September 13, 2018

[Book Review] Beautiful Pain - Nathalia Theodora

Judul: Beautiful Pain
Penulis: Nathalia Theodora
Halaman: 152 halaman
Genre: Romance (17+)
Penerbit: GPU
Tahun: Agustus, 2018
ISBN: 9786020398259
Harga: IDR 52.000
Rate: ★★★☆☆




"Berhentilah bersikap serakah, Kei. Kamu harus memilih, aku atau Landon. Satu petunjuk untuk kamu, aku nggak suka menjadi pihak yang terbuang." [Damon] - h. 38


B l u r b :

Silakan saja menyebut Keira perempuan serakah karena mencintai Landon dan Damon, sama besarnya. Dia tidak peduli meski Landon sakit dan Damon suka memukulinya. Masa lalu yang dimilikinya membuat Keira bertekad untuk mempertahankan mereka berdua.

Berulang kali Damon meminta Keira untuk memilih dan jelas sekali lelaki itu tidak suka menjadi pihak yang kalah. Dia akan melakukan segala cara untuk membuat Keira meninggalkan Landon. Akhirnya Keira tidak mampu menolak dan hanya bisa bernegosiasi agar Damon memberinya waktu satu bulan untuk mengucapkan selamat tinggal pada Landon.

Padahal, kondisi Landon tidak kunjung membaik. Dengan detik-detik yang semakin mendekati batas waktu pemberian Damon, Keira hanya berharap semua yang dia lakukan akan berhasil.

Semoga.

↠↠↠↠↠↠↠


Yang terlintas di pikiranku saat dengar nama Damon? Pastilah TVD😁
Dan yang terlintas saat dengar nama Landon? Langsung deh ingat A Walk to Remember😍
Tapi tenang, ini nggak ada hubungannya sama semua itu kok.

So, Keira di sini adalah cewek yang mencintai Damon dan Landon dalam waktu yang bersamaan, cinta Keira pada mereka berdua juga sama besarnya. Jangan berpikiran negatif dulu. Keira punya alasan kenapa tetap bertahan di antara Damon yang suka memukulinya dan Landon yang sakit-sakitan.

Tbh waktu baca awal sampai tengah, aku mikir ini Keira 'sakit' apaan sih benernya? Bego amat! Rela banget dipukulin Damon, padahal di sisi lain Keira punya Landon yang sayang sama dia. Tapi setelah mendapat pencerahan, aku akhirnya bisa nerima sesuatu yang mulanya kuanggap bego.

Ini kali kedua aku baca tulisan Nathalia Theodora. Hampir seperti tulisannya yang kubaca sebelumnya [Love, Again]. Sumpah, ide ceritanya—bagiku—menarik. Sayang eksekusinya nggak maksimal, karena harusnya dengan ide cerita yang seperti ini konfliknya lebih bisa digali lagi. Beberapa premisnya juga bikin aku garuk-garuk kepala. Bukan out of logic yang ngaco banget, tapi gimana ya ... hm, kurang kuat aja alasan/dasar pemikirannya, padahal feel dalam buku ini bisa dibilang dapet.

Contoh yang bikin kepalaku 'doeng doeng':

"Thanks to him, aku jadi bisa melukis. Tentu, beliau nggak secara langsung mengajariku, tapi aku mengamatinya, dan dari sanalah kemampuanku berkembang. Beliau sungguh luar biasa, dan aku mengaguminya." [- h. 36]
↠↠↠ Setahuku melukis itu adalah bakat, meski bisa juga dipelajari. Hanya saja kalau nggak diajari secara khusus dan cuma ngeliat aja, rasa-rasanya bakal susah untuk bisa membuat lukisan yang bagus. In other case, kalau aja Damon memang berbakat melukis, nggak perlu melihat Om Handoko pun dia pasti sudah terpanggil untuk melukis. So?

"...Dia suka mengambil alih pekerjaan kami, bukan karena nggak yakin kami ini mampu, tapi karena dia nggak ingin kami bekerja terlalu keras." [- h. 78]
↠↠↠ Wadoh! Berarti enak dong punya bos macem Landon gini. Karyawannya ungkang-ungkang, bosnya yang kerja, mana masih dapat gaji pula. Mau dong kerja di restorannya Landon 😝 Menurutku poin ini nggak realistis deh!

↠↠↠ Beberapa poin lainnya yang agak-agak nganu adalah sikap para Ibu yang cenderung lempeng-lempeng aja. Duh, gimana ya, susah jelasinnya, tapi kalau kalian baca sendiri pasti ngerti maksudku kok.

"Mudah saja bagi kamu untuk menyebutkan apa-apa saja yang seharusnya kamu lakukan saat itu. Tapi kamu melupakan satu hal yang pastinya kamu rasakan saat itu, takut." [Landon] - h. 81

But okay! Aku masih berencana baca tulisannya Nath yang lain kok. Karena aku suka sama gaya nulisnya. Enak dibaca meski cenderung simpel dan nggak terlalu banyak quote. Selain itu aku juga tertarik dengan ide cerita dari buku-buku Nath yang lainnya. Oh ya, aku juga suka kovernya yang cukup menggambarkan isi bukunya😍

No comments:

Post a Comment