October 03, 2018

[Book Review] Let Go - Windhy Puspitadewi

Judul: Let Go (Versi Gramedia)
Penulis: Windhy Puspitadewi
Halaman: 364 halaman
Genre: Novel Remaja (15+)
Tahun: Mei, 2018
Penerbit: GPU
ISBN: 9786020382388, 9786020381295 (Digital)
Harga: IDR 65.000
Rate: ★★★★☆



Nullus est liber tam malus ut non aliqua parte prosit....
[There is no book is not benefical in some respect]

B l u r b :

Sebuah hukuman memaksa Caraka untuk bekerja sama dengan tiga teman sekelasnya mengurus Veritas—mading sekolah berbasis blog. Hal itu bukan perkara gampang karena mereka memiliki sifat yang sangat berbeda.

Ada Nathan, cowok yang jago di semua mata pelajaran tapi selalu bersikap sinis. Ada Nadya, ketua kelas yang merasa bisa melakukan apa pun sendirian dan sangat mandiri. Juga ada Sarah, cewek pemalu yang tidak bisa menolak apa pun sampai-sampai suka dimanfaatkan teman-temannya. 

Yang belum pernah Caraka sadari, pertemanannya dengan tiga orang itu akan mengubah hidupnya, serta mengajarinya banyak hal: cinta, persahabatan, keajaiban, juga melepaskan…

Manusia itu memang aneh, jika ada yang berbuat jahat mereka marah, tapi jika ada yang berbuat baik mereka curiga. [Raka] - h. 52

S t o r y l i n e :

Cerita dibuka oleh Raka yang menolong Nathan yang diadang oleh beberapa anak basket, alih-alih mengucapkan terima kasih dengan tulus, Nathan malah berkata, "Sampai kapan pun, kita cuma teman sekelas. Nggak kurang, nggak lebih." Hhh, maksudnya apa coba?!!

Akibat insiden itu Bu Ratna selaku wali kelas Raka menugaskannya untuk mengurus mading sekolah--Veritas--yang kini sudah berubah menjadi bentuk blog. Jelas Raka kesal, karena dalam Veritas ada Nathan, cowok paling pintar, sinis, dan bermulut tajam. Lalu ada Nadya yang terkenal galak, mandiri dan terkesan nggak membutuhkan bantuan. Terakhir ada Sarah yang lembek, cengeng, dan pemalu.

Bermula dari situ, akhirnya Raka mengenal lebih dekat Nathan, Nadya, dan Sarah. Nathan yang disangkanya acuh tak acuh dan selalu sinis rupanya memiliki alasan kenapa dia bersikap seperti itu, pun dengan Nadya yang melakukan semua sampai kualahan hanya karena ingin diakui. Berkat Raka, Sarah akhirnya memiliki keberanian untuk berkata 'tidak'.

Raka dan Nadya yang rupanya memiliki hobi sama--menonton film-film lawas serta menggemari musik klasik--menjadi dekat. Raka sadar kalau dia telah jatuh cinta dan tak butuh waktu lama untuknya mengungkapkannya pada Nadya, walau pada detik itu juga Nadya tidak mengatakan apa-apa untuk membalas pernyataan Raka. Sementara di sisi lain Raka tidak tega untuk menolak perasaan Sarah. Akhirnya, berkat bantuan Nathan, semua persoalan 'hati' Raka selesai.

Tak hanya itu, Raka rupanya juga membawa keajaiban untuk Nathan, walau keajaiban itu tidak bertahan selamanya. Hiks :(

"Orang yang nggak bisa menghargai dirinya sendiri, nggak akan pernah bisa menghargai orang lain." [Nathan] - h. 112

K a r a k t e r :

Caraka a.k.a Raka ↠ Tipe cowok yang cenderung berbicara melalui otot daripada otak. Baik sifat maupun cara ngomongnya gokil banget. Suka musik dan film klasik, juga pandai dalam pelajaran sejarah. Hobi main futsal dan bercita-cita menjadi sutradara.

Nathan ↠ Cowok paling pandai di kelas. Auranya dingin dan sinis. Tak ada yang tahu bila Nathan bersikap seperti itu demi menghindari sesuatu.

Nadya ↠ Tergolong cewek paling cantik di sekolahnya. Terpandai kedua setelah Nathan di kelas. Nadya ini terkenal galak dan serba bisa. Selain sebagai ketua kelas, dia juga aktif dalam kegiatan OSIS, ketua klub judo, dll. Cewek ini juga jago bela diri. Meski serba bisa, Nadya ini tidak mengetahui apa impiannya.

Sarah ↠ Cewek pemalu yang nggak bisa berkata 'nggak' walau dia tahu banyak yang memanfaatkannya. Diam-diam menyukai Raka karena cowok itu menolongnya berulang kali.

 "Mungkin aku nggak tahu apa-apa. Aku nggak tahu apa yang aku lakukan ini benar atau salah. Aku bahkan nggak tahu akan jadi apa nanti. Tapi... karena nggak tahu apa-apa itulah, esok hari jadi sesuatu yang layak ditunggu-tunggu, kan? Setelah itu, kita cukup lihat apa yang bakal terjadi." [Raka] - h. 128-129


P e n u l i s a n :

Typo masih ada. Juga ada beberapa nama yang ketukar-tukar. Yang harusnya Nadya jadi Sarah, yang harusnya Nathan jadi Raka.

Penulis juga bisa dikatakan berhasil membangun karakter, terutama Raka, Nathan, Nadya, dan Sarah. Setting tempat nggak terlalu menonjol karena hanya berlokasi di sekolah, rental DVD, rumah Nathan, dan rumah Raka.

Dialognya bisa dibilang fun. Bercanda mulu, apa-apa dibuat bercandaan, kalau orang Jawa bilang sih 'ngentahi'.


↠↠↠↠↠



"Impian itu kayak sayap. Dia membawamu ke berbagai tempat." [Nadya] - h. 137

Well, buku ini sampai ke tanganku dengan 'jalannya' sendiri. Yah, aku memang nggak berencana untuk beli buku ini sih. Jadi ceritanya aku order sebuah buku di salah satu web yang doyan ngasih diskon gede dan aku milih pembayaran COD. Waktu bukunya sampai, aku nggak langsung cek dan paketannya memang baru kubuka beberapa hari kemudian. Pas buka, aku kaget dong, karena yang datang bukan buku orderanku. Mau komplain kok malas ya, habisnya CS-nya lelet. Jadilah buku ini cuma nangkring di tumpukan tanpa tersentuh selama kuleb satu bulan. Baru akhir September lalu aku buka segelnya, pikirku sih buat nambah-nambah angka wrapup, wkwkwk.... Dan ternyata, setelah aku kelar baca, aku sama sekali nggak nyesel bukuku ketukar 😆

Nggak banyak buku yang bisa bikin aku terharu, apalagi teenlit, but this story is so beautiful. Memang dalam buku ini lebih menekankan peran Raka dalam kehidupan teman-temannya, terutama untuk Nathan, Nadya, dan Sarah. Sifat Raka yang doyan ikut campur, ngeyel, sekaligus apa adanya membawa perubahan pada hidup mereka. Nathan yang menemukan keajaiban, Nadya yang menemukan impiannya, dan Sarah yang menemukan keberaniannya.

"Kamu nggak akan bisa menyenangkan hati semua orang, Sar. Itu sebabnya kamu harus belajar bilang NGGAK." [Raka → Sarah] - h. 148

Selain konflik persahabatan, buku ini juga menyisipkan konflik keluarga. Seperti Raka yang belum bisa memaafkan almarhum ayahnya, juga Nathan yang kehilangan semangat sejak kematian ibunya.

Yah, intinya jangan buru-buru nge-judge orang hanya dari penampilannya, dekatlah dengan orang itu terlebih dulu maka kita baru benar-benar 'mengenalnya'. Contohnya si Raka, walau luarnya kelihatan nggak banget, ternyata pengetahuannya cukup luas, terutama yang berhubungan dengan sejarah, musik atau film klasik.

"Mencoba melindungi hati kamu dengan cara membenci seseorang yang kamu sayangi? Kamu udah menyiksa dirimu sendiri." [Nathan] - h. 224

Mungkin di akhir cerita kalian bakal nemuin kalau buku ini bagus dengan caranya sendiri. Banyak pesan dan pelajaran yang bisa diambil dari semua yang dilalui Raka, termasuk hal-hal sepele. Cerita yang gokil di awal, belum tentu nggak nyesek di akhir lho!


↠↠↠↠↠↠↠


Sepenggal surat Nathan untuk Raka....

P. S. : Jangan membenciku. Waktu terus berjalan.
..............................................................................
Nggak perlu terikat masa lalu. Sungguh, nggak apa-apa buatku kalau nanti kamu lupa sama aku. Biar aku saja yang mengingatmu, ini udah lebih dari cukup buatku.

No comments:

Post a Comment