August 09, 2019

[Book Review] Cinta Akhir Pekan - Dadan Erlangga

Judul: Cinta Akhir Pekan
Penulis: Dadan Erlangga
Genre: Amore (17+)
Tebal: 344 halaman
Rilis: 23 November, 2015
Bahasa: Indonesia
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020322988
Harga: IDR -
Rate:★★★★☆


B l u r b :

Arlin yakin ia telah diperkosa!

Setelah menginvestigasi dan menginterogasi keempat teman prianya yang menginap dan berpesta di suatu akhir pekan, semua punya alibi yang meyakinkan bahwa mereka bukan pelakunya. Lalu, siapa?

Dunia dan masa depan Arlin runtuh dalam semalam. Ia bahkan sempat memutuskan akan mengakhiri hidupnya karena tak sanggup menanggung aib dan malu.

Ketika akhirnya salah seorang mengaku sebagai pelakunya dan bersedia bertanggung jawab, Arlin tak serta-merta percaya. Arlin mengenal pria itu sejak di bangku SMP, dan dia terlalu baik untuk melakukan hal sebejat itu.

Ironisnya, Arlin harus menerima pernikahannya agar benih yang ia kandung tidak dicap sebagai anak haram. Arlin bertekad melampiaskan kemarahannya dan menjadikan pernikahan mereka sebagai neraka bagi pria itu. Hingga sebuah rahasia tersibak, membuat Arlin percaya bahwa cinta yang tulus benar-benar ada…

*

Suka! Aku suka sama novel ini!
Buatku novel ini unexpected. Soalnya kebanyakan novel Amore yang kubaca ceritanya cenderung manis-manis empuk, berbeda dengan Cinta Akhir Pekan yang menyuguhkan novel roman dengan twist oke serta penulisan yang nggak menye-menye.

Jadi ini adalah novel kedua dari Dadan yang aku baca, sebelumnya aku malah udah baca Sweetly Broken yang merupakan novel keduanya. Dan aku juga suka!

Oke, mari kita ulas secara singkat, padat, jelas, dan aku usahakan nggak spoiler mengenai novel ini.

Garis besar ceritanya sudah terangkum dengan jelas di blurb-nya. Arlin diperkosa. Pelakunya adalah satu di antara keempat laki-laki yang menghabiskan malam bersamanya di vila. Eits, Arlin bukannya satu-satunya perempuan loh, tapi ada Dita, sahabatnya. Akibatnya Arlin hamil, yang mau tak mau dia harus mencari siapa pemerkosanya. Eng-ing-eng!!! Chandra pun akhirnya mengaku dan mereka pun menikah. Selain pada dasarnya Arlin nggak suka sama Chandra (iya, Arlin suka sama Bisma, pacarnya Dita), ditambah dengan kenyataan kalo laki-laki itu yang memerkosanya, membuat kebencian Arlin menggunung. Tapi meski dibenci oleh Arlin, Chandra malah sayang banget sama Arlin.

Kehidupan pernikahan mereka ya begitu deh, apalagi mamanya Chandra nggak suka sama Arlin. Tipe-tipe mama mertua yang sewot gegara anak laki-lakinya menikahi perempuan yang nggak pas di hatinya. Untungnya Arlin lebih memilih cuek dan tidak pernah menjawab sekalipun mama mertuanya itu nyerocos nggak abis-abis, tapi dalem hati ngomel boleh lah.

Perlakuan sayang Chandra pada Arlin lama-kelamaan membuat perempuan itu luluh juga. Perempuan mana sih yang nggak luluh sama perlakuan Chandra? Aku aja yang cuma pembaca sempat termehek-mehek kok. Wkwkwk. Nah, tapi di sisi lain Arlin juga belum bisa memaafkan kelakuan Chandra padanya. Sampai suatu ketika Arlin menemukan sesuatu yang membuatnya percaya jika bukan Chandra pelakunya.

Ditulis dengan POV orang pertama, yaitu Arlin, novel ini menawarkan sebuah pemikiran dari seorang perempuan korban pemerkosaan. Di satu sisi aku emang pengin cubit ginjalnya Arlin karena nggak bisa menerima kebaikan Chandra, tapi di sisi lain aku juga nggak bisa menyalahkan kebenciannya pada Chandra. Belum lagi ngadepin mama mertuanya ituloh. 

Dua kali baca buku Dadan Erlangga, semuanya pake POV 1 dan dari sisi cewek. Wah, salut loh, penulis cowok bisa mendalami karakter cewek seperti ini. Keren pokoknya!

Alur ceritanya maju, tapi kadang-kadang flashback sewaktu si tokoh tengah mengingat-ingat sesuatu. Sayangnya perpindahan di sini kurang begitu kentara, sempat bikin aku bingung ini flashback ato bukan sih?
Lalu dari segi twist-nya sendiri oke punya untuk novel bergenre Amore. Tbh, aku sempat terkecoh dan menyangka memang beneran Chandra pelakunya. Padahal di awam tebakanku bukan Chandra, cuma karena ngikutin arus cerita, aku jadi terseret dan iya-iya aja pas dibilang si Chandra yang memerkosa.

Kalimat yang dipake sederhana, tapi feel-nya kena. Nggak menye-menye ato yang bertaburan quotes. Jadi latar belakang, isi cerita, konflik, twist, serta penyelesaiannya pun tersampaikan dengan sangat baik.

Oh ya, kita bahas soal ending. Apakah aku puas dengan endingnya?
YA! AKU PUAS!
Sesuai yang aku pengin. Apa adanya. Nggak dipaksakan. Pokoknya natural sekaleeee....

Am I recommending this book?
Yes, I am. Especially for you, who love romance story with reality. Not sweet as candy, but beautiful as it is.

Q u o t e s :

Selalu ada yang pertama untuk segala hal yang baik dan buruk. Untuk yang satu ini, aku menyesalinya seumur hidup. [Arlin] - h. 12
"Mati dalam perlarian rasa bersalah yang tak termaafkan itu jauh lebih menyedihkan daripada hidup dalam kesia-siaan." [Chandra] - h. 158
"Kamu boleh membenciku selama yang kamu mau, Ar. Tapi ketika kebencian itu malah semakin menyiksa dirimu, aku mohon berhentilah, demi dirimu sendiri." [Chandra] - h. 162
Jika suatu hari seseorang bertanya kepadaku, "Bagaimana cara membuat orang lain tersenyum." Maka akan kujawab, "Tersenyumlah terlebih dahulu kepadanya." [Arlin] - h. 259

No comments:

Post a Comment