January 21, 2019

[Book Review] Write Me His Story - Ary Nilandari

Judul: Write Me His Story
Penulis: Ary Nilandari
Halaman: 448 halaman
Genre: Teenlit
Tahun: September, 2018
Penerbit: Pastel Books
ISBN: 9786026716408
Harga: IDR. 90.000 (P. Jawa)
Rate: ★★★★☆


B l u r b :

Wynter Mahardika tidak pernah menulis buku harian. Untuk apa? Enam belas tahun hidupnya berantakan. Mum, Dan, dan ibu tiri, hanya singgah sesaat lalu membiarkannya tumbuh seperti semak liar. Selain mata biru dan darah British-nya, tidak ada yang menarik untuk dicatat. Kejailannya pada cewek-cewek? Ah, itu cuma pelampiasan kebencian pada makhluk satu itu.

Kemudian muncul Wynn, cowok adik kelas yang serba kebalikan dari Wynter. Wynn meminta Wynter menjadi penggantinya sebagai sahabat untuk Hyacintha dan menulis buku harian bersama cewek itu.

Cewek? Menulis harian pula? Kurang kerjaan banget. Lagian, Wynn mau ke mana?

Setelah Wynn berjanji membantunya meraih kembali keluarga tercinta, Wynter pun menyanggupi. Ternyata tugas itu tidak mudah. Wynter lebih berfokus pada Wynn yang dia sayangi kayak adik sendiri, dan kebenciannya pada cewek susah hilang.

Demi Wynn, Wynter berusaha menjadi sahabat yang baik, tapi masalah baru datang: ia jatuh cinta dengan Hya. Bagaimana ia bisa menjaga amanat Wynn?


K a r a k t e r :

Wynter Mahardika: Cowok 16 tahun. Blasteran Indonesia-British. Ibunya orang British, ayahnya orang Indonesia. Nggak suka cewek karena merasa diabaikan oleh 'cewek-cewek' di sekitarnya.

Wynn Maharesi: Adik kelas Wynter yang memiliki sifat bertolak belakang dengan Wynter.

Hyacintha Sheridani: Sahabat Wynn sedari kecil. Spoiler akut, suka membaca dan menggambar.


S t o r y l i n e :

Buku ini mengisahkan tentang Wynter. Cowok berdarah British yang tinggal di Bandung. Super jail dan benci dengan makhluk bernama cewek. Masalah keluarga turut andil dalam perilaku Wynter. Kehidupannya hanya diisi dengan menjaili cewek serta bertingkah semaunya sendiri. Sampai suatu hari Wynn, adik kelasnya, menghampirinya.

Agak sulit mengajak Wynter berbicara serius, meski akhirnya bisa juga. Wynn tahu segalanya soal Wnyter, itulah yang membuat Wynter mau menanggapi Wynn.

Wynn meminta Wynter untuk menggantikannya menulis buku harian bersama sahabatnya, Hya. Ini konyol, tentu saja! Akan tetapi saat mengetahui keadaan Wynn yang sebenarnya, Wynter tidak kuasa menolak. Bahkan dia mulai merasa sayang pada Wynter. Sahabat yang akhirnya dianggap sebagai adik sendiri. Sahabat yang datang terlambat.

Masalah baru datang ketika Hya mulai masuk dalam hidup Wnyter. Berdekatan dengan cewek itu bukan hal gampang baginya. Tapi lagi-lagi dia melakukannya demi Wynn. Singkat kata mereka bertiga mulai dekat, bahkan Wynter mulai menulis buku harian bersama Wynn dan Hya.

Bukan hidup namanya kalau masalah berakhir. Binar mata dan senyum Hya yang mulanya biasa saja perlahan-lahan menjadi sesuatu yang membuat dada Wynter gelagapan. Perasaan ini tentu saja salah! Wynter dipersiapkan Wynn sebagai penggantinya—sebagai sahabat yang selalu ada untuk Hya ketika Wynn telah pergi kelak.




"Play the moments. Record the happiness. Pause the fear. Stop the pain. Rewind the memories." [Hya] - h. 255.

Aku beli buku ini karena dapat GA Pelik, jadi pengin incip tulisannya Kak Ary yang lain dulu. Lalu pas baca blurb-nya aku tertarik karena topik yang diangkat unik. Sepasang sahabat (Wynn dan Hya) yang sharing buku harian. Hm, meski di dunia nyata kayaknya nggak mungkin ya😅 Paling banter cuma surat-suratan di kelas.

Untuk ukuran novel teenlit, ini tergolong tebal (448 halaman). Alurnya pun cukup lambat. Aku sempat ngerasa agak bosan, tapi karena penasaran dengan apa yang terjadi pada Wynter-Hya-Wynn mau nggak mau aku lanjut. Cuma di sisi lain alur lambat ini terasa wajar karena konfliknya benar-benar butuh digali—terutama tentang Mum-nya Wynter serta rencana-rencana Wynn.

Plot dan twist-nya runut. Cara penulis mendekatkan para karakter utamanya pun terasa natural, nggak tergesa-gesa, sesuai dengan kepribadian karakternya—Wynter memang susah didekati.

Ditulis dari sudut pandang Wynter, aku ngerasa diajak secara langsung untuk memahami seorang anak 'semak liar'. Being a Wynter is not easy, he faced hard life at his sixteen.

Buku ini cukup emosional. Iya, aku baper di banyak part, nggak sampai mewek sih, masih berkaca-kaca😃 I feel the beautiful pain. Dan endingnya memuaskan. Semua masalah solved, semua yang telah direncanakan Wynn pun berjalan lancar.

Penggunaan kata 'enggak' agak bikin aku nggak nyaman. Beberapa percakapan (terutama pas Bang Tagor) aku ngerasa agak kaku. But that's okay! Ini pertama kalinya aku baca buku dari Kak Ary dan aku suka. Terutama dengan perbendaharaan katanya yang luas.

I can't wait to read Pelik. Hoping it will be arrived soon😍

No comments:

Post a Comment