April 06, 2022

[Movie & Drama Review] K-Drama: Twenty-five Twenty-One / Seumuldaseot Seumulhana / 스물다섯 스물하나 (2022)

 Judul: Twenty-five Twenty-One / Seumuldaseot Seumulhana / 스물다섯 스물하나
Sutradara: Jung Ji-hyun
Penulis Naskah: Kwon Do-eun
Genre: Youth, Romance, Sport
Pemeran: Kim Tae-ri (Na Hee-do), Nam Joo-hyuk (Back Yi-jin), Bona (Ko Yu-rim), Choi Hyun-wook (Moon Ji-woong), Lee Joo-myung (Ji Seung-wan)
Negara: Korea Selatan
Bahasa: Korea
Jumlah Episode: 16
Durasi: 60-90 menit per episode
Tayang: 12 Februari - 3 April 2022
Network: TvN, Netflix
Rating: 8/10


S i n o p s i s :


Twenty-five Twenty-one mengisahkan cerita cinta dan persahabatan antara Na Hee-do dan Back Yi-Jin.

Na Hee-do adalah anggota klub anggar di sekolahnya. Namun, karena krisis ekonomi, klub anggarnya terpaksa ditutup. Keinginan Na Hee-do untuk tetap beranggar membuatnya nekat pindah sekolah ke tempat Ko Yu-rim, atlet anggar peraih medali emas bersekolah.

Sementara Back Yi-jin keluarganya bangkrut akibat krisis ekonomi. Dia yang mulanya hidup enak sebagai tuan muda kini menjadi mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan kuliahnya. Kondisi itu mengharuskan seluruh keluarganya berpencar untuk menghindari (salah satunya) penagih utang. Back Yi-jin mencoba mencari pekerjaan, tetapi selalu gagal. Meski begitu pada akhirnya dia mendapatkan pekerjaan sebagai reporter.

*

P l o t :


Kim Min-chae, anak perempuan dari mantan atlet anggar Na Hee-do memutuskan untuk berhenti menari balet. Demi menghindari ibunya, Kim Min-chae minggat ke rumah neneknya—yang juga menjadi rumah masa kecil ibunya. Di sana, Kim Min-chae menemukan buku harian milik ibunya dan mulai membacanya. . . .

Kembali ke tahun 1998

"Bukan aku yang merenggut mimpimu, tapi masa kini." Itulah yang dikatakan pelatih anggar di sekolah ketika Na Hee-do protes atas dibubarkannya klub anggar.

Na Hee-do, anggota klub anggar di sekolahnya merasa kecewa karena pihak sekolah memutuskan untuk membubarkan klub anggar. Demi menghemat pengeluaran di tengah krisis ekonomi, pihak sekolah terpaksa mengambil keputusan tersebut (mengingat anggar merupakan olahraga mahal, tapi kurang populer). Di tengah rasa kecewanya, Na Hee-do bercerita pada teman di dunia mayanya yang bernama INJEOLMI. Na Hee-do ingin menjadi hebat seperti Ko Yu-rim, atlet anggar peraih emas. Pada saat itu INJEOLMI berkata, "Jika duniamu lenyap, maka pergilah ke dunianya."
Kata-kata INJEOLMI tersebut membuat Na Hee-do berpikir untuk pindah sekolah ke SMA Tae Yang, tempat Ko Yu-rim, atlet anggar idolanya bersekolah. 

Perjuangan Na Hee-do untuk pindah sekolah tidak semulus jalan tol. Ibu Na Hee-do tidak langsung setuju dengan gagasan putrinya tersebut. Terlebih alasan Na Hee-do pindah sekolah hanya demi tetap bisa beranggar.
Agar bisa pindah sekolah, Na Hee-do akhirnya melakukan hal-hal konyol agar dikeluarkan dari sekolahnya. Misalnya dengan menjadi anggota gangster, pergi ke kelab malam, berkelahi, dll. Bahkan Na Hee-do juga memohon-mohon pada Yang Chan-mi, pelatih anggar SMA Tae Yang agar bersedia menerimanya sebagai murid.


Pertemuan pertama Na Hee-do dan Back Yi-jin terjadi ketika Back Yi-jin mengantar koran ke rumah Na Hee-do. Koran yang dilemparkan oleh Back Yi-jin mengenai patung yang ada di kolam sehingga patung itu rusak. Tahu, kan? Patung cupid yang bisa pipis ituloh, hehe....
Pertemuan mereka seterusnya terjadi di rental komik. Selain menjadi pengantar koran, rupanya Back Yi-jin juga bekerja paruh waktu di rental komik langganan Na Hee-do. Pada saat itu, komik Full House sedang booming dan menjadi rebutan ketika volume terbarunya keluar.


Na Hee-do dan Back Yi-jin akhirnya sering bertemu. Mereka tidak langsung akrab, tapi sikap Na Hee-do yang supel dan banyak bicara selalu bisa mencairkan suasana serta menghibur Back Yi-jin. Hal-hal konyol yang selalu dilakukan oleh Na Hee-do juga tak jarang membuat Back Yi-jin tertawa. Bahkan sering kali Back Yi-jin yang patah harapan, kembali bersemangat berkat Na Hee-do. Hubungan mereka terlihat layaknya teman dekat yang saling memberikan support.


Akhirnya, Na Hee-do berhasil pindah sekolah dan bergabung dengan tim anggar SMA Tae Yang. Namun, apa yang ada dalam angan-angan Na Hee-do selama ini hancur berantakan. Ko Yu-rim yang selama ini digemari Na Hee-do, ternyata merupakan sosok angkuh yang sangat tidak menyukai kehadirannya. Mulanya Na Hee-do tetap berusaha mendekat, akan tetapi lama-lama Na Hee-do menerima jika Ko Yu-rim memang tidak menyukainya. Persaingan mereka semakin sengit, apalagi Na Hee-do akhirnya masuk tim nasional dan berakhir bertarung dengan Ko Yu-rim di pertandingan final. 

Eh, usut punya usut, ternyata Back Yi-jin cukup dekat dengan keluarga Ko Yu-rim. Dulu, sewaktu keluarga Back Yi-jin masih belum bangkrut, merekalah yang menjadi sponsor Ko Yu-rim agar tetap bisa beranggar. Sebab, Ko Yu-rim berasal dari keluarga miskin. Ibunya pemilik kedai tteokpokki di depan sekolah, sedangkan ayahnya sopir. 

Di SMA Tae Yang, Na Hee-do memiliki teman baru, yaitu Moon Ji-Woong dan Ji Seung-wan. Na Hee-do juga sekelas dengan Ko Yu-rim. Tapi tetap saja, mereka berdua tidak bisa akur. Moon Ji-Woong yang menjuluki dirinya sendiri cowok tampan, naksir berat sama Ko Yu-rim. Setiap hari dia menyuruh Na Hee-do menaruh minuman di loker Ko Yu-rim. Lalu Ji Seung-wan adalah murid paling pintar di sekolah—sekaligus ketua kelas mereka. Ibu Ji Seung-wan adalah pemilik kamar kontrakan yang ditinggali oleh Back Yi-jin.

Pertandingan final Na Hee-do, atlet pendatang baru melawan Ko Yu-rim, atlet peraih medali emas tentu saja menjadi pusat perhatian. Back Yi-jin yang saat itu menjadi reporter magang, memilih untuk meliput mereka. Setelah melalui pertandingan sengit, medali emas pun akhirnya jatuh ke tangan Na Hee-do. Ko Yu-rim yang merasa lebih cepat, melayangkan protes kepada wasit. Namun, keputusan wasit sudah tidak dapat diubah. Na Hee-do tetap keluar sebagai pemenang.
Para penggemar Ko Yu-rim tidak terima dan berspekulasi jika wasit menerima suap. Keadaan itu diperparah dengan berita-berita di media massa jika medali emas Ko Yu-rim direbut oleh Na Hee-do.
Pada saat itu, Na Hee-do benar-benar terpuruk. Medali emas pertama yang seharusnya menjadi kebanggaan seperti kehilangan harga dirinya.
Na Hee-do benar-benar merasa sendiri. Bahkan ibu Na Hee-do yang seorang pembaca berita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Alih-alih menghibur anaknya, ibu Na Hee-do malah memberitakan soal "Medali Emas yang Direbut", yang tentu saja menambah luka di hati Na Hee-do.
Satu-satunya yang selalu ada untuk Na Hee-do adalah Back Yi-jin. Back Yi-jin melakukan segala cara untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut. Sampai-sampai dia rela mengejar sang wasit ke bandara. Pada akhirnya, sang wasit memberikan konfirmasinya hingga berita-berita yang menyudutkan Na Hee-do pun mereda dengan sendirinya.

Suatu ketika, INJEOLMI mengajak untuk bertemu. Na Hee-do tentu saja girang. Keduanya janjian membawa mawar kuning agar bisa saling mengenali. Namun, alangkah terkejutnya Ko Yu-rim ketika mendapati Na Hee-do. Ko Yu-rim memilih kabur dan memberikan mawar kuning pada Back Yi-jin yang saat itu sedang menemaninya. Na Hee-do yang melihat Back Yi-jin memegang mawar kuning beranggapan jika INJEOLMI adalah Back Yi-jin. Paham akan situasi, Back Yi-jin buru-buru menjelaskan jika INJEOLMI bukanlah dirinya.

Sejak mengetahui sosok sebenarnya di balik username RYDER37 adalah Na Hee-do, sikap Ko Yu-rim melunak. Ko Yu-rim merasa bersalah. Selama ini RYDER37 selalu menghiburnya, tapi dia malah bersikap jahat pada sosoknya yang asli di dunia nyata. Ujung-ujungnya Ko Yu-rim mengaku sendiri kalau dirinya adalah INJEOLMI. Pada saat janjian Ko Yu-rim sengaja kabur bukan karena benci pada Na Hee-do, malahan sebaliknya. Ko Yu-rim takut Na Hee-do kecewa karena selama ini dia selalu bersikap buruk pada Na Hee-do.
Berita baiknya, mereka akhirnya akrab dan jadi teman baik. Huah, aku terharu banget ngelihatnya! 

Berikutnya, hubungan Na Hee-do, Back Yi-Jin, Ko Yu-rim, Moon Ji-woong, dan Ji Seung-wan menjadi akrab. Back Yi-jin yang lebih tua empat tahun, berperan sebagai 'pengasuh' bagi yang lainnya. 
Moon Ji-woong yang memang sudah lama naksir Ko Yu-rim akhirnya menyatakan perasaannya. Sementara hubungan Na Hee-do dan Back Yi-jin juga mulai terasa 'tidak biasa'. Bukan hanya sekadar teman, tapi juga bukan pacar. Na Hee-do menamai hubungannya dengan Back Yi-jin sebagai pelangi. Karena baginya tidak ada kata yang bisa mendefinisikan hubungan mereka. Sedangkan bagi Back Yi-jin, hubungan mereka adalah cinta. Namun, meski sudah mengatakan cinta pada Na Hee-do, hubungan mereka tidak ada yang berubah.




Saat malam pergantian tahun, Na Hee-do nekat mencium Back Yi-jin. Karena bagi Na Hee-do, cinta memang seperti itu. Sayangnya tidak bagi Back Yi-jin. Sebagai seorang reporter, dia sudah diingatkan oleh banyak orang, bahwa hubungan reporter dan narasumber tidak boleh terlalu dekat. Hal itu membuat Back Yi-jin memilih mundur, dia tidak mau menyakiti Na Hee-do di masa mendatang.


Na Hee-do yang merasa Back Yi-jin berubah, akhirnya protes, mengatakan kenapa cinta mereka tidak bisa seperti itu?
Back Yi-jin yang mencoba kuat pun akhirnya goyah.



"Mari kita jalani cinta yang seperti ini." —Back Yi-jin.

Ini adegan favoritku, di mana Back Yi-jin dengan sadar dan tanpa menahan diri lagi mencium Na Hee-do.

Finally, mereka go public!
Teman-teman mereka hanya bisa melongo melihat Na Hee-do dan Back Yi-jin bergandengan tangan. 

"Yah, kami berakhir seperti ini." —Naa Hee-do.


Ko Yu-rim yang belum lama berpacaran dengan Moon Ji-woong harus menghadapi ujian ketika ayahnya mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu menyebabkan orang yang ditabrak oleh ayah Ko Yu-rim terluka parah. Keluarga orang itu menuntut uang ganti rugi. Kejadian itu membuat Ko Yu-rim terpaksa berganti kewarganegaraan agar mendapatkan uang untuk menyelamatkan kondisi keluarganya. 
Tak dapat disangkal, Ko Yu-rim mendapat label sebagai pengkhianat negara. Para penggemarnya berbalik menyerangnya dengan serangkaian kata-kata yang menyakitkan. Lagi-lagi, Back Yi-jin dengan profesinya sebagai reporter, mau tak mau memberitakan Ko Yu-rim sebagai pengkhianat negara hanya demi uang.
Semua tentu marah dengan Back Yi-jin. Tapi siapa yang tahu bila Back Yi-jin juga sedang marah dengan dirinya sendiri karena harus menyakiti orang-orang terdekatnya. Itulah kenapa Back Yi-jin dulu tidak mau berpacaran dengan Na Hee-do. Dia takut akan menyakiti Na Hee-do.

Hubungan Back Yi-jin dan Na Hee-do yang mereka kira akan tahan oleh badai apa pun, rupanya mulai retak oleh jarak dan waktu. Na Hee-do sebagai atlet nasional harus tinggal di pusat pelatihan. Back Yi-jin, yang saat itu sudah diangkat menjadi reporter tetap divisi berita lokal (dulunya dia di divisi olahraga, tapi akhirnya pindah ke divisi berita lokal agar terhindar dari meliput berita tentang olahraga yang berkaitan dengan Na Hee-do), malah semakin sibuk dengan banyaknya peristiwa mendadak yang harus segera dilaporkan.

"Aku tadi melihatmu, tapi aku tidak bisa menyentuhmu." — Na Hee-do.

Puncaknya, hubungan mereka memburuk ketika Back Yi-jin mengajak Na Hee-do liburan berdua untuk memperingati hari jadi mereka yang ke-600. Wah, mereka bahkan udah beli koper buat pasangan segala. Tapi, di hari keberangkatan mereka, sesuatu terjadi yang mengharuskan Back Yi-jin berangkat ke New York saat itu juga.
Ingat peristiwa gedung WTC di NY, kan? Yup, Back Yi-jin diminta untuk meliput peristiwa itu.
Singkatnya, hubungan mereka menjadi begitu jauh. Cinta di antara Na Hee-do dan Back Yi-jin terasa semakin samar. Back Yi-jin selalu meminta maaf, sementara Na Hee-do selalu menunggu dan mencoba memaklumi. Back Yi-jin stres dengan keadaannya di NY yang melelahkan, Na Hee-do lelah dengan semua permintaan maaf Back Yi-jin. 

"Bahkan, semangatmu sudah tak lagi bisa menyentuhku." —Back Yi-jin.

Huweeee, udah bisa bayangin, kan, betapa jauhnya perasaan mereka?

"Kita hanya saling mencintai ketika kita senang, tapi saling membebani saat susah." —Na Hee-do.

Back Yi-jin semakin jarang menghubungi Na Hee-do. Na Hee-do juga kian enggan menerima telepon dari Back Yi-jin. Hubungan mereka benar-benar membingungkan pada saat itu. Tidak bisa dikatakan masih pacaran, tapi juga belum resmi putus.

Saat keduanya sama-sama pulang ke Korea, koper mereka tertukar di bandara. Maklum, koper mereka kan sama. Back Yi-jin yang menyadari itu langsung kembali ke bandara. Di pusat informasi dia menemukan kopernya. Kata petugas yang berjaga, ada seorang gadis yang meninggalkannya di situ. Nanti ketika pemiliknya yang asli menemukannya, dia hanya perlu meninggalkan kopernya di situ dan menyuruh petugas bandara menghubunginya.
Back Yi-jin mengantarkan koper Na Hee-do ke rumahnya, meninggalkannya di depan pagar, memencet bel, lantas pergi begitu saja.
Na Hee-do yang mendengar bel rumahnya berbunyi segera keluar, dia mendapati kopernya di depan pagar, tapi tidak ada siapa-siapa. Na Hee-do langsung berlari ke jalanan dan mendapati Back Yi-jin yang hendak pergi.


"Back Yi-jin, aku tidak mau menyalahkan atau membela satu pun di antara kita. Hanya saja, cinta ini sudah tidak lagi menjadi semangat bagiku. Aku tidak mau kita saling merasa bersalah dan membenci lagi. Aku ingin berhenti. Kita penting bagi satu sama lainnya." —Na Hee-do.

Putusnya Back Yi-jin dan Na Hee-do ini tentu mengejutkan bagi teman-teman mereka. Tapi, mungkin memang sudah begitu jalannya. Jadi seringnya mereka hanya berkumpul berempat, minus Back Yi-jin. Ko Yu-rim sudah kembali ke Korea, Back Yi-jin malah mau pindah ke NY. Well, kehidupan saat dewasa memang sama sekali berbeda dengan yang pernah dibayangkan.

"Jika dipikir lagi, waktu itu Kak Yi-jin seperti mengasuh kita." —Ko Yu-rim.
(Komen gue: Lah? Baru nyadar?)

Back Yi-jin dan Na Hee-do kembali bertemu saat ponsel Na Hee-do rusak. Na Hee-do membeli ponsel baru, akan tetapi dia juga ingin membatalkan paket telepon pasangan yang selama ini digunakan bersama Back Yi-jin. Sepulang dari gerai ponsel, mereka kembali bertengkar. Back Yi-jin masih tidak bisa menerima keputusan Na Hee-do.



"Aku stres. Aku amat merindukanmu, tetapi tidak bisa menemukanmu." —Back Yi-jin.

"Aku pertama kali menghadapi hal itu. Dan sejujurnya, dukunganmu tak membantuku. Aku tidak bisa semangat. Namun, karena kau mendukungku, aku ingin menunjukkan keberhasilanku padamu. Aku tidak mau mengeluh." —Back Yi-jin.

"Seharusnya hubungan kita hanya sebatas itu saja. Dahulu, kau menjadi semangatku, meski tiba-tiba menghilang dan meski terpisah hatiku tetap bisa menyentuhmu. Maka itu, aku ingin memilikimu. Namun, masalah muncul setelah kau jadi milikku. Seharusnya kita tak melakukan cinta yang seperti ini. Kita tak tahu cara mencintai, tetapi dengan berani melakukannya." —Na Hee-do.

Dan, gara-gara putus dengan Back Yi-jin, Na Hee-do menjadi kacau. Dia pingsan saat latihan dan harus opname di rumah sakit.

"Entah sejak kapan permintaan maafmu terdengar lebih tulus daripada pernyatan cintamu." —Na Hee-do.

Setelah sembuh dan bisa berlatih kembali, Na Hee-do menerima pesan singkat dari Ji Seung-wan jika Back Yi-jin sudah pindah dari rumahnya. Detik itu juga Na Hee-do mencari Back Yi-jin. Keduanya sempat tidak bertemu, sebab saat Na Hee-do mencari Back Yi-jin, Back Yi-jin juga tengah mencari Na Hee-do. Namun, akhirnya mereka bertemu.
Na Hee-do dan Back Yi-jin berusaha saling melepaskan, dengan pelukan dan air mata.


*


Mewek nggak nonton ini? 
Awalnya nggak, belakangan iya!

Nonton drama ini tuh sesuatu banget rasanya. Jujur di awal aku malah ngerasa bosan karena ribut-ributnya Na Hee-do dan Ko Yu-rim. Romance-nya nggak kerasa, karena aku ngelihat Back Yi-jin dan Na Hee-do ini kayak kakak dan adik. Baru semakin ke belakang, aku semakin suka sama drama ini. Dan setelah selesai, pertanyaan terbesarku cuma satu: BAPAKNYA KIM MIN-CHAE SIAPAAAAA????? 

Duh, sumpah pengin nelen sendal dah!

Aku tim completed, bukan ongoing. Jadi selalu nungguin tamat dulu, baru aku marathon. Aku nggak suka digantung. Sebelum nonton ini, aku udah tahu kalau ending-nya bakalan pisah. Tapi tetap aku tonton karena lumayan rame diomongin, dan yang pasti aku mau puas-puasin nonton Nam Joo-hyuk. Haha! Jadi sebenarnya aku bodo amat sama cerita maupun ending-nya.


Twenty-five Twenty-one ini bagus sih, memberikan kesan yang cukup mendalam buat aku. Persahabatan dan kisah cinta di masa muda yang mungkin akan jadi bahan candaan ketika dewasa nanti. Secara pribadi aku memang kecewa dengan keputusan Na Hee-do dan Back Yi-jin yang memilih untuk berpisah. Namun, sepertinya perpisahan itu memang sudah seharusnya agar masing-masing dari mereka tidak selalu merasa bersalah dan tersakiti. Berada di posisi mereka memang sulit, lagi pula usia saat itu adalah masa emas bagi mereka. Aku sempat bertanya-tanya, kenapa mereka nggak dibikin bersatu lagi sewaktu sama-sama sudah dewasa? Tapi, yah ... kan bukan aku penulis naskahnya. Intinya aku sangat-sangat mengerti dan menerima alur cerita drama ini dengan baik. Masa muda memang penuh dengan kesalahan, kebodohan, keegoisan, yang menjadi bekal dalam perjalanan beranjak dewasa. Aku yakin Na Hee-do dan Back Yi-jin sudah sama-sama mencoba untuk saling memahami, saling memaklumi, dan saling bertahan. Cuma bagi sebagian orang, kesabaran dan pertahanan bisa pudar seiring berjalannya waktu.

Terus terang aku kurang bisa merasakan 'cinta' antara Na Hee-do dan Back Yi-jin, seperti yang aku bilang tadi, mereka lebih cocok sebagai kakak-adik. Entahlah, aku juga ngerasa akting Nam Joo-hyuk kebanting sama Kim Tae-ri yang totalitas. Akting Nam Joo-hyuk berasa datar-datar aja, emosinya nggak keluar. 
Terus yang bikin aku iri, itu gimana caranya Kim Tae-ri bisa kayak bocah SMA beneran? Dia itu lebih tua daripada aku padahal, huhu.... So envy!

Oiya, aku klepek-klepek ngelihat Back Yi-jin main gitar pakai seragam. Wkwkwkwk.... Di mataku dia cakepppp banget elah! Terus ditambah senyumnya yang rada malu-malu 🤍🤍


I like this drama! Intinya, kesenangan maupun kesedihan di masa muda kita, akan menjadi sebuah pelajaran dan kenangan berharga ketika kita dewasa nanti.



*


No comments:

Post a Comment