January 02, 2019

[Book Review] My Possessive Junior - Ervina Karim

Judul: My Possessive Junior
Penulis: Ervina Karim
Halaman: iv+190 halaman
Genre: [Nggak ada labelnya, aku labelin YA aja deh]
Penerbit: Venom Publisher
Tahun: Mei, 2018
Penyunting & Layout: Julia Inna Bunga
Desain Kover: Evi Fhe
ISBN: -
Harga: -
Rate: ★☆☆☆☆


Apa gue mesti jadi luka supaya tetap ada dalam hidup lo? - h. 103

S t o r y l i n e :

Marvel adalah cowok SMA usia 17 tahun yang mendadak jatuh cinta pada Avie, cewek kuliahan yang lima tahun lebih tua daripada dia. Cara pendekatan Marvel yang frontal 'agak-agak' mengganggu Avie. Aku bilang 'agak' karena memang aku lihat Avie nggak sepenuhnya terganggu kok. Marvel bahkan nggak peduli sama Avie yang menyukai Noel. Bagi Marvel, Avie adalah cinta matinya.

[Aku nggak menuliskan storyline panjang-panjang karena memang intinya cuma begitu aja, si Marvel yang suka sama Avie.]


K a r a k t e r :

Avie → Cewek yang 'euuuuuh' banget. Nggak tegas dan cenderung gampang termehek-mehek. Ngakunya di hati cuma ada Noel, tapi dirayu Marvel tersipu-sipu. Zzz~

Marvel → Playboy cap botol kecap yang ngakunya jatuh cinta beneran sama Avie. Sok-sokan paling cakep, frontal, semaunya sendiri. Hzzz, bukannya terpesona, aku malah ilfil. Padahal aku ini penggemar bad boy loh, except this one. Karakternya enggak banget.

Dea → Teman sekaligus kakak Marvel.

Noel → Gebetan Avie.

Galang → Adik Avie sekaligus sahabat Marvel.


P e n u l i s a n   &   K o r e k s i :

1. Lihat kover pandangan langsung kabur. Lah iya soalnya kovernya pecah-pecah mirip tumit sama sikuku. Hzzzz~

2. Di kover depan nama penulisnya Ervina Karin, tapi di bagian dalam Ervina Karim. Niat banget typo-nya😪

[Ini aku sama sekali belum baca loh, tapi selera baca udah drop duluan. Oke, lanjut....]

3. "Mungkin gue baik, ramah, nggak jutek...." [Prolog - Avie]
→ Yang bisa nilai kamu kayak gimana itu orang lain, Sayang. Bukan kamu sendiri, oke?!

4. Dan ... aku disambut oleh typo lagi di bagian prolognya Marvel 😑 Terus kata shit yang harusnya miring juga tegak-tegak aja tuh.

5. POV-nya campur. Ada POV satu, ada POV tiga terbatas, ada POV tiga serba tahu. Mana tiap pergantian ditulis: Avie POV, Author POV. Duh, sumpah nggak rapi banget!

6. Bahasa yang dipakai nggak baku, baik itu dalam narasi ataupun percakapannya. Tapi sekali lagi plis, tetap ada aturannya. Nulis buku bukan suka-suka kayak nulis diary atau curhatan di sosmed ya.

7. Typo, tanda baca, kata depan, awalan, penggunaan huruf besar dan huruf kecil, kata dan kalimat yang harusnya ditulis miring kacau balau. Oke, mungkin ke belakangnya aku bakal abaikan ini dan fokus ke plot aja. Aku anggap buku ini ditulis suka-suka, yang bodo amat sama KBBI dan kawan-kawannya. Btw aku masih di bab satu awal banget.

8. Pertama kali ketemu sama Avie, Marvel langsung ngecup pipi Avie sampai basah. Refleks Avie bukannya nampar atau menjauh, eh malah termehek-mehek sama ketamvanan Marvel. [- h. 10]
→ Okelah, Marvel ganteng, tapi apa segitunya Avie nggak punya harga diri? Kalau aku jadi Avie sih bisa dipastikan bola kembar Marvel nggak bakal selamat.
→ Marvel juga, amit-amit dah. Ada temen kakaknya cantik langsung disosor aja. Part ini jujur bikin aku otomatis komen: wagelaseh!
Ngecup pipi sampai basah. Dicipok? Dijilat? Diemut? 😂
→ Sumpah aku langsung ilfil sama kedua mahkluk ini. Yang satu main sosor aja, yang disosor juga malah termehek-mehek. *asdfghjkl!

9. Marvel menyukai Avie secara instan.
→ Mau makan mi instan aja butuh proses, harus dimasak dulu. Nah ini? Tiba-tiba aja Marvel ngecup pipi Avie pas Avie lagi nungguin Dea (kakak Marvel). Terus seenak udel bilang suka, cinta, kamu milikku, kamu pacarku? Posesifnya si Marvel ini nggak beralasan.
Duh, fiksi sih fiksi. But where's the logic?

10. Kedua bola mataku terbelalak histeris. [- h. 10]
→ Bola mata terbelalak? Nggak bisa bayangin deh gimana bentuknya. Yang terbelalak itu kelopak mata, oke?!

11. Quote [- h. 11]
→ Penulisan aku dan kamu pakai A dan K besar, padahal aku dan kamu di situ bukan awal kalimat. Hell-to-the-O, penulisan seperti itu mengarah ke Tuhan. Berhubung gue dan lo bukan Tuhan, jadi pakai a dan k kecil aja.

12. Marvel yang langsung bilang kalau Avie adalah miliknya, pacarnya tanpa ada alasan. Padahal waktu itu dia baru aja ketemu sama Avie.
→ Marvel sehat? Mau nambah micin mungkin?

13. ...Queen of School di sekolah luar biasa ini?
→ Mungkin bisa pakai pilihan kata yang lain? Sekolah luar biasa aku bayanginnya kok SLB. Tahu kan SLB itu sekolah yang kayak gimana?

14. Bola mata terbelalak sempurna. [- h. 48]
→ Eh muncul lagi bola mata yang terbelalak. Next kalau muncul lagi nggak bakalan aku koreksi.

15. It's show time! [- h. 58]
→ Get ready? It's show time! Nah, mendadak ingat iKON.
*Abaikan yang ini ya. Bukan koreksi kok, cuma lucu-lucuan aja*

16. Bigbang! [- h. 59]
→ Woy! Kenapa bawa-bawa Big Bang sih, nggak tahu apa gue ini VIP sejak 2008.
*Abaikan yang ini ya. Bukan koreksi kok, cuma lucu-lucuan aja*

17. He's a player casanova. [- h. 62]
→ Um, kalimat ini maksudnya gimana, ya? Kalau memang mau bikin kalimat umpatan, He's a player aja cukup. Nggak usah ada embel-embel casanova, jadi tumpuk-tumpuk ah. Btw tahu nggak siapa itu Casanova? Kalau belum tahu tanya Eyang Gugel yak!

18. "He messes with girls and plays them like toys." [- h. 71]
→ Messes? *seketika ingat meses ceres*
#RIPEnglish 😭

19. "What do you do when I sleep?" [- h. 83]
→ Struktur kalimatnya bener-bener polosan nggak ada campur tangan tenses-nya. Padahal mengarah ke past tense. Tolong diperhatikan ya, sewaktu menulis kalimat atau apa pun dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, tolong pakai banget kuasai dulu. Kalau dibaca yang ngerti sih palingan cuma geleng-geleng kepala, tapi gimana kalau dibaca orang nggak ngerti dan mereka anggap kalimat itu benar? Wah, menyesatkan dong jadinya. Menulis buku itu bukan cuma sekadar hobi untuk mengisi waktu luang, tapi juga memberikan informasi kepada pembaca. So, jangan memberikan informasi yang menyesatkan ya. Kalau memang nggak menguasai bahasa asing, tanya dulu sama ahlinya. Atau, yang paling aman pakai bahasa Indonesia aja. Kuasai dulu bahasa Ibu, baru nambah bahasa lainnya.

20. Avie yang terkesan nurut aja sama Marvel. Katanya benci, tapi kesannya nggak bisa nolak.
→ Fix, authornya masih belum berhasil membangun karakter. Avie ini 22 tahun lho, harusnya sudah bisa ambil tindakan. Masak gara-gara Marvel tahu kalau Avie suka sama FF NC aja dia jadi susah nolak? Padahal semua tindakan Marvel ke Avie ini bisa dibilang 'sakit'. Macam fanboy freak yang terobsesi sama Jennie BlackPink.

21. "Silence. You are right. Aku akan...." [- h. 85]
→ Wait! Wait! Yang benar 'shut up!', bukan 'silence', pas ini si Marvel juga lagi marah lho! Sepintas maknanya memang sama, tapi beda. Sekali lagi, kuasai sedetail apa pun yang kamu tulis.

22. Deno yang penasaran secantik apa Avie. [- h. 92]
→ Lah? Bukannya mereka udah pernah ketemu? Waktu si Marvel nyamperin Avie di kampus, tiba-tiba datang 3 motor. Mereka Deno, Galang, dan Helmi, kan? [- h. 51]

23. "I don't care if you say's you never mine. 'Cause for me, you are mine. Now and forever. Remember that's!" [- h. 98]
#RIPEnglish

24. "Nothing reason for fall in love with you. 'Cause if you love someone, one again, nothing reason for that's." [- h. 127]
#RIPEnglish

25. 16.20 PM In Jakarta [- h. 163]
→ Kalau pake AM/PM formatnya 12 jam ya, bukan 24 jam gini. Siapa pun tahu kalau 16.20 itu udah lewat 12 siang, jadi nggak perlu ditambah PM lagi sebagai penunjuk. Beda kalau formatnya 12 jam, kudu dikasih keterangan AM/PM biar tahu itu sebelum/setelah jam 12 siang.
→ In di tengah I-nya pake huruf kecil ya. Kenapa? Ya emang gitu aturannya.


*Tarik napas dalam-dalam sebelum lanjut....*

Oke, jadi awalnya aku baca ebook ini karena dimintai tolong oleh author-nya untuk mereview. Dan posting review-an ini juga atas permintaan author.

Pertanyaanku yang paling mendasar: Ini editornya kerja? Seriusan menguasai KBBI dan kawan-kawannya?

Pertama kali ngelihat kovernya, aku pikir ini adalah buku dengan cerita 21+, ternyata aku kecele. Tokoh utama dalam buku ini anak SMA dan anak kuliahan. Storyline-nya benernya simple banget, cuma tentang Marvel yang mabok cinta sama Avie, sementara Avie susah mengakui karena Marvel lebih muda, um berondong jagung lah ya. Dari storyline yang sangat sederhana seperti itu harusnya diimbangi dengan bumbu-bumbu apa kek biar menarik. Sayangnya buku ini nggak, ditambah dengan penulisan dan premis yang euhhhh~ So, so, so sorry to say: this book has no interest!

Coba aja kalau plotnya dibikin gini:
Marvel naksir sama Avie, tapi Galang selaku adeknya Avie nggak setuju. Karena Galang yang juga sahabat Marvel tahu banget kebusukannya Marvel yang suka main cewek. Lalu Noel yang disukai oleh Avie bikin Avie patah hati (terserah gimana patah hatinya). Keadaan Avie yang patah hati dijadikan celah oleh Marvel untuk mendekat. Terus mereka dekat deh. Nah, Galang yang nggak setuju dengan berbagai cara mencoba untuk menghalagi hubungan Marvel dan Avie. Sampai pada puncaknya Marvel dilukai Galang yang bikin persahabatan Avie dan Dea retak. Dan seterusnya.... [Kan ini cuma misal aja, jadi ada twist-nya gitu lho!]

Oke, cerita ini tokohnya memang anak SMA dan anak kuliahan, tapi karakter Marvel diceritakan suka gonta-ganti cewek buat teman bobok dan have fun aja. Hm, nggak apa-apa sih, mengingat zaman sekarang gaya hidup seperti itu sudah umum, apalagi di kota-kota besar. Hanya saja, saranku bangunlah karakter utama yang lebih positif. Nakal dan brengsek itu wajar kok. Tapi buatlah ending yang menyenangkan buat si karakter utama. Marvel memang kelihatannya tobat sih, tapi prosesnya nggak terlalu kentara. Yang ditonjolkan dalam cerita ini cuma posesifnya Marvel ke Avie. Avie sebagai cewek juga nggak banget, haha.... Seganteng-gantengnya cowok yang main sosor aja, masak refleksnya cuma bengong karena terlalu terpesona? Minimal teriak kek, atau didorong. Lagian Avie baru pertama kali ketemu sama Marvel.

Selain posesif, mungkin yang ingin disampaikan oleh penulisnya adalah bahwa cinta tidak mengenal usia. Tema yang sudah sangat umum, hanya saja andaikata pengemasannya menarik pasti responku bakal beda. MPJ ini cenderung flat, nggak ada twist, dari segi penulisan dan diksi juga masih perlu lebih banyak belajar. Diksinya masih terlalu biasa untuk sebuah cerita yang diharapkan bisa membuat orang baper.

Saranku buat author:
Untuk penulisan yang baik dan benar, mungkin kamu bisa baca buku-buku terbitan Gramedia atau Elexmedia yang setahuku dari segi penulisan oke punya. Sedangkan untuk plot, karakter, dll kamu harus banyak membaca. Bacalah buku yang berkualitas ya. Sebelum memutuskan untuk menulis, riset dulu, juga kuasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Karena menulis ada aturannya, nggak seperti curhat di sosmed yang seenak jidat. Aku dulu juga gini kok, nulis aja apa yang ada di kepala. Tapi sekarang setelah banyak membaca dan belajar, aku baca naskah lamaku jijay sendiri. Berantakan parah! So, jangan malas untuk belajar kalau mau tulisan kamu berkualitas. Keep writing ya~ And thank you for giving me chance to read your book 😃💕

No comments:

Post a Comment