November 25, 2017

[Book Review] Welcome Home, Rain - Suarcani

Judul: Welcome Home, Rain
Penulis: Suarcani
Halaman: 304 halaman
Genre: Young Adult
Tahun: Oktober, 2017
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020375366
Rate: ★★★½


"Kamu tahu beda mimpi dan ambisi, Ghi?"
Ghi tidak menyahut, tidak pula menggerakkan kepala. Ia menunggu.
"Mimpi, kamu yang mengejar. Sementara ambisi, kamu yang dikejar." - h. 234

Sejak memergoki Kei keluar dari kamar hotel bersama Om-om, Ghi tidak mau lagi menyanyikan lagu Welcome Home, Rain ciptaan Kei, pacar sekaligus pencipta lagu tersebut. Namun suatu hari mereka diharuskan untuk kembali berduet. Apakah yang akan mereka lakukan? *Jeng Jeng....*

Banyak sebenarnya yang aku pengen bahas dari buku ini, aku bahas yang penting-penting aja ya ✌😁

Dari segi tema, terus terang aku sangat tertarik. Buku ini 'dark'. Kelam. Dan memang aura kelamnya begitu terasa. Di samping konflik inti, yaitu kisah cinta Kei dan Ghi, ada konflik keluarga yang disisipkan. Penderitaan seorang gadis bernama Kei yang mamanya nggak bisa hidup miskin, rela melakukan apa saja buat hidup enak. Lalu ada Ghi, pemuda yang bersitegang dengan ayahnya.... Yah, secara keseluruhan tema yang diangkat menarik. Ini yang bikin aku nggak bisa berhenti baca semalam suntuk—aku sampe lupa tidur😴

Buku ini terdiri dari 300-an halaman. Biar enak aku bagi jadi tiga bagian aja ya.

  • 1/3 bagian pertama adalah bagian pembagunan konflik. Yang memang di sini adalah bagian paling menarik buatku. Nggak terlalu banyak teka-teki, ngalir gitu aja.
  • 1/3 bagian kedua yang aku harap ada perkembangan konflik atau mungkin cerita, ternyata nggak ada. Malah bagiku berasa flat karena cenderung mengulang-ulang apa yang sudah dijabarkan di 1/3 bagian pertama tadi.
  • 1/3 bagian terakhir ini adalah klimaksnya. Plus conclusion. Ending. Cuma karena menurutku (sekali lagi ya, menurutku) terlalu banyak ngulang di 1/3 bagian kedua tadi, di bagian ini malah terkesan tergesa-gesa. Alurnya berasa 'tiba-tiba'. Semua tumplek-blek di bagian ini. Jadi kurang ngalir.

Tokoh Kei di sini digambarkan sebagai gadis yang pendiam, terkesan cuek. Beberapa bilang kalau nggak suka sama tokoh Kei ini. Tapi percaya deh, orang model Kei ini memang ada! Pendiam, menutup diri, terkesan cuek. Yah, memang dari sononya begitu😁. Lalu Ghi, aku malah kurang suka sama sifatnya yang terkesan sok [ini menurutku]. Bolehlah dia benci banget sama Kei karena dia ngeliat Kei sama Om-om di hotel, meski akhirnya Ghi tahu kalau Kei cuma dijebak. Tapi cara dia ngomong ke manajernya, Soraya, bikin aku pengen sumpelin bangkiak😥 *sorry for Ghi's fans*
Oh ya, di sini ciri-ciri fisik tokohnya tidak digambarkan terlalu jelas. Cuma Kei aja yang digambarkan sebagai gadis oriental bermata sipit. Jadi silakan berandai-andai (bebas!) Ghi cakepnya kayak apaヽ(´▽`)/

Aku lelah lahir batin baca buku ini, menguras emosi banget. 1/3 bagian kedua memang nggak ada perkembangan konflik/cerita, tapi beneran nguras emosi waktu baca. Nyesek sana-sini. Dan bagian yang sempat bikin aku hampir mewek (masih hampir ya😂) adalah bagian Ghi ngunjungin Ajik-nya (bapaknya). Terenyuh banget bacanya😥😣.

Typo: ada. Aku ketemu sama beberapa typo. Tapi masih okelah, nggak banyak ( ゚▽゚)/

Hujan memang akan selalu pulang ke bumi. - h. 300

Secara pribadi aku suka buku ini. Dari segi tema yang diangkat, terus kalimat-kalimatnya. Well, buku ini cocok dibaca buat yang suka aura kelam. Setiap kalimatnya mainin perasaan banget [apa aku aja yang gampang baper?] 😮. Kei yang memutuskan untuk berhenti nyanyi dan main piano setelah skandalnya dengan Om-om. Ghi yang hatinya terlalu sakit sampai-sampai mustahil ngelupain Kei. Ghi, kamu tipe pengabdi mantan, ya?😝😜. Yah, penulisnya pinter banget ngaduk-ngaduk perasaan😫.

November 21, 2017

[Book Review] By Your Side - Bulan Nosarios

Judul: By Your Side
Penulis: Bulan Nosarios
Halaman: 296 halaman
Genre: Amore
Tahun: September, 2017 (Cetakan ke-2)
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020304519
Rate: ★★★☆☆



Blurb:

Bagi Erga, Kania adalah pusat dunianya. Erga bahkan tidak bercita-cita muluk, hanya ingin menua bersama Kania. Masalahnya adalah, dia tidak pernah mengatakan hal itu pada Kania. Hanya bertahan dalam rindu diam-diam. Selama bertahun-tahun.

Karena, lihat saja gadis itu...
Kania dokter cemerlang yang sedang melaju meraih cita-citanya, tidak berniat berhenti untuk hal-hal sepele dan cengeng, seperti jatuh cinta dan patah hati. Dia merasa puas dengan persahabatan stabil yang ditawarkan Erga. Meski diam-diam hatinya menginginkan lebih, karena bersahabat saja rasanya tak lagi cukup. Namun bagaimana Kania bisa berdamai dengan hal-hal yang tidak pasti?

"Kita terbiasa merencanakan banyak hal yang mudah kita jalani. Tapi Tuhan membuat rencana supaya kita menjadi kuat. Sedikit hal yang tidak pasti, sedikit kepedihan, sedikit kebimbangan, begitulah hidup."


↠↠↠↠↠


"Bagaimana kalau memasukkan sedikit hal absurd ke dalam rencana hidupmu? Biar lebih berwarna..." [Oma Linda] - h. 225

[Spoiler]

Buku bertema friend zone ini cukup menarik buatku (pada dasarnya aku memang sangat tertarik dengan cerita-cerita yang berbau friend zone), ditambah kovernya yang bikin aku nggak punya alasan untuk nggak membeli buku ini.

Narasi dalam buku ini cukup banyak, di satu titik mataku sempat ngerasa 'sepet' juga sih. Tapi karena gaya mendongengnya enak dan nyaris nggak ada typo, jadinya aku masih bisa enjoy selama membaca.

Tapi ada beberapa hal yang nggak pas di hati. Misalnya ini:
Kania dan Erga sudah delapan tahun bersahabat, tapi pas awal-awal aku ngerasa mereka berdua kayak orang asing. Mungkin maksud penulisnya ingin menunjukkan kalau mereka sama-sama punya perasaan yang tak terungkap, jadi dibikin canggung. Tapi bagiku terkesan nggak alami dan jatuhnya malah kayak orang asing. Untunglah tertolong dengn beberapa flashback tentang hubungan mereka dulu.
Terus tarik ulur antara Erga dan Kania kelamaan. Sempat ngerasa boring juga sih pas bacanya.

Untuk endingnya?
Hm, di luar ekspetasi. Setelah drama tarik ulur yang cukup panjang, aku mengharapkan ending yang seimbang juga, yang bisa bikin mind blowing atau apalah gitu. Nyatanya flat juga :(

Jadi sebetulnya cerita ini bagus kalau porsi antara tarik ulurnya dan klimaksnya seimbang. Bukan cuma Erga mutusin pergi, terus kembali, dan akhirnya ketemu lagi sama Kania. Baru ungkapin perasaan, itu pun berasa datar banget.

Hm, but I like Erga. Yep, suka cara bercandanya, tapi nggak suka cara dia nyimpen perasaan.

Dannnnn di halaman 117 aku nemu nama Nadya. Padahal di situ scene Kania bercakap-cakap dengan Erga. So, who is Nadya???