July 03, 2018

[Book Review] Unspoken Words - Alicia Lidwina

Judul: Unspoken Words
Penulis: Alicia Lidwina
Halaman: 312 halaman
Penerbit: GPU
Tahun: 2018
ISBN: 9786020379173
Rate: ★★★★☆



"Dan meski hidup nggak akan berjalan sesuai dengan kemauanmu, ingatlah bahwa kamu sudah berhasil hidup sejauh ini dengan kekuatanmu sendiri. Jangan lupakan semua yang sudah kamu lalui untuk mencapai titik ini." - h. 287

Jujur waktu baca buku ini aku udah punya persiapan segepok tisu, karena menurut yang udah pernah baca, buku ini menyentuh banget. Meski tergolong cengengesan, aku ini kadang-kadang juga bisa baper juga lho! Hehe.... Awal-awal aku baca buku ini, aku nggak ngerasa tersentuh. Semakin ke belakang, aku semakin tersentuh. Dan mendekati ending, aku nggak kuat. Yep! I spilled my tears :( Hiks.

Buku ini menceritakan tentang Kemuning dan Bundanya yang telah meninggal. Banyak kata dan penyesalan di antara mereka yang belum sempat tersampaikan. Untungnya, setelah beberapa tahun berlalu mereka kembali dipertemukan dalam mimpi. Pertemuan-pertemuan itu memberi mereka kesempatan untuk mengungkapkan banyak kata maaf dan penyesalan. Sekalipun dalam mimpi, semua itu terasa begitu nyata.

Seperti yang aku bilang tadi, awal-awal aku baca aku nggak merasa tersentuh. Mungkin karena aku udah punya ekspetasi, jadi aku bisa siap-siap. Tapi waktu part 'Yang Sudah Pergi' aku nyerah. Part ini begitu menyentuh bagiku. And maybe because it was related to mine, when my gram gone.... Feels similar.

Tokoh favorit?
Samudra.
Yep! Samudra ini memang bukan laki-laki perfect, tapi dia itu suami yang baik.

Buku ini menurutku bagus. Dengan cerita yang sederhana, semua makna dan pelajaran hidup sudah tersampaikan dengan baik. Setelah membaca buku ini, untuk aku secara pribadi bisa lebih mengoreksi sikap kita terhadap orangtua, terutama ibu. Buku ini sempat bikin aku merenung selama beberapa saat, mengingat-ingat apakah aku sudah bisa membahagiakan orangtuaku?

Soal penulisan, dll aku nggak bakal bahas karena menurutku nggak ada yang perlu dikoreksi. Alur cerita yang nggak 'bolong' dan para tokohnya yang realistis. Meski di sini aku mengabaikan plot inti, yaitu bertemu dengan orang yang sudah meninggal dalam mimpi itu rasanya nggak mungkin, apalagi sampe bercakap-cakap dan mengungkapkan segalanya. Wah, bakal beruntung banget kalau aku bisa seperti Kemuning. I miss my gram, hiks :(
Aku juga suka dengan kovernya yang sedikit-banyak menggambarkan isi bukunya. Perpaduan warna pink pastel dan abu-abu cukup menegaskan aura buku ini. Duka, penyesalan, dan kasih sayang.

1 comment:

  1. Kak, saya mau minta izin pake cover-nya ini ya kak🙏🏻

    ReplyDelete