep aja dicampakin, kan? Eh, maksudnya tetap bisa kena campak. Tapi setidaknya kalau udah menerima vaksin, tubuh kalian akan mengenali virus dan dengan cepat membuat antibodi.
Kalau kalian buka sosmed atau nonton berita, pasti jiper karena banyak berita duka. Sama! Aku juga. Dalam sepuluh hari, aku udah beberapa kali menerima berita duka. Teman yang aku tahu sehat dan nggak ada penyakit penyerta, tahu-tahu meninggal. Dan itu nggak cuma satu-dua orang aja, tapi beberapa. Setelah ngobrol-ngobrol, ternyata mereka yang gugur itu sama sekali belum menerima vaksin. Percaya nggak percaya, kalau tubuh udah tervaksin, itu lebih kuat menghadapi virus ketimbang yang belum tervaksin. 
Lalu, sekalipun udah tervaksin ya jangan sombong. Tetap patuhi protokol kesehatan, makan bergizi, olahraga teratur, minum vitamin jika diperlukan, istirahat yang cukup dan jangan lupa tetap berpikir positif.
Baru banget nih, aku zoom meeting sama temen-temen, mereka share pengalaman, dll. Ngeri banget masih banyak yang nggak percaya kalau covid itu ada. Mereka-mereka itu sama sekali nggak menerapkan protokol kesehatan. Giliran dikasih tahu, bilangnya kalau penyakit ini sebetulnya udah lama ada, pemerintah cuma membesar-besarkan. *wth*

Soal varian covid yang semakin beragam, aku nggak bisa beri informasi apa-apa, takutnya salah dan malah bikin salah paham. Silakan googling sendiri yak! Karena di sini intinya aku cuma share pengalamanku sendiri yang bisa jadi berbeda dengan orang lain.

Tolong, buka pikiran kalian dan jangan egois!
Bagi yang nggak percaya dan nggak mau menerima vaksin ya silakan aja. Tapi pernahkah kalian memikirkan orang-orang di sekitar kalian? Bisa jadi kalian terkena, tapi karena antibodi bagus jadi virusnya nggak berdampak besar. Lha, orang-orang yang berinteraksi dengan kalian kan bisa kena. Sukur-sukur kalau punya antibodi bagus, kalau nggak?

Yah, aku di sini nggak bisa memaksa seseorang untuk percaya akan covid ataupun vaksin. Aku cuma bisa berharap kalian masih sayang sama orang-orang di sekeliling kalian. 
Kita semua berharap, serta saling mendoakan agar semuanya sehat selalu, agar badai covid ini segera berlalu. Salam sehat semuanya. Kalau ada pertanyaan atau apa pun, bisa hubungi via email ya.

Stay safe and healthy, guys!


July 14, 2021

[Movie & Drama Review] C-Drama: A Love so Beautiful / Zhi Wo Men Dan Chun De Xiao Mei Hao / 致我们单纯的小美好 (2017)

Judul: A Love so Beautiful /  Zhi Wo Men Dan Chun De Xiao Mei Hao / 致我们单纯的小美好
Sutradara: Yang Long
Penulis Naskah: Wu Tong, Zhao Qianqian, Wang Yanbei, Wu Xueying, Hu Xiaoyu, Zhou Chucen, Duan Yule, Yu Ku
Genre: Comedy, School, Romance, Youth
Pemeran: Shen Yue (Chen Xiaoxi), Hu Yitian (Jiang Chen), Gao Zhiting (Wu Bosong), Wang Ziwei (Lin Jingxiao), Su Ning (Lu Yang), Monica Lu (Li Wei)
Negara: China
Bahasa: Mandarin
Jumlah Episode: 23 (+1 spesial)
Durasi: 45 menit per episode
Tayang: 9 November - 7 Desember 2017
Rating: 9.5/10


S i n o p s i s :

Chen Xiaoxi dan Jiang Chen adalah tetangga sedari kecil. Mereka selalu berada di sekolah yang sama sejak TK sampai SMA, tak dipungkiri Chen Xiaoxi memiliki perasaan pada Jiang Chen. Namun Jiang Chen yang cuek dan dingin begitu terganggu dengan Chen Xiaoxi yang aktif dan 'tidak tahu malu'. Bagaimana tidak, sudah menjadi rahasia umum jika Chen Xiaoxi menyukai Jiang Chen, bahkan Chen Xiaoxi sudah pernah menyatakan perasaannya berkali-kali, walau ujungnya tidak diacuhkan sama sekali oleh Jiang Chen.

Meski begitu Chen Xiaoxi pantang menyerah. Baginya hanya ada Jiang Chen atau tidak ada sama sekali.


Sebelumnya aku mau bilang kalau aku suka banget sama drama yang satu ini. Ceritanya bagus, meski dunia anak sekolahan tapi nggak bikin eneg. Chemistry antar pemainnya juga oke. Pokoknya dari awal sampai selesai, aku sangat menikmati drama ini. Bahkan sampai sekarang aku kadang-kadang suka skimming kalau lagi kangen sama mereka. Hehe.

P l o t :

Chen Xiaoxi dan Jiang Chen adalah tetangga sedari kecil, juga selalu berada di sekolah yang sama sejak TK. Namun keduanya memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Chen Xiaoxi adalah cewek selebor yang nggak suka belajar, hari-harinya dihabiskan untuk bersenang-senang dan ngebucin Jiang Chen. Sementara Jiang Chen adalah cowok populer yang serba bisa, hidupnya begitu serius. Nggak cuma ganteng, dia juga pintar. Namun sayangnya Jiang Chen ini memiliki sifat yang sangat tidak bersahabat, cuek dan dingin. Lebih suka menyendiri karena mengganggap kegiatan yang dilakukan teman-temannya itu nggak berguna. Weh?!
Chen Xiaoxi sudah mencoba berbagai cara untuk menarik perhatian Jiang Chen, entah dengan menulis surat cinta, mencalonkan diri menjadi ketua kelas, dan masih banyak lagi. Prioritas hidup Chen Xiaoxi hanyalah Jiang Chen. Namun apa daya semua itu tidak mendapatkan perhatian khusus dari Jiang Chen, malahan Jiang Chen merasa terganggu. 


Sebenarnya Jiang Chen bukannya sama sekali tidak tertarik. Dia tertarik kok, tapi sama sekali tidak ditunjukkan. Jiang Chen diam-diam juga memperhatikan Chen Xiaoxi, meski di saat yang bersamaan dia risi juga dengan sikap Chen Xiaoxi yang terlalu terang-terangan. Ada kalanya Jiang Chen juga merasa cemburu dengan kehadiran Wu Bosong. Cowok pindahan yang di hari pertama langsung suka dan akrab dengan Chen Xiaoxi. Fyi, Wu Bosong ini adalah atlet renang. Sejak pindah, dia selalu mengekori Chen Xiaoxi, padahal dia juga tahu kalau Chen Xiaoxi ini menyukai Jiang Chen.



Chen Xiaoxi memiliki sahabat bernama Lin Jingxiao, serta teman dekat cowok bernama Lu Yang. Lin Jingxiao masuk ke dalam jajaran murid terpintar, selain itu dia juga cantik. Lin Jingxiao yang memiliki sifat lebih dewasa ketimbang Chen Xiaoxi selalu mendukung apa pun yang Chen Xiaoxi lakukan untuk mendapatkan perhatian Jiang Chen. Mulanya Lin Jingxiao naksir pada dokter Li yang bertugas di UKS sekolah, secara entah disadari atau tidak, Lu Yang juga naksir pada Lin Jingxiao.

Pada saat pemeriksaan kesehatan, para murid diperbolehkan untuk bermain alias jam bebas. Chen Xiaoxi yang pada saat itu sudah mempersiapkan sesuatu untuk Jiang Chen harus menelan pil pahit karena melihat Jiang Chen berduaan dengan Li Wei. Namun Wu Bosong datang di saat yang tepat, Wu Bosong segera membawa Chen Xiaoxi menjauh dan menenangkannya.





Setelah kejadian itu hubungan Jiang Chen dan Chen Xiaoxi menjadi jauh. Chen Xiaoxi yang biasanya mengejar-ngejar Jiang Chen kini berbalik menghindar. Lu Yang dan Lin Jingxiao yang masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka mencoba untuk mendamaikan Chen Xiaoxi dan Jiang Chen. Namun lagi-lagi tak berhasil. Chen Xiaoxi tampak sudah sangat putus asa. Hubungan mereka membaik karena sebuah kejadian yang sama sekali tak pernah disangka oleh mereka. Lu Yang yang mengetahui jika sebenarnya yang disukai Lin Jingxiao bukanlah dirinya, melainkan dokter Li, langsung lari keluar kelas. Berhubung kondisi jantungnya yang memiliki kelainan, Lu Yang pingsan. Otomatis Chen Xiaoxi, Jiang Chen, Wu Bosong, dan Lin Jingxiao panik.

Lu Yang yang harus berada di rumah sakit untuk sementara waktu memilih untuk menghindari Lin Jingxiao. Hatinya masih kecewa karena selama ini dia terlalu percaya diri, mengira Lin Jingxiao juga menyukainya. Lin Jingxiao yang merasa dihindari terus-menerus oleh Lu Yang, pelan-pelan menyadari jika selama ini Lu Yang telah melakukan banyak hal untuknya. Lagi pula, semenjak Lu Yang berada di rumah sakit, hari-harinya tak lagi sama seperti dulu.

Suasana kelas menjelang kelulusan mendadak berubah. Li Wei, sang ketua kelas yang juga masuk dalam jajaran murid terpandai malah ketahuan menyontek. Wu Bosong sibuk dengan karirnya sebagai atlet renang. Lu Yang juga memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah untuk memulihkan kesehatannya. Dalam suasana yang 'aneh' ini, hubungan Chen Xiaoxi dan Jiang Chen malah semakin baik. Jiang Chen mulai menunjukkan perasaannya pada Chen Xiaoxi meski belum terang-terangan. Setidaknya perasaan Chen Xiaoxi tidak bertepuk sebelah tangan.



Setelah kelulusan, Jiang Chen memutuskan untuk belajar ilmu kedokteran. Chen Xiaoxi yang tahun ini tidak lulus ujian masuk universitas yang sama dengan Jiang Chen memilih untuk kursus seni. Mau tak mau mereka berpisah untuk sementara. Sedangkan Lin Jingxiao dan Lu Yang resmi berpacaran.

Tahun berikutnya, Chen Xiaoxi akhirnya diterima oleh universitas tempat Jiang Chen belajar. Jiang Chen yang dulunya tidak terlalu berani, kini menjadi lebih terang-terangan. Semuanya berjalan begitu indah, cinta yang diidam-idamkan Chen Xiaoxi menjadi kenyataan. 




Tiba saatnya Jiang Chen harus mengikuti pelatihan kedokteran di Beijing selama empat tahun. Jiang Chen yang saat itu masih belum memutuskan apa-apa tidak memberitahukan mengenai hal ini pada Chen Xiaoxi. 
Berhubung akan lulus, Chen Xiaoxi memutuskan untuk mencari tempat tinggal sendiri, karena mau tak mau harus meninggalkan asrama. Malangnya pria yang merupakan agen perumahan malah memiliki niat jahat pada Chen Xiaoxi. Chen Xiaoxi berhasil lari dan langsung mencari Jiang Chen di rumah sakit. Sampai di rumah sakit, Chen Xiaoxi menerima kabar dari seorang perawat yang mengatakan jika Jiang Chen akan menjalani pelatihan di Beijing selama empat tahun. Antara terkejut dan marah, Chen Xiaoxi meminta pada Jiang Chen untuk mengakhiri hubungan mereka. Sebenarnya Jiang Chen ingin menjelaskan, namun karena ada panggilan darurat, akhirnya dia harus pergi. 
Malamnya Jiang Chen berusaha menemui Chen Xiaoxi untuk membicarakan masalah mereka, namun Chen Xiaoxi tidak mau dan tetap bersikeras untuk mengakhiri hubungan mereka. Tanpa diketahui Chen Xiaoxi, jika saat itu Jiang Chen tengah bersedih karena pasien pertamanya meninggal di meja operasi.


Ketika hari keberangkatan Jiang Chen ke Beijing, Jiang Chen tetap berusaha untuk menghubungi Chen Xiaoxi, berharap Chen Xiaoxi mau mengantarnya. Chen Xiaoxi menolak, namun kenyataannya dia tetap menyusul Jiang Chen ke bandara. Sayangnya mereka tidak bertemu, Chen Xiaoxi malah bertemu dengan Wu Bosong yang baru kembali dari luar negeri.

Tiga tahun berlalu. Wu Bosong menjadi seorang atlet renang, Lin Jingxiao menjadi master astronomi dan memutuskan untuk meraih gelar masternya, Chen Xiaoxi menjadi seorang kartunis, dan Lu Yang menjadi professional e-sport gamer
Chen Xiaoxi dan Jiang Chen kembali bertemu ketika ayah Chen Xiaoxi mengalami patah tulang. Chen Xiaoxi yang diantar oleh Wu Bosong membuat Jiang Chen berpikir jika mereka berpacaran. Akan tetapi Jiang Chen yang bertekad untuk mendapatkan Chen Xiaoxi kembali melakukan segala cara, termasuk meminta seorang pasien berpura-pura untuk menjadi pacarnya pada malam bujang Lin Jingxiao dan Lu Yang. Walau akhirnya ketahuan juga oleh Chen Xiaoxi.


Wu Bosong yang frustrasi karena lamarannya ditolak oleh Chen Xiaoxi menghubungi Lu Yang untuk minum bersama. Lu Yang yang tahu akan hal itu menelepon Jiang Chen, mengajaknya serta untuk minum bersama. Mulanya Jiang Chen menolak, tapi akhirnya dia turut bergabung. Ketika minum bersama inilah Wu Bosong mengutarakan kemarahannya pada Jiang Chen dan meminta Jiang Chen untuk melepaskan Chen Xiaoxi. Akan tetapi yang didapat oleh Wu Bosong adalah curahan isi hati Jiang Chen yang sebenarnya.


Setelah malam itu, Wu Bosong memutuskan untuk pergi ke luar negeri untuk sementara waktu. Sedangkan hubungan Jiang Chen dan Chen Xiaoxi akhirnya membaik. Perjuangan Jiang Chen untuk meyakinkan Chen Xiaoxi cukup sulit. Namun setelah mereka berdua berbicara dari hati ke hati, semuanya membaik.

Di akhir, diceritakan Chen Xiaoxi berhasil menerbitkan komik pertamanya. Pada saat acara tanda tangan berlangsung, Jiang Chen, Lin Jingxiao, Lu Yang, dan Wu Bosong datang untuk memberikan kejutan. Adegan ditutup dengan Jiang Chen dan Chen Xiaoxi yang berjalan, bergandeng tangan seperti masa-masa sekolah mereka dulu.


*

Suka! Aku suka banget sama drama ini!
Dulu aku kira ini cuma drama sekolahan biasa, tapi kenyataannya melebihi ekspetasiku. Manisnya romansa anak sekolahan, permasalahan ketika mereka di bangku kuliah, serta penyelesaian masalah ketika mereka dewasa terasa begitu smooth. Bener-bener mengalir dan pas.
Pengembangan karakternya bagus banget. Di mana Chen Xiaoxi yang di masa remajanya begitu bucin dan konyol, ketika dewasa sikapnya begitu realistis. Lalu Jiang Chen yang dulunya cuek dan dingin, ketika dewasa dia begitu hangat dan perhatian, bahkan Jiang Chen nggak sungkan-sungkan melakukan apa saja untuk memperbaiki hubungannya dengan Chen Xiaoxi.

Chemistry Hu Yitian dan Shen Yue juga dapet banget.
Ini adalah pertama kalinya aku nonton Hu Yitian. Dari awal udah langsung suka sama dia. Cakep, tinggi, cool. Tipe gue banget nih, wkwkwkwk. Kalau Shen Yue, aku udah pernah nonton dia sebagai San Cai di Meteor Garden remake (2018). Terus aku juga suka dengan perbedaan tinggi badan mereka yang signifikan. Tapi beneran deh, semua karakter di sini bikin aku jatuh cinta, pengembangannya bener-bener kelihatan (dan nggak konyol).

Rasanya ketika nonton drama ini tuh berasa nostalgia. Apalagi ketika sampai episode akhir, kita langsung dibuat kangen oleh mereka ketika masih sekolah. Perjalanan dari remaja menuju dewasa, pencarian jati diri dan tujuan hidup. Happy banget ngelihat perjalanan mereka dari remaja sampai akhirnya dewasa. Dan yang paling bikin aku senang adalah persahabatan mereka. Meski sudah dewasa dan memiliki hidup masing-masing, mereka tetap bersahabat.


Karakter yang bikin aku kesel banget adalah sohibnya Li Wei. Mulut sama tingkahnya bikin pengin bejek-bejek! Kalau sama Li Wei sih aku nggak klik aja dari pertama, tipe-tipe cewek muna. Lol. 
Kalau karakter yang ngenes banget ya Wu Bosong. Tapi mau gimana lagi, perasaan nggak bisa dipaksa kan, kak? 

Oh iya, aku suka banget sama seragam sekolahnya. Huhu, kayak seragam olahraga kalau di sini. Ngebayangin kalau aja dulu seragam sekolahku kayak gitu, betapa senangnya. Haha. Nggak takut diintipin cowok-cowok. Eh tapi di sini kan panas, kalau pakai seragam kayak gitu auto sauna. Wkwkwkwk.


Terlepas dari pendapat pribadiku, drama ini sangat layak ditonton. Nggak hanya menyuguhkan tentang Chen Xiaoxi yang ngebucin sama Jiang Chen aja, tapi juga banyak hal-hal lainnya. Masing-masing mereka memiliki mimpi, dan cara mereka meraih mimpi tersebut tidaklah gampang. Mereka harus berjuang melawan ego, juga menyesuaikan diri dengan keadaan. 
A Love so Beautiful ini adalah sebuah drama yang penuh makna. Vibe masa muda yang bikin blushing, serta vibe dunia dewasa yang menuntut pemikiran panjang. Dari awal sampai akhir, aku begitu menikmati drama ini.

"𝗦𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗺𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗖𝗵𝗲𝗻 𝗫𝗶𝗮𝗼𝘅𝗶 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗺𝗲𝗻𝘆𝘂𝗸𝗮𝗶𝗸𝘂. 𝗔𝗸𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗲𝗱𝗮 𝗱𝗮𝗿𝗶𝗺𝘂. 𝗗𝗮𝗿𝗶 𝗸𝗲𝗰𝗶𝗹 𝗮𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶𝗮𝗻 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗯𝗶𝘀𝗮. 𝗣𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗮𝗸𝘂 𝗺𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗸𝗲𝗰𝗶𝗹, 𝗮𝘆𝗮𝗵𝗸𝘂 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗻𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹. 𝗜𝗯𝘂𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗵 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶 𝗯𝗲𝗸𝗲𝗿𝗷𝗮 𝗱𝗶 𝗹𝘂𝗮𝗿 𝗻𝗲𝗴𝗲𝗿𝗶. 𝗠𝗲𝗺𝗯𝗮𝘄𝗮 𝗮𝗱𝗶𝗸𝗸𝘂. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝘄𝗮𝗸𝘂. 𝗝𝗮𝗱𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗽𝗲𝗱𝘂𝗹𝗶. 𝗕𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮𝗽𝘂𝗻 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗖𝗵𝗲𝗻 𝗫𝗶𝗮𝗼𝘅𝗶 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗲𝗱𝗮. 𝗗𝗶𝗮 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗮𝗱𝗮. 𝗣𝗲𝗿𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻-𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗮𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 ... 𝗮𝗸𝘂 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗮𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶𝗸𝘂 𝗸𝗲 𝘀𝗲𝗸𝗼𝗹𝗮𝗵. 𝗔𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗸𝗮 𝗷𝗲𝗻𝗱𝗲𝗹𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝗲𝗱𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗽𝗮. 𝗦𝗮𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝗷𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗼𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗼𝗮𝗹𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝘀𝘂𝘀𝗮𝗵, 𝗮𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴𝗶𝘀. 𝗦𝗮𝗮𝘁 𝗮𝗸𝘂 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶, 𝗮𝗸𝘂 𝗽𝗶𝗸𝗶𝗿 𝗱𝗶𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗮𝗿𝗶𝗸𝘂. 𝗞𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗯𝗲𝗴𝗶𝘁𝘂. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸. 𝗧𝗶𝗯𝗮-𝘁𝗶𝗯𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗯𝗲𝗿𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗮𝗽𝗮. 𝗦𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮, 𝗮𝗸𝘂 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗮𝗿𝗶𝗻𝘆𝗮. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗺𝗲𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁𝗺𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝘀𝗶𝘀𝗶𝗻𝘆𝗮, 𝗮𝗸𝘂 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗮𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗮 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗮𝗱𝗮𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗶𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗮 𝗯𝗮𝘆𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻. 𝗔𝗸𝘂 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗰𝗼𝗰𝗼𝗸 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸𝗻𝘆𝗮. 𝗝𝗮𝗱𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗶𝗯𝘂𝗿 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶. 𝗗𝗶𝗮 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗯𝗼𝗱𝗼𝗵. 𝗦𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗰𝗲𝗿𝗲𝘄𝗲𝘁. 𝗠𝗮𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗯𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸. 𝗔𝗸𝘂 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗯𝗮𝗶𝗸 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗱𝗶𝗮. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗮𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗲𝘆𝗮𝗸𝗶𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶. 𝗔𝗸𝘂 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿 𝗱𝗶𝗮 𝗯𝗶𝗰𝗮𝗿𝗮. 𝗔𝗸𝘂 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻 𝗺𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗮𝗻𝘆𝗮. 𝗔𝗸𝘂 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻.... 𝗔𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗱𝗶𝗮. 𝗦𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗽𝗮 𝗽𝘂𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝘂𝗸𝗮𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶𝗸𝘂 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝘂𝗯𝗮𝗵. 𝗧𝗮𝗽𝗶 𝗮𝗸𝘂 𝗯𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗮 𝘀𝘂𝗸𝗮𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶𝗸𝘂." - 𝗝𝗶𝗮𝗻𝗴 𝗖𝗵𝗲𝗻



Untuk selanjutnya, dalam waktu dekat, ada dua C-Drama yang mau aku ulas. Put Your Head on My Shoulder dan My Little Happiness. Iya, lagi-lagi dramanya Fair Xingfei. Lol. Soal mana yang mau aku ulas terlebih dulu ... entar deh, nunggu mood. Hehe.

*

July 10, 2021

[Movie & Drama Review] C-Drama: "Your Highness" Class Monitor / Ban Zhang Dian Xia / 班长“殿下” (2019)

 Judul: "Your Highness" Class Monitor / Ban Zhang Dian Xia / 班长“殿下”
Sutradara: Chen Yanming
Penulis Naskah: Joker Sun
Genre: Romance, School, Youth
Pemeran: Fair Xingfei (Su Niannian), Niu Junfeng (Gu Zichen), Liu Yuhang (Ye Xingyu)
Negara: China
Bahasa: Mandarin
Jumlah Episode: 36
Durasi: 45 menit per episode
Tayang: 30 Mei - 27 Juni 2019
Rating: 7.2/10


S i n o p s i s :

Sebuah kesalahpahaman membuat Su Niannian begitu membenci Gu Zichen, terlebih lagi mereka dipertemukan di kampus serta kelas yang sama. Mereka selalu beradu argumen, saling sindir, bahkan saling ejek satu sama lain. Tapi perlahan-lahan kebencian mereka berubah menjadi rasa suka.

Su Niannian, sang ketua kelas yang semula berpenampilan cupu berubah menjadi cantik. Sementara Gu Zichen, sang tuan muda yang terkenal dengan wajah datar dan dinginnya berubah hangat serta lebih bersahabat.

Baru saja menikmati kebersamaan, masalah datang. Generasi sebelumnya, alias orangtua mereka memiliki cerita yang membuat Su Niannian dan Gu Zichen harus berpisah.


P l o t :

Akibat sebuah kecelakaan yang menimpanya, Su Niannian gagal mengikuti ujian masuk universitas pilihannya. Di saat yang bersamaan, Su Niannian menerima surat perekrutan untuk masuk ke universitas elektromekanikal Qun Ying. Ayah Su Niannian mendukung, bahkan 'sedikit memaksa' Su Niannian untuk masuk Qun Ying. Setelah acara bujuk-membujuk, Su Niannian pun akhirnya setuju dengan syarat jika dia tidak menyukai Qun Ying, dia boleh pindah.

Di Qun Ying, Su Niannian bertemu dengan teman sekamar yang suka banget makan, Song Yuxi, serta teman cewek yang tomboy abis, Yin Chuxia. Hampir setiap gerak-gerik mereka mendapat perhatian karena di Qun Ying hanya ada delapan siswa cewek, sisanya cowok!



Hari pertama Su Niannian di Qun Ying sudah rusuh karena dia bertemu dengan Gu Zichen, cowok yang menabraknya dan membuatnya gagal masuk ke universitas pilihannya. Otomatis mereka berdua menjadi musuh. Secara Gu Zichen, sang tuan muda sama sekali tidak merasa bersalah dan malah menyuruh Su Niannian berterima kasih. Karena di hari kecelakaan itu, jika tidak ada dirinya, entah bagaimana nasib Su Niannian.

Sementara itu di kelas, Su Niannian ditunjuk oleh wali kelas mereka untuk menjadi ketua kelas. Trio preman Qun Ying yang tergabung di kelas mereka memberontak. Apalagi Zhao Mingyuan, ketua geng mereka, paling bersikeras karena merasa kalah dengan perempuan. Maklum, Zhao Mingyuan ini memiliki gengsi yang tinggi. Dengan berbagai cara, Zhao Mingyuan mencoba untuk mencelakai Su Niannian, meski pada akhirnya dia sadar dan menerima status Su Niannian sebagai ketua kelas.

Gu Zichen dan Su Niannian yang hampir setiap hari bertengkar menjadi bahan gosip utama oleh Xiao Huang si paparazi kampus. Gosip menyebutkan jika Gu Zichen dan Su Niannian dulunya adalah sepasang kekasih dan kini mereka tengah bertengkar. 

Semakin sering bertemu, Gu Zichen mulai suka pada Su Niannian. Terlebih penampilan Su Niannian yang semula cupu kini berubah menjadi cantik. Penampilan baru ini tentu saja menimbulkan reaksi di kelas mereka. Para cowok yang mulanya cuek, kini menjadi tertarik dan giat belajar demi dekat dengan Su Niannian.


Gu Zichen dan Su Niannian akhirnya berpacaran setelah Su Niannian tahu jika Gu Zichen bukanlah orang yang menabraknya. Malahan Gu Zichen lah yang menolong serta membawanya ke rumah sakit.

Baru saja bersama, masalah muncul dengan terungkapnya hubungan orangtua Gu Zichen dan orangtua Su Niannian. Bahkan ada kemungkinan jika Gu Zichen dan Su Niannian adalah kakak-adik! Gu Zichen yang terlebih dulu mendengar cerita ini memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Su Niannian. Pada saat yang bersamaan, He Mei, cewek yang menyukai Gu Zhichen, yang juga merupakan teman Su Niannian semasa SMA pindah ke Qun Ying. Memanfaatkan situasi, Gu Zichen meminta He Mei untuk berpura-pura menjadi kekasihnya. Su Niannian yang sakit hati dihibur oleh Ye Xingyu, teman baik serta cowok yang sedari SMA menyukainya. Ye Xingyu ini adalah sahabat baik Gu Zichen. Mulanya Ye Xingyu tidak terima Gu Zichen memperlakukan Su Niannian seperti mainan, namun sebagai sahabat baik Gu Zichen, Ye Xingyu tahu jika sebenarnya Gu Zichen tidak berniat menyakiti Su Niannian.

Kebenaran yang tersembunyi pun akhirnya terungkap. Gu Zichen yang mengetahui jika dirinya dan Su Niannian sama sekali tidak memiliki hubungan darah langsung meminta maaf pada Su Niannian dan ingin hubungan mereka kembali. Akan tetapi Su Niannian tidak semudah itu menerima Gu Zichen kembali, terlebih He Mei yang selalu mengganggu. Sumpah, He Mei ini tipe cewek ular banget!


Ini adalah kali kelima aku nonton akting Fair Xingfei dalam sebuah drama. Awal-awal aku susah banget beradaptasi dengan penampilan Fair Xingfei yang cupu abis. Entahlah, mungkin karena aku udah terbiasa dengan penampilan Fair Xingfei yang bening kali ya. Untung akhirnya penampilan cupu itu diubah dan Fair Xingfei kembali cantik seperti di drama-drama lainnya, hehe.

Secara garis besar drama ini simpel sekali, nggak ada sesuatu yang bikin aku speechless, jingkrak-jingkrak, ataupun nangis sesenggukan. Tapi dari segi cerita drama ini bagus, banyak pelajaran yang bisa dipetik. Sesuai judulnya, Su Niannian dengan kegigihannya sebagai ketua kelas akhirnya membuahkan hasil yang manis, juga latar belakang dari para karakter lainnya menurutku cukup bagus. 

Setiap karakternya memiliki latar belakang yang cukup menyentuh hati. Contohnya Zao Mingyuan yang tampilan luarnya seperti preman, namun aslinya dia lembut dan sayang banget sama keluarganya. Dia bekerja sampingan untuk menghidupi keluarga dan membayar sendiri biaya kuliahnya. Wow banget, kan?! 
Lalu ada Yin Chuxia yang dibalik penampilannya yang seperti laki-laki memiliki cerita kelam tersendiri. Jujur cerita Yin Chuxia ini yang paling menarik perhatianku. 

Sedangkan untuk kadar romance-nya, jangan berharap akan dapat suguhan adegan yang co cwiiit banget. Karena emang romance-nya tipis banget sih, lebih fokus pada cerita Su Niannian sebagai ketua kelas, sesuai dengan judul lah ya. Nggak memungkiri awalnya aku mengharap sebuah kisah yang manis antara Su Niannian dan Gu Zichen. Setelah mereka pacaran emang ada adegan curi-curi kiss gitu, tapi nggak berlanjut. Eh tapi Gu Zichen ini tergolong protektif pada Su Niannian, bucin bangetlah pokoknya.

Satu-satunya karakter yang bikin aku sebel banget adalah He Mei. He Mei ini naksir berat sama Gu Zichen, secara dia juga udah deket banget sama ibunya Gu Zichen. Tapi, aduh ... mulut sama sikapnya ini busuk banget. Sampai sekarang kalau inget masih kerasa keselnya kok. Gila, nggak ngotak banget! Dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Gu Zichen. Bahkan di akhir cerita, Gu Zichen sampai terluka, amnesia gara-gara perbuatan He Mei.

*


Untuk sekadar tontonan pelepas penat, drama ini boleh juga kok. Aku sempat ngebayangin gimana rasanya berada di kampus yang 98% isinya cowok. Happy, tapi takut dan risi juga pastinya, hehe.

Untuk drama dengan jumlah episode yang lumayan banyak, aku kadang-kadang ngerasa jenuh karena banyak adegan yang menurutku nggak penting, bikin ceritanya jadi bertele-tele. Obrolan basa-basinya terlalu bertebaran di mana-mana. Nggak jarang aku skip supaya langsung dapat inti ceritanya. Mungkin niatnya sebagai pemanis ya, tapi kalau terlalu banyak jatuhnya malah nggak fokus. Ehehehehe, namanya juga drama.

Oke, sekian untuk ulasan kali ini. Next aku akan mengulas C-Drama lagi, masih dengan genre youth romance, dan pilihanku jatuh pada A Love so Beautiful. C-Drama ini udah aku tonton tahun lalu, sampai sekarang pun masih ingat betul gimana jalan ceritanya. Singkatnya aku suka banget sama drama itu. See you soon....

*



July 02, 2021

[Movie & Drama Review] C-Drama: Miss Crow and Mr. Lizard / Wu Ya Xiao Jie Yu Xi Yi Xian Sheng / 烏鴉小姐與蜥蜴先生 (2021)

 Judul: Miss Crow and Mr. Lizard / Wu Ya Xiao Jie Yu Xi Yi Xian Sheng / 烏鴉小姐與蜥蜴先生
Sutradara: Qiang Wu
Penulis Naskah: Yang Ni Kou, Liu Chang
Genre: Office Romance, Comedy, Fantasy
Pemeran: Allen Ren Jialun (Gu Chuan), Fair Xingfei (Jiang Xiaoning), Wayne Liu (Xu Chengran), Chloe Zhao (Zhao Yan)
Negara: China
Bahasa: Mandarin
Jumlah Episode: 36 
Durasi: 45 menit per episode
Tayang: 26 April - 17 Mei 2021
Rating: 8.0/10


S i n o p s i s :

Sepuluh tahun yang lalu Gu Chuan mengalami sebuah kecelakaan yang menyebabkan luka serius pada jantungnya. Untuk bertahan hidup, jantung Gu Chuan harus diganti dengan dengan jantung mekanis. Akan tetapi jantung mekanis itu membuat Gu Chuan tidak bisa hidup seperti orang normal. Gu Chuan tidak boleh melakukan aktivitas yang membuat jantung mekanisnya berdetak cepat, termasuk jatuh cinta. Karena tak mau hidup tapi terasa seperti 'mati', Gu Chuan memutuskan untuk mengakhiri semuanya setelah dia mendapatkan penghargaan.

Semua berubah sejak Jiang Xiaoning hadir dalam kehidupan Gu Chuan. Jiang Xiaoning adalah gadis yang selalu sial, namun dia memiliki sifat ceria dan penuh semangat. Kegigihan Jiang Xiaoning dalam belajar arsitektur membuat Gu Chuan memberikan perhatian khusus kepada Jiang Xiaoning. Sampai akhirnya Gu Chuan menyadari jika masa lalunya ternyata berhubungan dengan Jiang Xiaoning.


Halo! Wah, lama banget rasanya nggak nge-blog. Kangen nggak? Jelas kangen lah. Hehe.... Kalau biasanya aku bikin review tentang buku, kali ini aku mau bikin review tentang drama. Sebenarnya ini adalah kali sekian aku nonton C-Drama, mungkin yang lainnya aku akan bikin review-nya kapan-kapan. 

Miss Crow and Mr. Lizard, judulnya terus terang langsung bikin aku tertarik, apalagi cast ceweknya Fair Xingfei, aku suka banget sama dia dan udah nonton beberapa dramanya. Kalau sama cast cowoknya, pada awalnya aku malah nggak terlalu klik, wajahnya asing buat aku yang masih beberapa kali nonton C-Drama. Tapi sekarang malah terbayang-bayang terus, hehe.... Dasar aku!

P l o t :

Kurang lebih sama seperti yang aku tulis di sinopsis. Gu Chuan yang menjadi cowok super duper dingin karena jantung mekanisnya, perlahan-lahan luluh oleh Jiang Xiaoning, gadis yang selalu ceria dan semangat meski hidupnya diliputi oleh kesialan. 

Biasanya aku nggak terlalu suka dengan genre office romance, tapi semua terpatahkan di drama ini. Aku suka! Romance-nya mengalir, natural gitu, nggak lebay sama sekali. Jadi meski Gu Chuan dan Jiang Xiaoning saling suka, mereka nggak terang-terangan, lucu aja gitu ngelihat kisah mereka yang tarik ulur kayak benang layangan, haha! 



Jumlah episode yang lumayan panjang (karena aku nggak suka nonton drama yang episodenya ala-ala gerbong kereta api) bisa aku nikmati dengan baik. Di awal-awal aku excited banget, sangat menikmati hari-hari Jiang Xiaoning sebagai asisten pribadi Gu Chuan. Suka banget pembawaan Jiang Xiaoning yang selalu berpikiran positif dan nggak takut melakukan apa pun, walau awalnya Gu Chuan sama sekali nggak peduli. Lama-lama tingkah 'ajaib' Jiang Xiaoning berhasil juga bikin Gu Chuan tertarik, bahkan sampai cemburu. 

Fyi, Jiang Xiaoning ini cewek yang aktif banget, kontras banget dibandingkan dengan Gu Chuan yang udah kayak robot. 


Kisah Gu Chuan dan Jiang Xiaoning ini nggak selancar jalan tol lho! Su Manlin, manajer di Chuan Design Studio yang notabene sudah enam tahun bekerja dengan Gu Chuan ini punya perasaan terpendam pada Gu Chuan. Mulanya sih Su Manlin nggak terlalu khawatir, karena dia yakin kalau Jiang Xiaoning bukan tipe cewek yang disukai Gu Chuan. Tapi melihat kedekatan Gu Chuan dan Jiang Xiaoning, Su Manlin gerah juga. Apalagi Gu Chuan selalu lebih memilih dan memperhatikan Jiang Xiaoning ketimbang dirinya. Mulai deh, aksi-aksi ala cewek antagonis dimulai. Meski nggak sadis, aku kesel banget sama Su Manlin.

Selain kisah Gu Chuan dan Jiang Xiaoning, kita juga akan disuguhi kisah sahabat Gu Chuan, Xu Chengran dan sahabat Jiang Xiaoning, Zhao Yan. Agak-agak hoek juga ngelihat Xu Chengran sebagai playboy tobat yang bucin banget sama Zhao Yan. Secara Zhao Yan ini tipe cewek yang galak banget loh!


Latar pekerjaan dalam drama ini sangat menarik buatku. Arsitektur. Setelah nonton drama ini, aku baru tahu kalau pekerjaan arsitek itu njlimet banget, wkwkwk. Karena ini drama yang pekerjaan tokoh utamanya arsitek, semua latar yang ditampilkan memiliki nilai 'keindahan' sendiri. Selama nonton hampir-hampir nggak ketemu sama bangunan yang nggak enak dilihat, nyaris semuanya enak dipandang mata, apalagi rumahnya Gu Chuan. Mau banget aku pindah ke sana, selain desain yang apik, view-nya juga luar biasa keren. 


Persahabatan antara Gu Chuan dan Xu Chengran bikin aku terharu. Sekilas jadi ingat sama bromance antara Kim Shin dan Wang Yeo di Goblin atau Yoo Shi-jin dan Seo Da-young di DOTS. Tolol, tolol bareng. Galau bareng. Somplak bareng. Gokil pokoknya!



Dari awal sampai akhir, cerita Miss Crow and Mr. Lizard ini bisa aku nikmati dengan baik. Semua misteri tentang apa yang terjadi sepuluh tahun lalu terjawab semua di akhir cerita. Lalu, hubungan Gu Chuan dan Jiang Xiaoning yang diwarnai dengan putus-nyambung sempat bikin aku baper setengah mati. Mulai episode 30 ke belakang, banyak bawang-bawangnya. So, jangan lupa sedia tisu!

Minusnya?
Kalau tadi ngomongin yang bagus-bagus, sekarang kebalikannya.
Jujur yang bikin aku kecewa sama drama ini adalah bagian ending-nya. Di mana Gu Chuan sempat diceritakan koma karena jantungnya bermasalah saat mengeluarkan listrik berlebih untuk melindungi Jiang Xiaoning. Di sini aku sempat mengira bakalan sad ending, karena meski nggak mengeluarkan listrik berlebih pun, Gu Chuan akan mati karena jantungnya sudah tidak bisa berfungsi lagi dengan baik. Aku sempat berpikir juga kalau Gu Chuan akan mendapatkan jantung donor asli, yang bukan mekanis di akhir cerita. Tapi semua perkiraanku dipatahkan! 

Aku bisa terima Gu Chuan koma, tapi mendekati menit-menit terakhir menjelang ending, semuanya skip langsung tiga tahun kemudian. Hasilnya? Tenang, bukan sad ending kok. Tapi 'tiga tahun kemudian' ini membuat pertanyaan-pertanyaan baru muncul. Gu Chuan itu ceritanya koma selama tiga tahun? Atau Gu Chuan sudah sadar tapi berjuang selama tiga tahun sebelum akhirnya jantungnya diperbaiki? Sebenarnya apa yang terjadi pada Gu Chuan dalam kurun waktu tiga tahun?

Entahlah, akhir yang hanya sekadar narasi bikin aku kecewa berat. Padahal aku nggak keberatan kok kalau ditambah empat episode lagi agar semua nggak terkesan terburu-buru.

*
𝗠𝗲𝘀𝗸𝗶𝗽𝘂𝗻 𝗷𝗮𝗻𝘁𝘂𝗻𝗴 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽 𝘁𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝘀𝘂𝗮𝗿𝗮 𝗱𝗲𝘁𝗮𝗸 𝗷𝗮𝗻𝘁𝘂𝗻𝗴, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗚𝘂 𝗖𝗵𝘂𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗱𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗮𝗸 𝗽𝗲𝗿𝗹𝘂 𝗱𝗶𝗯𝘂𝗸𝘁𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗱𝗲𝘁𝗮𝗸 𝗷𝗮𝗻𝘁𝘂𝗻𝗴. — 𝗝𝗶𝗮𝗻𝗴 𝗫𝗶𝗮𝗼𝗻𝗶𝗻𝗴.

Tenang, tapi aku oke kok dengan ending-nya. Semua punya kelebihan dan kekurangan, kan?
Intinya aku suka dan menikmati kisah Gu Chuan dan Jiang Xiaoning. Awalnya aku susah beradaptasi dengan pemeran Gu Chuan alias Allen Ren, karena wajahnya yang kurang familier buat aku. Tapi sekarang? Aku kebayang-bayang wajahnya terus. Lol. Lol. Lol.

Ini adalah pertama kalinya aku nonton akting Allen Ren, wajahnya sedikit mengingatkan aku pada sosok Yeo Jin-goo. Sedangkan Fair Xingfei, Miss Crow and Mr. Lizard ini adalah drama keempat dia yang aku tonton. Sebelumnya aku udah nonton akting Fair Xingfei di Master Devil Do Not Kiss Me S1&S2, Put Your Head on My Shoulder, dan My Little Happiness. Semoga di lain kesempatan, dalam waktu dekat aku bisa me-review drama lagi.

*