June 06, 2018

[Book Review] Seven Minutes in Heaven - Yuanita Wong

Judul: Seven Minutes in Heaven
Penulis: Yuanita Wong
Halaman: 232 halaman
Genre: Teenlit
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer (BIP)
Tahun: Mei, 2018
ISBN: 9786024555238
Rate: ★★★☆☆


Kini aku bertanya-tanya, seberapa lamakah sebuah hubungan yang terjalin dengan banyak kebohongan juga kata-kata tak tersampaikan akan sanggup bertahan? - h. 47

Storyline
Cerita dibuka dengan Mia Fawn yang hendak memasukkan surat cinta ke loker milik Greyson Hunter. Namun karena tiba-tiba cowok itu muncul di hadapannya, Mia malah memasukkan surat cinta itu ke loker yang terletak di atas loker milik Grey. Belakangan Mia tahu bila loker itu milik Liam Foster.

Kemudian saat Anna, sahabat Mia, berulang tahun, Mia dan Liam terjebak di ruangan yang sama dalam permainan Seven Minutes in Heaven.

Dan setelah kejadian itu, hubungan Mia dan Liam berubah....

Aku ingin tahu apakah suatu saat nanti kami akan menjadi dua orang yang merasa asing terhadap satu sama lain. - h. 121


Aku tidak pernah menduga akan menyukai seseorang sebesar ini. Melebihi siapa pun yang kusukai sebelumnya. Aku merasa tidak akan pernah sanggup kehilangannya.... - h. 123

K a r a k t e r :

  • Mia Fawn: Seorang cewek SMA biasa yang naksir Greyson Hunter, cowok populer di sekolahnya. Sewaktu hendak menyelipkan surat cinta ke loker milik Grey, cowok itu tiba-tiba muncul, membuat Mia akhirnya menyelipkan surat itu ke loker yang terletak di atas loker milik Grey.
  • Greyson Hunter: Cowok populer yang ditaksir hampir seluruh cewek yang ada di sekolah. Pada akhirnya Grey malah berpacaran dengan Anna, sahabat Mia.
  • Liam Foster: Cowok inilah yang menerima surat cinta Mia yang sebenarnya ditujukan untuk Grey. Liam dan Mia dekat setelah sama-sama terjebak dalam permainan Seven Minutes in Heaven.
  • Anna: Sahabat Mia yang masuk dalam jajaran cewek populer. Karena sebuah alasan, Mia menjauhi Anna.


"Kau tidak akan pernah bisa benar-benar bahagia dengan sesuatu yang tidak nyata." - h. 198
[spoiler alert]
Cerita yang disuguhkan ala anak SMA banget. Mia dan Liam pacaran cuma buat manas-manasin dan pelarian, yang ujung-ujungnya berakhir dengan saling cinta. Lalu saat mereka menyadari kalau saling jatuh cinta, Mia dan Liam dihadapkan pada sesuatu yang membuat mereka memilih untuk mempertahankan hubungan atau berpisah. Di samping itu juga diselipkan tentang kehidupan keluarga Mia, di mana Mia pernah dilukai oleh ayahnya—itu membuat Mia sangat ketakutan setiap kali mengingatnya.

Kalau ada yang nanya aku suka sama buku ini atau nggak, aku bakalan jawab suka, tapi juga nggak suka-suka banget. Secara garis besar ceritanya simpel, lebih fokus ke hubungan Mia-Liam yang mulanya mereka pacaran cuma buat 'pelarian' akhirnya jadi suka beneran.

Poin plus dari buku ini sebetulnya bukan terletak pada ceritanya, melainkan pada penulisannya. Yup! Setting-nya di New Jersey dan yang bikin aku suka karena 'rasa' New Jersey-nya begitu kental, bukan cuma 'tempelan'. Ditambah gaya bahasanya yang ala-ala novel terjemahan. Sejenak bikin aku lupa kalau buku ini buku lokal. Chemistry antara Mia dan Liam juga dapet banget—bikin aku kangen masa-masa SMA nih, hehe. Terus ... kovernya, aku suka banget. Cakep!

Cuma yang bikin aku garuk-garuk kepala pas baca itu mulai scene saat Mia, Mase, dan ibu mereka kecelakaan itu, lho! Sejak scene itu kepalaku jadi sering kugaruk XD. Aku jadi ikut-ikutan halu kek Mia.... Lol. Jujur aku baru ngeh maksud ceritanya waktu aku baca part paling akhir di epilog. Seketika membuatku ingin berkata kasar tapi takut dosa, alias aku kesel tapi juga lega. Wkwkwk....

Note:

Seven Minutes in Heaven adalah sebuah permainan yang memiliki peraturan dalam satu ronde, satu pasangan akan dipilih untuk menghabiskan waktu selama tujuh menit, atau berapa pun waktu yang telah disepakati bersama, di dalam ruangan gelap tanpa adanya benda-benda yang bisa menunjukkan waktu atau memberikan cahaya. Pasangan yang terpilih bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan, tanpa adanya paksaan, seperti saling mengenal lebih dekat, mengobrol, berciuman, atau bahkan hanya berdiam diri sampai batas waktu habis. Kandidat yang bersedia melakukan permainan bisa dipilih melalui pengambilan undian nama yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, atau permainan apa saja yang mendukung, misalnya seperti memutar botol.

1 comment:

  1. Kak,gimana sih,kasih tau dong,kok aku gak ngerti sih ending nya?

    ReplyDelete