June 17, 2018

[Book Review] Arka Candra - Sathya Nandini

Judul: Arka Candra
Penulis: Sathya Nandini
Halaman: 374 halaman
Genre: Teenlit (15+)
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun: 2018
ISBN: 9786020453477
Rate: ★★★★★


"Rokok bisa jadi pintu untuk mengarahkan orang mencoba sesuatu yang lebih." - h. 362

B l u r b :

Dari pandangan pertama, aku langsung membencinya.

Ah ya, omong-omong mungkin kalian tah ata bahkan tidak tahu sama sekali. Tapi nama 'Arka' sendiri artinya 'matahari'. Sedangkan 'Candra' memiliki makna 'bulan'. Bukan berarti dia tambah aku sama dengan jodoh. Karena matahari dan bulan tidak akan pernah bisa bersatu.

Pertemuanku dengan Si Matahari tidak akan pernah berakhir tenang, kurasa. Sejak awal, aku dan dia sama-sama terjerat benang merah yang tak kunjung terurai. Semakin aku akrab dengannya, malah semakin banyak masalah yang muncul.

S t o r y l i n e :

Mulanya Candra sangat membenci Arka, namun sebuah artikel mengenai hilangnya sekelompok pasien rehabilitasi yang bersamaan dengan hilangnya mahasiswa berinisial RW membuat hubungan mereka mau-tak-mau menjadi dekat. Mahasiswa berinisial RW itu adalah kakak Candra, Rakasa Waruna yang digadang-gadang menjadi saksi sebuah transaksi narkoba kelas piranha. Sementara salah satu pasien rehabilitasi yang hilang itu, dicurigai salah satunya adalah kakak Arka, Wildan Adiguna.

Singkat cerita kemudian anak-anak ini terlibat dalam kelompok rahasia hasil kerja sama Bayu (ayah Candra), Danu (ayah Arka), dan Wadika (ayah Adika).

Wildan mengincar Candra, sementara Candra yang berusaha dilindungi mati-matian oleh teman-temannya malah bersikap sok pahlawan. Nggak nyalahin sih, karena pada dasarnya Candra ini pemberani banget, Arka mah nggak ada apa-apanya. Wonder Woman-nya Lawang aku nyebutnya, haha.

Eits, tapi Wildan ini bukan dalang dibalik semua ini, lho! Ada seseorang, dari masa lalu alias masih berkaitan dengan orangtua anak-anak ini yang sampai sekarang masih bebas berkeliaran. Wildan itu cuma salah satu bonekanya.

Lalu Safira, cewek yang mulanya hanya dikira sebagai cewek 'biasa' yang naksir berat sama Arka ini mulai menunjukkan keterlibatannya dalam kasus yang dialami Candra, dkk. Bukan sebagai kawan, melainkan lawan. Dari sinilah Arka menyadari, kenapa Safira sering berujar bila kedekatan Arka dengan Candra hanya akan membahayakan Candra.

Sementara itu Wildan yang sudah gelap mata oleh dendam kesumat, mendatangi asrama tempat anak-anak terpilih Bayu tinggal. Tujuannya siapa lagi kalau bukan Candra? Candra ini bandel sih, Mas Beha udah berusaha larang untuk nggak ikutan, masih belum pulih juga. Dendam Wildan sebetulnya itu ke Raka, tapi karena Candra ini adiknya Raka, jadilah cewek cablak ini pelampiasan. Tahu kan, Raka ini sayang banget sama adiknya, nggak pengin Candra kenapa-kenapa. Tapi yah ... Candra gitu loh! Sikap sok pahlawannya muncul di mana saja dan kapan saja, nggak peduli dia sedang berhadapan dengan siapa. Oh ya, rupanya ada cerita menarik loh, yang tersemat di antara hubungan Raka, Wildan, dan Ambika (pacar Raka sekaligus sahabat Wildan).

Arka yang bertugas menyusup ke sarang lawan akhirnya mengetahui siapa dalang yang selama ini mengendalikan kakaknya. Dan ternyata, orang itu lebih dari sekadar dalang narkoba, tapi juga orang yang berdiri di balik sebuah kejahatan besar nan keji yang kasusnya telah ditutup oleh polisi. Arka yang nggak bisa gelut terpaksa bertahan semampunya. Bocoran: Candra mencemaskan Arka loh😂

Sahabat si Mak Lampir Candra alias Ratna ini juga turut berperan besar berkat indra penciuman dan pendengarannya yang tajam. Selama terlibat dalam kasus, Ratna paling sering bersama Adika. Ehem ehem....

Terus hubungan Candra sama Arka gimana? Hm, gimana, ya? Mereka itu ... sweet dengan caranya sendiri. Mas Beha juga kayaknya ada sesuatu ke Candra, tapi ah sudahlah, Mas Beha mau fokus sama pendidikan dulu katanya, doi kan mau kuliah. Haha XD

Intinya: dalam keadaan normal maupun tidak, aku ditambah Candra sama dengan bencana. - h. 226

K a r a k t e r :

Candra Agni: Siapa sih yang nggak kenal Candra Agni? Cewek pentolan 10 IPS 2 ini nggak ada 'cewek-ceweknya' sama sekali. Cara dia ngomong dan bersikap cenderung kasar. Cablak banget pokoknya. Meski begitu Candra sebenarnya baik kok, setia kawan, dan bukan siswa yang bodoh. Cewek ini juga penggemar berat anime.

Arka Dhanajaya: Nah, ini dia si Matahari idola cewek-cewek di sekolah, pentolan kelas 10 IPA. Terkenal playboy—ini yang jadi alasan Candra benci pake banget sama Arka. Arka diam-diam suka merhatiin Candra karena di matanya cewek itu sangat berbeda dibandingkan cewek-cewek lainnya, sekaligus penasaran kenapa Candra sangat membencinya.

Ratna Anatari: Sahabat Candra. Hobi nonton drakor. Ratna ini punya kemampuan nguping di atas rata-rata.

Samudra Adika: Kakak kelas sekaligus sahabat Candra sejak kecil.

Amarasafira Nur: Cewek ini naksir berat sama Arka sekaligus jadi cewek lebay yang suka jelek-jelekin Candra. Sukanya ngegosip di toilet.

Braja Bramasena: Mantan ketua OSIS yang musuhan sama Candra. Mendapat julukan 'Mas Beha' dari Candra karena namanya yang serba berawalan 'Bra'. Mulanya Beha eh Braja keki setengah mati, tapi lama-lama dia dekat sama Candra.


↠↠↠↠↠


Wuah, jujur aku nggak nyangka kalau buku ini bakal sebagus ini. Karena genre-nya teenlit, aku nggak mau berekspetasi yang muluk-muluk. Tapi rupanya aku malah suka banget sama buku ini.

Secara garis besar buku ini menceritakan tentang sekelompok anak-anak SMA yang sengaja dilibatkan dalam kelompok rahasia bentukan orangtua mereka untuk menangkap dalang di balik kasus-kasus yang sudah ditutup oleh polisi.

Ceritanya Candra ini benci setengah mampus sama Arka. Candra, si Mak Lampir pentolan 10 IPS 2 yang dikenal sebagai cewek paling badung di sekolah, sangat kontras dengan Arka yang pintar, tampan, dan merupakan penghuni kelas 10 IPA. Yang ngebuat Candra benci itu karena Arka seorang playboy yang suka tebar pesona. Namun mereka mau-tak-mau harus dekat karena sebuah kasus yang sama-sama menyeret kakak mereka.

Nah, sebetulnya alur kasusnya sendiri sudah sangat familier buat aku, karena mirip-mirip dengan yang biasa aku baca di komik Detective Conan atau serial detektif lainnya. Yang ngebuat aku ngasih apresiasi lebih adalah si penulis ini sendiri. Mengingat belakangan ini banyak penulis belia yang usianya masih belasan menulis cerita dewasa, aku seneng banget ternyata masih ada penulis belia yang menulis sesuai dengan usianya. So, bagiku ini perlu banget dapat apresiasi.



Balik ke bukunya. Porsi yang disuguhkan di sini bagiku pas. Jadi walau fokus ceritanya ala detektif-detektifan, keseharian para remaja yang masih duduk di bangku SMA ini tak lantas ditinggalkan. Banyak scene yang bikin tegang dan penasaran, tapi semua itu diimbangi dengan para karakternya yang gokil abis. Di awal-awal aja aku udah dibikin ngakak sama tingkahnya Candra ini. Lalu ada bagian yang membahas soal perbandingan antara kelas IPA dan IPS. Aku suka banget. Karena apa? Yang dijabarkan penulis itu benar adanya. Kenapa sih kok IPA selalu dipandang lebih tinggi daripada IPS? Yah, aku dulu penghuni kelas IPA dan merasakan banget bagaimana seisi sekolah mendewakan kelas itu. Padahal IPA atau IPS bukan soal pintar nggak pintar, tapi soal pilihan dan juga keahlian. So, stop bilang IPA lebih baik daripada IPS. Oke?

Setting lokasi berada di Lawang, Kab. Malang. Nggak usah diragukan kerasa banget Malangnya. Dari suasana hingga bahasa yang digunakan. Aku tahu soalnya pernah tinggal di Malang juga, hehe....

Karakter-karakternya kuat meski rata-rata gokil.

Oh ya, scene video boneka gajah buatan bokapnya Candra itu menurutku nggak perlu. Dihilangkan juga nggak ngaruh kayaknya. Aku masih nemu typo dalam level yang masih termaafkan.

No comments:

Post a Comment