January 09, 2020

[Book Review] Confessions - Minato Kanae

Judul: Confessions
Penulis: Minato Kanae
Genre: Misteri, Thriller, Novel Terjemahan
Rilis: Agustus, 2019 (Terbitan pertama 5 Agustus, 2008)
Tebal: 304 halaman
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Penerbit Haru
ISBN: 9786025385889
Harga: IDR. 87.000 (P. Jawa)
Rate: ★★★★★


B l u r b :

Moriguchi Yuko adalah seorang guru SMP. Saat anaknya berusia 4 tahun ditemukan meninggal, semua orang mengira itu cuma kecelakaan nahas.

Akan tetapi Moriuguchi yakin anaknya dibunuh oleh dua dari anak didiknya. Karena itu, dia tidak akan membiarkan kedua anak itu bebas.

Dia ingin membalas dendam, dan balas dendam yang dia lakukan itu hanyalah awal dari sebuah mimpi buruk....

*

Beberapa bulan lalu buku ini sempat hype dan dinanti-nantikan peluncurannya. Bahkan di beberapa tempat, termasuk di kotaku, mengadakan nonton bareng untuk movie-nya. Aku sempat tertarik sih, maklum lah, kan heboh banget waktu itu, tapi sewaktu baca sinopsisnya, aku urung untuk ikut PO-nya. Pikirku, Halah, paling cerita balas dendam ya gitu-gitu aja. Dimutilasi, atau apalah. Bayanganku semacam serial SAW itu. Jadi aku skip. Baru pas akhir tahun lalu, pas jalan-jalan ke Togamas, aku ngelihat buku ini dan tiba-tiba aja udah aku beli. Hehe.

Dan ... waktu aku mulai masuk ke dalam ceritanya, aku ngerasa nggak rela pisah sama buku ini. Pokoknya pengin baca, baca, dan baca. Terus waktu udah selesai, aku langsung mengambil kesimpulan bahwa buku ini 'SAKIT'. Seriusan, buku ini 'SAKIT'!!! Niat balas dendam sang guru jadi merembet ke mana-mana, berkaitan dengan latar belakang yang cukup rumit.

Dikisahkan di sini ada seorang guru perempuan bernama Moriguchi Yuko, yang juga seorang single parent dari seorang anak perempuan bernama Manami yang berusia empat tahun. Karena keadaan, Moriguchi terpaksa membawa anaknya ke sekolah. Biasanya tidak terjadi apa-apa, Manami hanya akan menunggu ibunya di ruang UKS. Namun pada hari itu, gadis kecil itu ditemukan mengambang di kolam renang sekolah. Semua menduga jika Manami tewas karena tenggelam, tapi Moriguchi tidak berpikir demikian. Moriguchi yakin anak sematawayangnya dibunuh oleh dua orang anak didiknya.

Secara keseluruhan buku ini hanya berisi enam bab, yang masing-masing babnya menceritakan latar belakang, kronologis, tujuan, serta rencana balas dendam atas kasus terbunuhnya Manami. Siapa yang menyangka, dua pembunuhnya sama sekali tidak memiliki alasan yang logis. Serius deh, ini terlalu wow banget untuk diterima akal sehat kita. Setiap babnya mengambil sudut pandang yang berbeda-beda, mulai dari Moriguchi, dua orang tersangka, ketua kelas, serta seorang lagi yang merupakan 'wakil' dari si pencerita sebenarnya. Setiap babnya sebenarnya sama kok, kita juga pasti akan tahu apa yang terjadi. Bedanya, latar belakang serta tujuan mereka berbeda. Contohnya dua tersangka ini, Shuya dan Naoki, mereka memiliki latar belakang dan tujuan yang berbeda, namun ada suatu kebetulan yang mengaitkan, sehingga terjadilah sebuah pembunuhan.

Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku nyebut buku ini 'SAKIT'. Well, karena orang waras tidak akan mungkin melakukan hal ini. Demi kraby patty, mereka itu masih kelas satu SMP. Otak anak-anak genius memang beda, ya? Sesuatu yang seharusnya menjadi sebuah prestasi yang bisa dibanggakan, berubah menjadi sesuatu yang mengerikan ketika mereka salah dalam memilih sudut pandang. Pikiran-pikiran mereka condong ke arah yang negatif. Gelap. Sampai-sampai mereka tidak bisa melihat sesuatu dari sisi lain. Kalau saja mereka memiliki sudut pandang lain, kemungkinan besar pembunuhan ini tidak akan terjadi. Ibaratnya orang kalau punya niat, tapi nggak diteruskan kan nggak bakal terwujud.

Selesai membaca bab pertama, buku ini menyuguhkan sebuah twist, di mana kita akan berasumsi bab-bab selanjutnya akan berisi mengenai pembalasan dendam Moriguchi kepada kedua muridnya. Sayangnya tidak seperti itu. Seperti yang aku bilang tadi, setiap babnya cederung repetitif, hanya berbeda sudut pandang, latar belakang, dan tujuan. Tapi saat membaca, kita akan bertemu dengan benang merah yang menghubungkan karakter satu dengan yang lain. Untuk ending-nya sendiri aku ngerasa puas. Cakep deh pokoknya. Semua berakhir dengan indah dan 'bijaksana'.

Buku ini nggak berat kok. Beneran. Terjemahannya juga enak dibaca, bikin nggak sabar buat membalik tiap lembarnya. So, I'm very recommending this book.

Q u o t e s :

Di dunia ini ada banyak hal yang bisa diselesaikan dengan perubahan pola pikir. - h. 11
Menyayangi dan memanjakan itu adalah dua hal yang berbeda. - h. 29
Rasanya terlalu muluk-muluk untuk berpikir bahwa masyarakat bisa mengembangkan moralitas mereka sendiri tanpa aturan. - h. 34 
Saya ingin mereka tahu berat dan pentingnya sebuah nyawa. Dengan mengetahui hal tersebut, saya ingin keduanya memahami beratnya dosa yang telah mereka perbuat, kemudian hidup sambil memikulnya. [Moriguchi Yuko] - h. 67 
"Orang berhati lemah akan melukai orang yang lebih lemah dari dirinya." - h. 211 
"Aku ingin kalian percaya bahwa di dunia yang luas ini, pasti ada tempat yang akan menerima kalian." - h. 212 
Aku takut mati, tapi aku juga tidak merasa sedang hidup. - h. 220
Pandangan dan idealisme itu ditentukan oleh lingkungan tempat seseorang lahir dan dibesarkan. - h. 236
Orang sehebat apa pun pasti punya masa stagnan. - h. 221
Saat itulah saya sadar, tidak ada balas dendam yang bisa membasuh semuanya sampai bersih. [Moriguchi Yuko] - h. 292
"Tapi kebencian tidak bisa dibalas dengan kebencian. Hatimu tidak akan puas dengan itu." [Sakuranomiya] - h. 293

No comments:

Post a Comment