August 21, 2018

[Book Review] If Only - Innayah Putri

Judul: If Only
Penulis: Innayah Putri
Halaman: 343 halaman
Genre: Teenlit, Romance
Penerbit: Bentang Pustaka
ISBN: 9786024302689
Harga: IDR 79.000 (P. Jawa)
Rate: ★★★★☆




"Dan seperti biasanya, kenangan buruk jauh lebih bertahan." - h. 89
"Menyimpan rasa sakit sendirian itu bikin capek, tapi lebih capek lagi kalau harus pura-pura baik-baik saja." - h. 97

B l u r b :

Arjuna Pranaja. Pemuda bermata gelap itu telah belajar banyak mengenai kehilangan. Keluarga kecilnya berantakan, hal-hal menyakitkan terjadi di depan matanya, orang-orang tercintanya pergi tanpa pernah bisa kembali.

Selang waktu berjalan, ia berusaha untuk bangkit. Ia kira setelah segala hal menyakitkan terjadi, tinggal senyum yang menanti.

Saat itulah, Kiana Niranjana berdiri di sana, membawanya keluar dari labirin masa lalu yang gelap. Gadis itu mengajarkannya cara tertawa, juga bahagia.

Tapi ternyata, semesta memang kerap kali suka bercanda. Badai itu belum reda sepenuhnya. Luka itu belum kering seutuhnya. Keberadaan Kiana justru menyeretnya menuju luka yang lebih dalam.

Hingga pada satu titik kelelahannya, ia mulai bertanya-tanya: Mungkinkah ia memiliki akhir yang bahagia?


S t o r y l i n e :

Cerita dalam buku ini dibuka dengan Kiana yang terlambat saat ospek. Sebagai hukuman, kakak pembinanya menyuruh Kiana untuk meminta tanda tangan cowok bernama Arjuna. Singkat cerita Kiana kesel banget waktu tahu kalau Arjuna itu adalah sang kakak pembina yang memberi hukuman itu sendiri→ya iyalah kesel, udah terlanjur muterin seantero kampus sampai lecek😂

Awalnya sih Juna cuek-cuek aja sama Kiana, tapi lama-lama tingkah polah Kiana yang 'abnormal' membuat Juna tertarik. Terlebih setelah Juna tahu Kiana memiliki sisi lain yang bisa dibilang berseberangan dengan Kiana yang biasanya. Kiana yang tidak pernah memandang dengan kasihan saat mengetahui masa lalu Juna.

Di sisi lain, ada seorang cowok yang patah hati saat melihat kedekatan Kiana dan Juna. cowok itu adalah Dimas💔 Sebagai sahabat Kiana sedari orok, Dimas memiliki perasaan lebih pada Kiana. Namun Kiana yang cuek bebek sama sekali nggak menyadari perasaan Dimas. Berkali-kali Dimas dibuat patah hati, namun Dimas tetap setia dan selalu ada untuk Kiana dengan tulus. Seperti bintang yang kecewa dan pecah menjadi titik-titik. Namun karena cintanya yang terlalu besar kepada bulan, bintang tetap berada di sisi bulan.


Perlahan tapi pasti dia akan dilupakan. Layaknya orang-orang yang jatuh cinta sendirian, mereka hancur sendirian. - h. 131
Katanya, yang spesial akan kalah dengan yang selalu ada. Namun, ternyata, menjadi berarti dan selalu ada saja belum cukup jika dia tidak melakukan sebuah usaha. - h. 132




Pernah dengar dongeng tentang Matahari, Bulan, dan Bintang?

Sejak lahir Bulan telah ditakdirkan untuk berjodoh dengan Bintang, dan Bintang pun mencintai Bulan karena kecantikannya. Namun sebenarnya Bulan jatuh cinta pada Matahari, begitu pun dengan Matahari yang memiliki keinginan untuk menjadikan Bulan sebagai permaisurinya.

Sayangnya, ada peraturan semesta yang mereka lupakan. Takdir telah ditentukan; Bulan adalah jodoh Bintang, sebagai penguasa, Matahari ditakdirkan hidup sendiri. Bulan dan Matahari pun dipisahkan dalam dua rotasi langit yang berbeda. Bintang yang begitu kecewa pecah menjadi titik-titik kecil. Walau begitu, rasa cintanya yang terlampau besar pada Bulan, Bintang tetap setia di sisi Bulan.

Beautiful sad story, right?


Seperti bintang, bulan, dan matahari, kelak ketiganya akan saling menyakiti, menghancurkan satu sama lain karena terlalu mencintai. - h. 142


K a r a k t e r :


  • Kiana → Cewek yang doyan tidur dan makan ini bisa dibilang urakan. Masa bodo sama yang namanya kuliah→sebelas-dua belas lah sama tokoh Candra [Novel Arka Candra] dan Niken [Novel Ratu Nyontek]. Meski urakan tapi nggak terkesan 'receh'.
  • Arjuna → Cowok ganteng, tajir, dan pintar ini adalah kating Kiana. Dari luar auranya cerah, padahal dalamnya kelam :(
  • Dimas → Sahabat Kiana sedari orok. Rasa yang dimiliki Dimas terhadap Kiana bermutasi seiring berjalannya waktu. Yang mulanya rasa sayang sebagai sahabat, berubah menjadi cinta. #eakkk😛
  • Naura → Sahabat Kiana. Mula-mula Naura naksir Juna, tapi akhirnya malah suka sama Dimas.
  • Saka → Cowok teman satu jurusan Dimas, sekaligus selayaknya saudara bagi Juna. Tahu segala hal sesuatu tentang Juna, termasuk sisi kelamnya.

P e n u l i s a n :

Buku ini ditulis menggunakan POV 3 serba tahu. Dari segi penulisan sudah rapi kok, diksi yang digunakan terkesan pas, nggak muluk-muluk tapi ngena. Tambahan quote di setiap awal chapter dan selipan puisinya juga keren. Penulis juga bisa dikatakan berhasil membangun karakter tokoh-tokoh di sini. Beberapa scene memang sempat bikin aku ngerutin kening, cuma karena aku belum riset sendiri, mungkin nanti kapan-kapan akan aku tambahkan.




One sentence: Thank you for make me cry😭

Yep! This book takes all my breath until my lungs totally empty.
Serius, ini nggak lebay atau buat promosi doang. I really feel it. 
Memang di awal-awal terkesan seperti novel teenlit atau YA pada umumnya, ke tengah mulai nyesek, lalu di bab akhir dan epilog, I swear to jellyfish, I cried~hard.

"Gue tahu, gue nggak bisa memaksa lo menetap selamanya. Semua orang pada akhirnya bakal pergi, entah karena takdir atau waktu. But please, not you." - h. 177

Jujur sebetulnya aku sampai bingung mau nulis apa untuk review, karena bergitu banyak yang pengin aku bagikan dan bahas. Kalau diibaratkan, kisah Juna dan Kiana di sini sebelas-dua belas sama kisahnya Om-Ganteng-Goblin dan Eun Tak. Lucu di awal, gokil, tapi nyesek di ending. Sama-sama menderita karena takdir. Yep! Semesta memang kadang-kadang kejam, melambungkan harapan kita setinggi langit yang ujung-ujungnya membanting harapan kita ke tanah dan membiarkannya tercerai-berai. Bedanya, kalau Ahjussi sama Eun Tak bisa ketemu kembali meski harus menunggu 30 tahun, Juna dan Kiana tidak. Takdir sama sekali nggak berbelas kasihan pada mereka.

Atau mungkin, mereka bisa bahagia hanya jika Tuhan bisa lebih baik, membiarkan waktu berjalan tanpa ada rahasia terbuka. - h. 239

This is beautiful sad story. Mungkin bagi kalian yang doyan cerita dengan alur sederhana dan konflik ringan, ngerasa 'agak' berat ketika baca buku ini. Tapi bagi aku yang doyan bacaan berat dan 'njlimet' cukup puas dengan buku ini. Konflik batin dan garis takdir yang tak bisa dilawannya complicated banget. Nggak cuma itu, buku ini juga mengusung topik mengenai keluarga dan persahabatan. Well, buku ini recomended banget untuk dibaca :) Aku ngerasa beruntung diberi kesempatan untuk membaca dan mereview buku ini. Sama sekali nggak nyesel bisa kenalan sama Juna, dkk.

"Forget the truth just for a while." - h. 246

1 comment:

  1. Duhhh setuju bangeettt ka, bener bener ya ini tu novel terrrrr--- yang pernah gue baca sampai baca 2x pun tetep mewek 😭😭😭

    ReplyDelete